Salju masih turun di awal tahun baru, membuat sebagian orang merasa malas untuk beraktivitas di luar ruangan karena dingin. Dinginnya masih terasa bahkan ketika sudah memakai pakaian berlapis. Belum lagi jalanan bersalju yang membuatnya menjadi licin.
Karena itu, Eunbyeol berjalan tidak secepat biasanya meski ingin cepat sampai. Dia takut tergelincir, pasti akan sangat memalukan jika dia sampai terjungkal di pinggir jalan, wajahnya terekspos lalu ada orang yang mengenalinya.
Gadis muda itu menundukan wajahnya memperhatikan jalanan. Dia tidak sepercaya diri itu sampai merasa semua orang akan mengenalinya, tapi untuk berjaga-jaga dia memakai topi dan syal yang bukan hanya menghangatkan lehernya tapi juga menyembunyikan sebagian wajahnya.
Eunbyeol mengangkat sedikit kepalanya sembari melirik ke arah sebuah restoran di pinggir jalan raya, tempat makan tujuannya. Kakinya pun melangkah memasuki restoran itu. Untungnya tidak penuh, hanya beberapa orang yang sedang menikmati makan siang mereka di tengah hari yang dingin ini. Siang menjelang sore kali ini memang rasanya lebih dingin dari biasanya.
Beberapa orang menoleh menatapnya, segera saja Eunbyeol melangkah ke arah meja kosong pilihannya. Duduk di kursi agak pojok yang memunggungi sebagian besar pengunjung lain agar dia bisa makan dengan nyaman.
Seorang wanita menghampiri dengan buku menu di tangannya. Eunbyeol tersenyum pada wanita itu sembari menerima buku menu.
"Tolong sundubu jjigae satu dan teh hijau hangat satu."
Sepertinya makan sup hangat dan pedas di saat seperti ini akan sangat enak.
***
"Tolong sundubu jjigae satu dan teh hijau hangat satu."
Suara itu tidak terlalu besar, tapi entah mengapa mendengarnya membuat Jiho yang tengah menikmati seollongtang seketika mengalihkan perhatiannya ke arah suara itu berasal.
Meski tidak dapat melihat wajah perempuan itu, entah mengapa Jiho merasa mengenalnya. Sembari kembali menyendok seollongtang yang masih hangat dari mangkuknya, matanya terus memperhatikan punggung perempuan itu.
Ketika gadis itu menoleh memperhatikan suasana di dalam restoran, saat itu lah dia dapat mengenali siapa gadis itu. Meski sebagian besar wajahnya tertutupi oleh topi dan juga syal, Jiho jelas tahu siapa gadis yang duduk tak jauh darinya itu.
Jiho memperhatikan bagaimana gadis itu tersenyum berterima kasih pada pelayan yang mengantar makanannya, bagaimana raut wajah senangnya yang tak sabar menyantap makananya, bahkan ketika gadis itu telah menghabiskan setengah mangkuk supnya. Seollongtang-nya juga sudah habis. Jiho menunduk seraya menghembuskan nafas, mulai berpikir apakah dirinya ini penguntit?
"Uhuk!"
Matanya reflek melihat ke arah gadis itu.
***
Eunbyeol menepuk pelan dadanya, dia baru saja tersedak. Mungkin karena terlalu bersemangat menyantap sundubu jjigae-nya. Diangkatnya gelas berisi teh hijau hangat miliknya yang sayangnya sudah habis. Eubyeol menoleh hendak memangil pelayan untuk memesan minuman. Dia terkejut ketika sebotol air mineral tiba-tiba ada di depan wajahnya. Dengan terkejut sekaligus heran dia melirik ke atas, ke wajah orang yang mengulurkan botol itu padanya.
Begitu melihat sang pelaku, dia lebih terkejut dari pada mendapati sebotol air tiba-tiba ada di depan wajahnya. Kang Jiho, lelaki itu tersenyum padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT US
RomanceKehidupan seorang idola Kpop tidak lah mudah. Tidak seindah yang nampak dan dipikirkan kebanyakan orang. Tuntutan untuk menjadi pribadi sempurna tanpa celah dan cacat. Menerima banyak cinta namun juga kebencian. Ini adalah kisah Jiho dan juga Quinn...