9

17 1 0
                                    

Udah vote kan?

Selamat membaca 🖤❤️

***


Seseorang pernah berkata, jangan pernah mencoba bermain dengan hati, salah langkah dirimu akan dipermainkan oleh hati itu sendiri.

Dua hari sudah berlalu, hari ini Keifer kembali ke sekolah walau dengan jiwa belajar tidak ada. Pria itu menoleh ke sekelilingnya ketika baru saja memarkirkan motornya di parkiran, ia merasa tengah diperhatikan. Dan benar saja, sepasang suami--istri, Jacob Conrad dan Ivana Wendall menatapnya dari dalam mobil. Keifer menyeringai dari balik helm sebelum melepas benda bulat itu dan beranjak ke kelasnya dengan acuh.

“Apa sebenarnya yang dia inginkan?” Ivana Wendall bertanya pada suaminya.

Jacob menatap lurus ke arah punggung Keifer yang mulai mengecil. Ada sorot tak terbaca di sana, yang pastinya bukan untuk hal yang baik.

“Kurasa dia membenci pekerjaan kita sehingga dia mencoba mendekati Carra.” Sahut Jacob memberi jawaban.

“Aku tidak akan membiarkan dia mendekati Carra lebih jauh.”

Jacob mengangguk, dia juga tidak ingin putrinya berurusan dengan si pembuat onar itu.

“Apa ada laporan dari Morgen tentang Carra dua hari kemarin?” Ivana kembali bertanya pasalnya Morgen melaporkan bahwa Carra hanya menetap di rumah dan keluar ke toko buku, selebihnya gadis itu mematuhi aturan yang ditetapkan orang tuanya.

“Kurasa Morgen sudah melaporkan kegiatan Carra.”

Ivana Wendall mengangguk. Ia tampak tidak menaruh curiga sedikitpun, tidak sama sekali karena merasa sikap Morgen masih sama tidak ada yang perlu dicurigai.

Tanpa mereka sadari ternyata Morgen telah berbohong guna menepati janjinya untuk keamanan Carra seperti yang diucapkan ketika menjemput Carra di pantai. Dan semoga saja Ivana ataupun Jacob tidak mengetahui persoalan postingan itu.

***

Hari ini jadwal Carra adalah melakukan homeschooling seperti biasa hingga siang, lalu sorenya ia memiliki jadwal untuk les bahasa Rusia, dan kabar barunya adalah les bahasa Rusia sore nanti diundur hingga malam.

Carra mengangguk-angguk ketika pengajarnya, Mrs. Hanna, menjelaskan materi untuknya hari ini. “Saya rasa kau sudah paham penjelasan dari saya, untuk lebih lanjut kau bisa mengerjakan latihan di buku ini, setengah jam lagi akan saya periksa.” Ucap Mrs. Hanna lalu berjalan ke pintu keluar untuk menerima panggilan telepon.

Carra sekali lagi mengangguk dan mulai melakukan perintah Mrs. Hanna. Ia bukan tipe orang yang sulit untuk memahami materi yang diajarkan oleh guru. Carra yang memiliki kapasitas otak di atas rata-rata berkeuntungan besar dalam hal menerima berbagai penjelasan dari gurunya.

“Sarapanmu, Nona.” Morgen datang. Pria itu membawa nampan dengan porsi makanan yang dapat dikatakan menggiurkan. Sejak menjadi pengawalnya, Morgen memang selalu menyiapkan sarapan untuk Carra ketika gadis itu baru bangun tidur, cuma hari ini Carra memintanya untuk menunda sarapan hingga jam sepuluh pagi. Bukan hanya sarapan, pria itu begitu memperhatikan jadwal makan Carra, seakan takut gadis yang dikawalnya itu jatuh sakit karena telat makan.

“Letakkan saja di situ.” Ujar Carra yang hanya melirik sebentar lalu kembali berkutat dengan alat tulisnya.

“Lebih baik sarapan dahulu, Nona. Anda belum memakan apapun pagi ini.”

Carra mendengus kesal. Ia meletakkan alat tulisnya lalu menyeret nampan ke hadapannya. Tanpa bersuara lagi ia mulai memakan apa yang disiapkan oleh Morgen untuknya. Carra akui, semua yang Morgen masak selalu enak, kadang ia bertanya-tanya apakah Morgen pernah ikut kelas memasak sebelum menjadi seorang pengawal bayaran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

COLLYWOBBLESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang