07. They're back home

778 79 2
                                    

Biasakan Vote sebelum membaca.
Dan juga jangan lupa Votmen.

Happy reading!!!

°°°°

Sementara itu di lantai bawah, Adistira sedang menatap lapar makanan yang ada dihadapannya. Tangannya diam diam mengambil salah satu ayam goreng yang ada di atas piring.

"Kamu ini nggak sopan! Tungguin yang lain dulu!" Adistira mengusap punggung tangannya yang dipukul oleh Risa, lalu menatap ibunya dengan wajah cemberut.

"Apa itu bibir monyong monyong?"

"Adis minta dikit bun, yang lain lama. Adis udah kelaperan." Adis memelas pada ibunya, perutnya sudah sangat lapar, tapi dia harus menunggu yang lainnya untuk bisa sarapan.

"Anak jalanan aja kuat nahan lapar berhari hari. kamu nahan lapar nggak sampe setengah hari masa nggak bisa." Kata Risa sambil kembali ke dapur setelah meletakan beberapa lagi ayam goreng ke atas piring.

"Tapikan gue bukan anak jalanan." Gumam Adistira pelan. Bisa bisa dia tidak mendapat jatah makan bila bundanya dengar.

"Mending kamu ajak Adel sama Alin turun buat makan, biar nggak lama lagi nunggunya." Teriak Risa dari arah dapur.

"Males banget." Walau berkata demikian, Adistira tetap melangkahkan kakinya ke lantai atas menuju kamar Aileen.

Saat sudah di depan pintu kamar Aileen, Adistira mendengar suara ricuh di dalamnya. Samar samar dia mendengar sebuah percakapan.

'Kapan ya mereka bakal konser ke negara kita?'

'Nggak tau, gue kalo mau nonton konser keluar negeri pasti nggak dibolehin sama ayah bunda'

Cklek!

"Ngapain lo depan pintu? Nguping ya?" Adelina menatap sinis kembarannya.

"Apaansi?! Ge'er. Gue disuruh bunda buat nyuruh kalian sarapan bareng." Kata Adistira tak kalah sinis karena tak terima dituduh menguping, padahal memang benar.

"Kalian kok akrab?" Tanya Adistira menatap Aileen dan Adelina. Biasanya Adelina dan keluarga berkunjung ke rumah Aileen, mereka tidak pernah seakrab ini. Mereka tidak pernah bertegur sapa apalagi mengobrol. Dan lihat sekarang? Mereka terlihat seperti sepasang sahabat.

" Kepo lo kaya dora." Kata Aileen lalu tertawa bersama Adelina dan pergi meninggalkan Adistira yang menatap mereka dengan mata melotot.

"Tau gini gue nggak perlu repot repot nyamperin mereka tadi. Buang buang tenaga aja, bilang makasih kek."

"Dis?"

"HA! Bang Vino! Ngagetin aja." Vino menatap heran Adistira, padahal dia tidak bermaksud mengagetkan Adistira.

°°°°

"Kalian kayaknya udah mulai akrab ya." Kata Danu saat melihat Aileen dan Adelina yang mengobrol dan sesekali tertawa pelan.
"Seneng deh liatnya, tante nggak pernah liat kalian ngobrol selama ini." Aileen dan Adelina hanya ber hehe ria mendengar perkataan Risa.

"Panteslah, sama sama penyuka plastik." Celetuk Adistira saat tak sengaja mendengar percakapan dua remaja di sampingnya.

"Bacot limbah! Beraninya ngomong gitu sama para suami gue, ganteng lo?!" Adelina yang duduk tepat disamping kanannya langsung mencubit perut kembarannya.

"WADOH! SAKIT ANJ-"

"Heh! Kalian ini malah berantem, nggak sopan!"

Danu dan Vino hanya tertawa melihat sikembar diomeli ibunya.

"Om seneng liat kamu mulai membuka diri sama kita. Tapi sayang, kita harus pulang setelah ini." Kata Danu dan membuat Adelina dan Aileen serentak menatapnya.

"Bun, kita pulang sekarang? Kok cuma sebentar?"

"Iya! Baru juga kemarin, kenapa nggak pulang besok aja? Alin masih kangen padahal." Aileen menatap melas pada Danu dan Risa. Aileen baru kali ini mempunyai teman mengobrol dan teman seper k pop annya, Aileen sangat senang. Dan Aileen sedih saat tau keluarga Adelina akan segera kembali pulang ke rumah mereka.

" Ya mau gimana lagi? Kamu sih diajak tinggal sama tante nggak mau. Sebenarnya kita juga nggak mau dulu pulang, tapi di perusahaan lagi ada masalah. Dan juga besok Adis sama Adel kan sekolah."

"Tapikan bisa izin." Aileen tetap kekeh membujuk Risa agar mereka tetap tinggal di rumahnya.

"Nggak bisa sayang, bentar lagi kan mau ujian semester. Masa nggak sekolah." Aileen akhirnya terdiam mendengar jawaban Risa.

'Ujian semester? Berarti si tokoh antagonis bentar lagi pindah ke sekolahnya si Jovan Naura dong?' Batin Aileen.

"Lagian lo kenapa nggak mau ikut tinggal sama kita sih?" Tanya Adelina.

"Gue kan mau mandiri, lagian udah kebiasaan tinggal cuma berdua sama kak Vino." Jawab Aileen. Sebenarnya bisa saja Aileen memutuskan untuk tinggal di kediaman Danu. tapi Aileen takut Aileen yang asli akan marah karena Aileen main mengambil keputusan. Selain itu, bila Aileen tinggal bersama keluarga Adelina, otomatis Aileen akan satu sekolah dengan Adelina dan tentu saja akan bertemu dengan para tokoh cerita.

Aileen takut bila harus bertemu dengan para tokoh cerita (kecuali Adelina dan Adistira), Aileen takut secara tidak sengaja mengubah alur cerita 'Who is the antagonist?' seperti kebanyakan cerita fantasi yang pernah ia baca dulu. Aileen tidak mau mengubah alurnya sedikitpun, Aileen ingin alur cerita tetap berjalan tanpa ada tokoh tambahan lainnya.

°°°°

"Harus sekarang banget ya, tan?" Risa gemas melihat sikap Aileen yang sangat berbeda. Tidak biasanya Aileen menatap dirinya melas sambil merengek agar Risa dan yang lainnya tinggal lebih lama. Tapi mau bagaimana lagi? Aileen tetap tidak mau tinggal bersama keluarganya.

" Iya Alin, yaampun kok kamu lucu banget sih? Kamu bisa main kok ke rumah tante. Kalo bisa nanti liburan semester kamu tinggal aja di rumah tante." Aileen mengangguk mendengar perkataan Risa.

"Kamu jagain adek kamu ya Vino. Kamu juga harus jaga Kesehatan."

"Pasti."

"Kita pamit ya." Danu menepuk bahu Vino dan mengusap lembut kepala Aileen.

"Huhu, gue balik ya Lin. Nanti kita ngobrol lagi di chat."

"Huhu, iya Del. Hati hati di jalan ya!"

"Apaansi anjir lebay. Kek mau pisah jauh aja." Kata Adistira sinis melihat Aileen dan Adelina sedang berpelukan.

"Kamu ini, dari kemarin julid mulu perasaan. Iri?" Kata Danu.

Beberapa menit kemudian, keluarga Danu akhirnya pulang dan sekarang hanya di rumah yang cukup luas itu hanya tinggal Aileen dan Vino.

Dan Aileen baru kali ini melihat pemandangan rumah dari luar, ternyata rumah keluarga Aileen sangat luas dan besar. Mungkin berpuluh puluh kali lebih besar dari rumahnya yang di dunia asli.

"Kamu kenapa ngelamun?" Tanya Vino melihat Aileen yang sedang menatap rumah mereka.

"Rumah Aileen yang asli ternyata bagus juga ya?" Kata Aileen masih menatap rumah mewah di depannya.

Vino tertawa mendengar jawaban absurd adiknya. Walaupun sikapnya jadi aneh, tapi menurutnya sangat lucu. Vino sangat senang melihat Aileen yang sekarang, adiknya sudah tidak menatap penuh benci lagi padanya, dan Aileen sekarang selalu menanggapi perkataan Vino. Tidak seperti dulu yang selalu bersikap dingin.

°°°°

Gimana chap ini? Makin ngebosenin ya?

Oh ya, kayaknya aku bakalan jarang up karena sekolah mulai produktif lagi:')) Tapi bakal tetep up kok! Tapi nggak bakal sering sering hehe.

Tetep dukung Ebi ya! Thanks udah mau baca^^


260722

Allo figure  [HIATUS] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang