"Selanjutnya, perwakilan dari Star Girls ... Quinn!"
Seruan semangat dan tepukan tangan bersahutan mengiringi langkah Eunbyeol menuju posisinya. Sesampianya di titik yang ditentukan, dia bersiap dengan sarung tangan yang sudah dikenakannya dan juga bola yang dia genggam. Eunbyeol menarik nafas dalam, mencoba mendapatkan fokusnya. Mata tajamnya menatap orang yang akan menangkap bola tak jauh di hadapannya.
Setelah mendengar aba-aba dia pun mulai memasang pose dan mulai mengayunkan tangannya yang menggenggam bola. Wajahnya tampil di layar besar dekat tribun, lagi-lagi membuat orang yang melihatnya berdecak kagum. Wajah cantik yang menunjukkan eskpresi serius dan fokus, juga tatapan dari mata cokelatnya yang tajam.
Penonton bersorak setelah dia melempar bola dari tangannya. Setelah mengetahui hasil yang memuaskan, senyum lebar terbit di wajahnya. Ditambah dengan pujian dari MC. Mau tak mau Eunbyeol tertawa.
"Ekspresi dan pose Quinn sangat bagus tadi. Pasti itu akan menjadi legenda," kata Mika, anggota Gorgeous9-seniornya dari agensi yang sama-yang memang menjadi MC kali ini.
"Aku rasa juga begitu," sahut MC lainnya.
Eunbyeol kembali ke tempat teman-temannya berada. Dia mendapat sambutan hangat dari keempat anggota lainnya.
"Tidak salah kau yang mewakili kami untuk Pitching," kata Minji sembari tersenyum menatap Eunbyeol.
"Kau juga, semangatlah untuk gulat nanti," balas Eunbyeol.
Kelima anggota Star Girls sekarang sedang duduk santai di pinggir lapangan menonton pertandingan. Eunbyeol duduk di paling pinggir diantara mereka, masih sesekali mengatur nafasnya karena pitching tadi. Dia masih sedikit berdebar walaupun gilirannya sudah dia selesaikan dengan baik.
"Quinn!"
Mendengar namanya dipanggil, Eunbyeol lantas menoleh ke arah tribun dimana fans-nya berkumpul di sana. Gadis itu tersenyum lalu melambaikan tangannya. Hingga matanya tak sengaja mendapati sekumpulan lelaki yang entah dari grup mana tengah menatapnya, jelas sekali karena mereka langsung mengalihkan pandangan ketika Eunbyeol menoleh. Tak ingin mengambil pusing, dia segera mengalihkan pandangannya kembali ke depan, melihat pertandingan di tengah lapangan.
Setelah merasa cukup beristirahat, Eunbyeol akhirnya kembali berpisah dengan anggota lain untuk mengganti pakaiannya lagi. Dia berjalan sendirian ke arah ruang ganti. Sesekali melambaikan tangannya sembari tersenyum ke arah kumpulan penggemar yang memanggil namanya.
Di lorong koridor dia bertemu dengan Yunju lagi. Gadis itu sedang duduk beristirahat dengan seorang anggota Rhyna lainnya, Yunju mengenalkan anggota itu pada Eunbyeol. Mereka akhirnya berbincang sebelum akhirnya Yunju dan temannya pamit pergi lebih dulu. Sementara Eunbyeol belum memutuskan untuk beranjak dari sana, dia hanya duduk diam menatap ujung-ujung sepatunya. Untungnya lorong koridor itu sedikit sepi, hanya ada staf yang lewat sesekali.
Eunbyeol menarik nafas dalam sebelum beranjak dari bangku, namun belum sempat dia bangun tuba-tiba ada sebuah botol minuman dingin tersodor ke arahnya. Eunbyeol menatap minuman itu dengan mata cokelat tajamnya. Perlahan matanya beralih menelusuri tangan yang menyodorkan botol itu, terus ke atas hingga ke wajah orang itu.
Eunbyeol terkejut ketika melihat siapa orang itu. Lelaki itu adalah orang yang sama yang tadi siang bertabrakan dengan dirinya di dekat toilet. Lelaki itu tersenyum tipis ketika mata mereka bertemu. Meski ragu, perlahan Eunbyeol mengambil minuman itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT US
RomanceKehidupan seorang idola Kpop tidak lah mudah. Tidak seindah yang nampak dan dipikirkan kebanyakan orang. Tuntutan untuk menjadi pribadi sempurna tanpa celah dan cacat. Menerima banyak cinta namun juga kebencian. Ini adalah kisah Jiho dan juga Quinn...