CHAPTER XIII

741 55 1
                                    

Sudah hampir sebulan Aldi mencoba menghubungi Rizal, tapi tidak pernah sekalipun diangkat telponnya. Ia ingin membicarakan soal hubungannya untuk kedepannya.

Disatu sisi Aldi jelas tidak ingin berpisah dengan Rizal. Tapi logikanya terus menyerang untuk memilih berpisah dengan Rizal.

Aldi ingin Rizal mempunyai masa depan yang cerah, seperti yang diinginkan oleh ayahnya Mahendra. Ia juga tidak ingin memaksakan hubungan nya dengan Rizal yang jelas-jelas sudah ditentang oleh Mahendra selaku ayah Rizal.

Merasa gundah dengan keadaan nya yang semakin menyesakan dada nya, Aldi memilih keluar rumah hanya sekedar menghirup udara segar. Setidaknya bisa menenangkan diri walaupun sedikit.

Aldi hanya berjalan kaki untuk berkeliling , tidak terlalu jauh dari rumah. Ia hanya ingin ke persimpangan depan dan mampir di kafetaria untuk membeli kopi.

Setidaknya segelas kopi latte hangat bisa membuat mood Aldi yang beberapa Minggu ini sangat buruk bisa kembali lagi, meskipun hanya sebentar.

Saat hampir sampai, Aldi menyipitkan matanya untuk melihat kearah sebrang jalan dengan jelas. Entah ia salah lihat atau bagaimana, tapi matanya seperti melihat Rizal ada disanah, Aldi melihat Rizal sebagai tukang bangunan di sebrang jalan yang sedang ada pembangunan hotel.

Tentu hal tersebut membuat Aldi kesal dan disatu sisi sangat Bingung dengan keadaan Rizal. Kenapa Rizal selama ini tidak ada kabar apapun dan kenapa ia ada disanah, untuk bekerja kah? Tapi kenapa?.

Tanpa menunggu lama, Aldi menghampiri Rizal di sebrang. Saat sudah mendekati posisi Rizal yang membelakangi nya Aldi memanggil Rizal.

"Zalll??".

Rizal yang mengangkat balok kayu jelas kaget dan balok kayu yang sedang dibawa terjatuh hampir mengenai kakinya.

"Pranggg!!. Ahh, Aldi?. Kamu ngapain disini?". Rizal sangat terkejut dengan kedatangan Aldi yang sangat tiba-tiba. Kenapa bisa Aldi mengetahui Rizal sedang berada di sini.

"Aku yang harusnya nanya itu ke kamu?, Kamu ngapain disini?"

"Itu gu-".

"Itu apa?, Kamu aku telpon gak di angkat. Aku cari kemana-mana gak ada dan sekarang aku liat kamu disini. Kamu disini kerja?".

"Al, gua bisa jelasin tapi gak sekarang, gua lagi kerja. Nanti malem setelah gua kerja gua kerumah elu dan gua jelasin semuanya oke".

Rizal mencoba memberikan penawaran untuk Aldi, ia jelas tidak bisa meninggalkan pekerjaan untuk sekarang. Dan berharap Aldi memahami keadaannya sekarang.

"Lu tunggu dirumah ya, nanti gua samperin terus gua jelasin semuanya".

"Oke".

Aldi langsung pergi ke rumah, niatnya yang ingin mencari udara segar dan kopi jelas hilang. Ia ingin pulang ke rumah dan menunggu penjelasan yang dijanjikan oleh Rizal kepada nya.

****

Setelah meninggalkan rumah Rizal mencari tempat tinggal yang setidaknya layak untuk dihuni dan murah. Rizal juga membutuhkan kan pekerjaan untuk hidupnya.

Ia tidak bisa bergantung pada orang tuanya lagi, dan Rizal juga sengaja untuk tidak memberi tahu keadaannya pada Aldi dan teman-temannya.

Rizal tidak ingin membebani Aldi saat tau Rizal memilih pergi dari rumah karena nya.

Rizal sempat menganggur beberapa hari tetapi
Saat mengetahui ada proyek yang sedang mencari tambahan tenaga kerja, Rizal Langsung melamar kerja di Sanah, tidak perduli sudah lulus atau tidak. Yang terpenting memiliki tenaga yang besar untuk kerja disanah.

Gajinya tidak begitu besar, Setidaknya gajinya bisa menutupi uang makan, Rokok, kontrakan, dan bensin Sudah cukup untuk nya.

Sudah berminggu-minggu Rizal menghilangkan. Tanpa memberi tahu Aldi dan teman-temannya tentang keadaan. Rencananya Rizal ingin menemui Aldi saat ia libur kerja. Setidaknya keadaannya sekarang sudah mulai stabil.

Tapi rencana hanya rencana, tanpa diduga Aldi menemui nya saat bekerja. Rencana yang sudah ia susun dengan matang buyar. Awalnya Rizal tidak ingin memberi tahu semuanya ke Aldi.

Setidaknya setengah kejadian dari apa yang terjadi tidak perlu Aldi ketahui. Tapi rencananya gagal, Rizal tidak bisa berkelit soal keadaan sekarang.

Rizal terus memikirkan bagaimana nanti saat ia bertemu dengan Aldi dan menjelaskan semuanya. Hal ini cukup membuat kinerja Rizal terganggu, Rizal beberapa kali ditegur oleh pengawas lapangan karena kedapatan sedang melamun saat bekerja.

Waktu terasa sangat cepat bagi Rizal saat ini. Tahu-tahu jam kerjanya hampir selesai, dan saat ini Rizal sedang membereskan alat-alat yang berserakan dan setelah selesai ia bisa pulang ke kontrakan dan menemui Aldi dan menjelaskan semuanya.

"Anjing, lu kenapa tau duluan si??. Ini gua ngejelasinnya gimana sekarang anjir".

Diperjalanan menuju ketempat Aldi, Rizal terus menerus memaki dirinya sendiri atas kecerobohan yang telah ia perbuat.

Ia tidak ingin Aldi mengakhiri hubungan nya, setalah mengetahui keadaannya sekarang. Ia tidak ingin Aldi merasa terbebani atas apa yang dilakukan Rizal kepada nya.

Rizal tidak merasa apa yang sudah dia lakukan menjadi beban untuk dirinya sendiri. Setidaknya ia mengetahui ia bisa bebas untuk saat ini.

.
.
.
.
.
.
.
.
TBC





CAMARADERIE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang