Ruangan itu dipenuhi suara musik disertai decitan sepatu dari kaki yang menghentak dan melangkah, entah sudah berapa lama. Kelima lelaki muda di tengah ruangan bergerak mengikuti irama musik dengan kompak. Meski lelah, mereka tetap melakukan tarian dengan baik sesuai yang sudah diajarkan pelatih mereka.
Musik pun akhirnya berhenti bersamaan dengan tarian dari kelima lelaki itu. Orang-orang yang berada di ruangan itu bertepuk tangan.
Memasuki akhir tahun memang akan ada banyak acara musik tahunan yang biasa diselenggarakan di akhir hingga awal tahun baru nanti. Karena itu banyak grup menjadi semakin padat jadwalnya ketika akhir tahun karena mendapat undangan ke acara-acara tersebut. Termasuk Xirious, mereka menjadi line up di berbagai acara akhir tahun. Karena itu mereka berlatih mempersiapkan penampilan mereka dengan baik.
Xirious adalah salah satu boy group rookie asuhan K Entertainment. Nama itu diambil dari asal kata 'sirius' yang merupakan bintang paling terang yang terlihat dari bumi, dan juga bahasa inggris 'serious' yang berarti serius. Perusahaan berharap mereka menjadi bintang paling terang dan mendapatkan perhatian yang serius.
"Baik. Kita istirahat sebentar sebelum berlatih formasi lengkap bersama back dancer."
Tentu saja ini belum selesai. Meski sudah latihan berjam-jam setiap hari, mereka harus melakukannya lagi hari ini, besok, lusa, sampai mereka selesai menampilkannya di atas panggung di depan ribbuan penonton. Setelah itu selesai? Tentu saja tidak. Mereka harus mempersiapkan penampilan-penampilan selanjutnya di berbagai acara. Belajar, latihan, tampil. Hal seperti itu rasanya sudah menjadi siklus kehidupan mereka.
Jiho berjalan menuju sudut ruagan latihan, menghampiri ponselnya yang sebelumnya dia charge di sana. Dia mengambil handuk kecil yang memang dibawanya. Disekanya keringat di dahi juga lehernya sembari mengatur nafasnya. Lalu Pemuda itu memilih duduk menyendiri memainkan ponselnya di sudut ruangan.
"Jiho!"
Jiho mengangkat kepalanya, Jinwoo–member tertua Xirious-berdiri di dekat pintu menatap ke arahnya.
"Ya?"
"Ayo cari minum denganku!"
Jiho lantas bangun dari tempatnya duduk berselanjar yang sebenarnya sudah memebuatnya nyaman. Dia melangkah menghampiri Jinwoo yang masih berdiri di dekat pintu.
"Kakak mau mentraktirku ya?"
"Apa? Apa aku tidak mendengarnya?" jawab Jinwoo sembari menutup kedua telinganya
Jiho tertawa melihatnya. Mereka akhirnya keluar dari ruang latihan menuju kantin di lantai dasar. Siang menjelang sore suasana kantin memang tidak ramai. Jiho duduk di salah satu bangku kosong sembari memainkan kembali ponsel yang dibawanya, menunggu Jinwoo yang sedang memesan minuman. Tidak, Jinwoo tidak mentraktir Jiho. Jiho hanya menitipkan pesanannya.
"Hei, ini!"
Jinwoo datang dengan dua cup minuman, smoothie buah untuknya dan iced americano untuk Jiho.
"Terimakasih, kak." Jiho langsung meminumnya.
"Jiho, apa kau berpikir kita akan mendapatkan penghargaan rookie?"
Jiho mengalihkan perhatian dari ponselnya pada Jinwoo. Dia berhenti meminum iced americanonya. Lelaki itu berpikir beberapa saat sebelum akhirnya menganggukkan kepala.
"Tentu."
Jinwoo mendesah. "Aku rasa juga begitu, tapi tetap saja aku merasa cemas. Aku takut kita tidak bisa membanggakan nama perusahaan seperti yang mereka harapkan. Persaingannya juga ketat dengan grup lain. Mereka semua juga bagus."
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT US
RomanceKehidupan seorang idola Kpop tidak lah mudah. Tidak seindah yang nampak dan dipikirkan kebanyakan orang. Tuntutan untuk menjadi pribadi sempurna tanpa celah dan cacat. Menerima banyak cinta namun juga kebencian. Ini adalah kisah Jiho dan juga Quinn...