1

792 37 11
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

🍁 Sifat tanjiro dan hiro

Aku menunggu kedatangan semua adikku di teras rumah karena aku tidak diizinkan bersekolah karena cedera di lututku belum pulih sepenuhnya.

"Bukannya istirahat malah melihat kedatangan adikmu." Ucap Kie.

"Bosan kaachan semua adik-adikku sekolah cuma aku sendiri yang berdiam diri di kamar." Ucapku.

"Bilang saja ingin bermain sepakbola seperti biasanya." Ucap Kie.

"Hehehe maunya begitu kaachan." Tawaku.

"Tidak boleh dulu ingat kata dokter." Ucap Kie.

"Iya aku tahu kok." Ucapku.

"Tadaima." Ucap Nezuko.

Aku tersenyum melihat kedatangan nezuko dan mendapat pelukan erat darinya membuat aku langsung mencium pipi kanan nezuko.

"Okaeri ne imouto." Ucapku.

"Kakakmu tanjiro dimana nezuko?" Tanya Kie.

"Niichan mau menjemput yang lain dulu tapi tadi mengantarkan aku sampai depan gang kok." Ucap Nezuko.

"Harusnya aku dan tanjiro berbagi tugas menjemput kalian semua namun karena kakiku cedera beginilah." Ucapku.

"Niisan!" Pekik Semua adikku kecuali tanjiro dan nezuko.

Aku tersenyum melihat kedatangan mereka semua dan mereka langsung memelukku sangat erat.

"Ittai!" Ringisku.

Salah satu adikku menginjak lututku membuat cederaku sedikit sakit dan mereka semua langsung menundukkan kepalanya.

"Tuh kan salahmu!" Pekik Hanako

"Salahmu tahu!" Pekik Shigeru.

"Sudah sudah jangan bertengkar niisan tidak apa-apa." Leraiku.

Mereka berhenti bertengkar dan langsung masuk ke dalam rumah kecuali tanjiro yang hanya diam saja.

"Kenapa tanjiro?" Tanyaku.

"Hm niisan." Ragu Tanjiro.

"Sini peluk niisan." Ucapku.

Aku merentangkan tanganku dan tanjiro langsung memeluk tubuhku dengan erat membuat aku tersenyum.

"Sekolahmu bagaimana?" Tanyaku.

"Baik hanya ada sedikit tugas saja." Ucap Tanjiro.

"Oh." Ucapku.

Tanjiro melepaskan pelukan dan membantuku bangun dari duduk.

✔️ Kamado Tanjiro Twins (oc male reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang