Sudah 2 Minggu Zahro berada di pesantren. Kasus mbak Yuni juga sudah terselesaikan, dan para pelaku dijatuhi hukuman penjara selama empat tahun sesuai yang dikatakan oleh Elvina.
Suasana pondok sudah berjalan dengan normal. Walaupun begitu masih ada beberapa santri yang membicarakan kasus mbak Yuni, ataupun membicarakan para pelaku pembully.
Hari ini hari Jum'at, sesuai agenda kegiatan di pagi ini setelah mengaji Al-Qur'an di Ning Adiba, para santri diwajibkan ikut melaksanakan kerja bakti.
Hari Jum'at adalah hari dimana hari yang ditunggu-tunggu oleh semua santri. Karena hari Jum'at, hari liburnya para santri di pesantren ini. Hari dimana bisa bersantai, dan keluar diarea pesantren dan biasanya waktunya dari jam sembilan pagi sampai jam empat sore. Walaupun begitu, mengaji kitab maupun Al-Qur'an masih dilaksanakan.
Zahro menyapu halaman depan ndalem bersama teman-temannya. Mereka menyapu sambil mengobrol, sedangkan Zahro dan Elvina hanya menyimak saja.
Seorang gadis berjilbab hitam baru saja keluar dari ndalem dengan membawa gembor yang berisi air. Gadis itu menyiram tanaman yang berada di depan ndalem dengan telaten, sesekali ia melantunkan sholawat. Sepanjang kegiatan gadis itu tidak luput dari pandangan Zahro dan kawan-kawan.
"Dia mbak Asia, seorang abdi ndalem dan sudah lulus satu tahun yang lalu. Umurnya sembilan belas tahun, tapi sudah menjadi incaran dua Gus."
Zahro, Elvina, Aqilla, Azkia, Hasya, dan Friska mereka serempak menoleh ke arah kiri. Dan disana ada Rani yang berdiri memegang sapu lidi, serta tadi suaranya seperti bisik-bisik.
Tidak Fidyah tidak Rani, mereka sama-sama sumber informasi. Bagaimana mereka secepat itu mendapatkan informasi yang lengkap, mengingat mereka baru saja mondok disini dari 2 Minggu yang lalu. Zahro jadi penasaran.
"Asia!"
Mereka semua sontak saja menoleh kembali kearah Asia. Seorang laki-laki berjalan mendekat kearah Asia yang sedang menyiram tanaman.
"Dia Gus Azka , umurnya sembilan belas tahun. Baru mondok sekitar lima bulan yang lalu, tapi sudah kepicut sama mbak Asia. Gus Azka ini dari Jakarta, dan baru saja lulus SMA Bangsa Jakarta pusat. Sekarang Gus Azka melanjutkan pendidikan kuliah di universitas yang sama dengan Gus Zidan." Rani menjelaskan sangat detail. Padahal mereka semua tidak ada yang membutuhkan informasi sedetail itu.
Elvina menarik bibir Rani gemas. "Heh Ran, setelah tak pikir-pikir kowe iki sudah kayak pemandu wisata ae. Yang harus menjelaskan secara detail."
Rani menepis tangan Elvina yang berada di bibirnya. "Tangan mu mambu basin!" sungut gadis itu kesal.
"Iya, Gus Azka?"
Azka tersenyum lebar menatap sang pujaan hati, lalu ia menyodorkan kresek putih kehadapan Asia. "Nih gado-gado kesukaan yayang Asia. Tadi aku beli di depan, di makan ya?"
Asia menatap Azka dengan pandangan tidak enak. Mau tak mau gadis itu mengambil pemberian Azka, sebagai bentuk menghormati. "Syukron Gus, tapi aku enggak enak sama yang lain. Jadi Gus Azka enggak usah kasih aku apa-apa lagi,"
"Pasti gara-gara tuh orang, ya?" Azka menatap penuh selidik.
"Siapa orang yang kamu bilang, Dek Azka?"
Apakah ini akan ada drama keluarga? Lumayan dapat tontonan gratis. Zahro tidak pernah berfikir bahwa keluarga ndalem terjadi konflik menyukai satu perempuan yang sama.
Laki-laki berkaos hitam lengan panjang baru saja muncul dari ndalem. Laki-laki itu menatap tenang Azka, namun tatapannya mengisyaratkan peringatan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Zahro
HorrorNamanya Zahro, si maniak dengan seorang Gus atau Ustadz. Hidupnya biasa saja, namun semua itu berubah 180° ketika mata batinnya kembali terbuka. Setelah insiden itu namanya kini jadi terkenal, tidak hanya terkenal di dunia manusia namun juga terkena...