12. The Way to The Palace #2

2.6K 268 40
                                    

Keesokan harinya...

Wonwoo mendengar pintu kamarnya diketuk disusul suara ibunya. "Terra, boleh Ibu masuk?"

"Ya." Jawab Wonwoo singkat.

Ibu Wonwoo membuka pintu dan melangkah mendekati Wonwoo yang meringkuk di balik selimut. Dia mengusap kepala Wonwoo lembut. "Kau marah padaku?"

"Tidak."

"Kau tidak lapar? Ini sudah jam makan siang."

"Tidak."

"Bagaimana kalau melihat Ibu sembari bicara, hm?"

Perlahan Wonwoo keluar dari selimutnya dan duduk menghadap sang ibu. Ibu Wonwoo tersenyum dan menyisir rambut yang menutupi dahi Wonwoo. Kemudian pandangannya turun, melihat kalung pemberian Mingyu.

"Kau menyukai kalung itu?"

Wonwoo hanya menganggukkan kepalanya.

"Sebenarnya ada beberapa hal yang belum Ibu ceritakan padamu, dan.. umm.. mengigat Pangeran Taiga sudah mengklaim dirimu sebagai miliknya, Ibu rasa ini waktu yang tepat bagimu untuk mengetahuinya."

Wonwoo diam menunggu.

"Dulu.. saat Ibu masih seusiamu, Ibu pernah tinggal di istana."

"H-huh? Ibu pernah... Bagaimana bisa? Bukankah Ibu berasal dari keluarga bangsawan di negeri lain?"

"Iya, memang. Ibu pergi dari rumah dan bertemu dengan seorang dermawan yang mau mengajak Ibu ke istana. Ibu mengiyakan ajakannya dan tinggal di sana sebagai tabib kerajaan. Di sana juga Ibu bertemu dengan ayahmu."

"J-jadi.. Ibu pernah melayani Raja dan Ratu?"

"Ya, Ibu sendiri yang merawat Yang Mulia Ratu di sisa hidupnya."

"Lalu kenapa kalian tinggal di sini sekarang? Kalau kalian tetap tinggal di istana, mungkin aku juga akan lahir di sana dan bisa bertemu dengan Taiga lebih awal."

Ibu Wonwoo tersenyum gemas. "Ibu dan Ayah punya alasan untuk itu, Sayang. Intinya Ibu dan Ayah pernah tinggal dan bekerja di istana."

"Ada lagi rahasia yang belum Ibu ceritakan?"

Ibu Wonwoo diam sejenak sebelum menunjukkan senyumnya. "Tidak ada."

Wonwoo mengangguk.

"Karena Ibu sudah menceritakan itu, sekarang Ibu akan menceritakan kisah tentang kalung itu." Ibu Wonwoo menatap kalung yang dipakai Wonwoo dengan sendu. "Kalung itu.. itu bukan milik Pangeran Taiga."

"Huh? Kalau bukan milik Taiga, lalu milik siapa? Kenapa dia memberikan sesuatu yang bukan miliknya padaku?"

"Itu memang bukan milik Pangeran Taiga, tapi itu tetap harta milik kerajaan. Awalnya Ibu juga tidak menyadarinya, dan saat melihatnya dari dekat, sekarang Ibu ingat. Dulu.. mungkin saat Pangeran Taiga berusia 4 atau 5 tahun, Pangeran Taiga tidak sengaja memecahkan kalung miliknya. Ibu masih ingat karena Ibu melihatnya sendiri waktu itu. Karena Pangeran Taiga menangis atas rasa bersalahnya, Yang Mulia Ratu memberikan kalung miliknya sebagai pengganti. Ini.." Ibu Wonwoo menyentuh liontin kalung itu. "Batu berlian yang menghiasi liontin milik Sang Ratu berwarna merah, begitupun yang dimiliki Putri Radrigan. Sedangkan milik Sang Raja dan keturunan prianya berwarna biru."

"J-jadi..."

"Jadi, kau sedang memakai kalung milik mendiang Yang Mulia Ratu.. yang artinya Pangeran Taiga sangat percaya padamu dan serius tentangmu."

Wonwoo tiba-tiba merasa terharu dan ingin menangis. Dia ingin segera bertemu dengan Mingyu. "Tapi kenapa Ibu tidak mengizinkanku ikut dengan Taiga ke istana?"

The King's Bride [⏹️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang