08

522 40 1
                                    

Hari ketiga tanpa Jin Hyung, Yoongi mulai was-was. Yoongi yang biasanya ceria dan banyak tertawa, kini tampak murung dan melamun hampir setiap saat. Membuat para hyung nya yang lain khawatir. Yoongi mulai malas makan, mungkin dikarenakan Seokjin yang mulai jarang bertukar kabar dan susah dihubungi. Seperti siang ini, Yoongi berkali-kali melihat ponselnya, berharap sang kakak akan membalas atau setidaknya membaca pesan yang ia kirimkan. Namun hasilnya nihil. Hoseok yang daritadi hanya memperhatikan, mulai perlahan mendekat ke arah Yoongi.

"Yoon, kenapa ponselnya dilihat terus? Nunggu dikabari pacar ya?", canda Hoseok.

"Ih bukan Sokie Hyung~", rengek Yoongi. Hoseok terkekeh gemas lalu mengusak surai hitam Yoongi.

"Terus, Yoongi-nya Hyung ini kenapa, hm? Cerita sama Hyung sini", tutur Hoseok lembut. Jika bertanya mana anggota keluarga yang lain, jawabannya tentu saja mereka sedang berada di sekolah atau ditempat kerja. Hari ini bukan hari libur atau akhir pekan. Mengapa Yoongi berada di rumah? Ya karena Yoongi "mogok sekolah".

"Hyungie, Jin Hyung mana kenapa ngga ada kabar? Jin Hyung ngga kangen Ungie? Jin Hyung lupa Ungie karna ada adik baru disana?", lirih Yoongi sembari menyandarkan tubuhnya pada Hoseok. Hoseok dengan sigap memeluk adik bungsunya itu.

"Hei bukan begitu Ungie. Jin Hyung kan bekerja, buat Yoongi juga toh? Mungkin Hyung sedang sibuk sampai tidak sempat melihat ponsel. Sabar ya? Nanti juga akan dikabari kok", jelas Hoseok lembut sambil mengecup dahi Yoongi lembut. Yoongi semakin mendusel manja dipelukan Hoseok. Menyamankan posisinya hingga tak lama Hoseok mendengar hembusan napas teratur pertanda Yoongi jatuh tertidur. Jujur saja, Hoseok sedikit iba dengan adiknya ini. Tapi apa daya, memang Jin Hyung-nya yang susah dihubungi.

Hoseok dengan perlahan mengangkat Yoongi dalam gendongannya untuk dipindahkan ke kamar.

Drrttt drrrttt

Sesaat setelah membaringkan Yoongi pada ranjangnya, ponsel Hoseok bergetar tanda ada panggilan masuk. Buru-buru ia melangkahkan kakinya keluar dari kamar Yoongi setelah mengecup singkat dahi sempit Yoongi.

"Halo, Jin Hyung?"

"Halo, Seok. Yoongi dimana? Hyung telepon tapi ia tidak menjawabnya", ujar Seokjin.

"Yoongi baru saja aku pindahkan ke kamar Hyung, barusan tertidur setelah sedikit merengek tadi", jelas Hoseok.

"Ah, apakah dia sampai menangis, Seok?", tanya Seokjin mulai khawatir.

"Tidak Hyung. Tapi masalahnya, Yoongi mulai malas makan, sering melamun juga, bahkan hari ini menolak untuk berangkat sekolah. Yoongi menunggu kabar darimu Hyung", balas Hoseok.

"Maafkan Hyung. Hyung benar-benar sibuk sekali disini. Setelah pertemuan dengan client kemarin, banyak yang datang ke tempat Hyung untuk bertemu dan menawarkan kontrak kerja sama. Hyung juga mereasa sangat lelah", ujar Seokjin memberikan penjelasan.

"Haahh, tak apa Hyung, aku mengerti. Nanti akan aku jelaskan pada Yoongi. Jangan terlalu lelah Hyung, jangan sampai sakit, dan jangan lupa makan serta istirahat", pinta Hoseok.

"Ya, baiklah. Tapi nanti ketika Yoongi bangun, tolong hubungi Hyung lagi Seok".

"Nde, Hyungie"

"Hyung tutup ya? Titip Yoongi dan yang lainnya padamu".

"Jangan khawatir Hyung".

Setelahnya, sambungan telepon langsung terputus. Hoseok kini sudah berada di kamarnya tanpa ia sadari. Karena suasana rumah yang sepi, ia memutuskan untuk tidur sejenak.

Hyungie & UngieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang