You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is difficult that I even stay up all night.
Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.
Happy reading
🍁 Tanjiro itu
Aku baru saja menyelesaikan pertandingan sepakbola antar kota dan sekolahku menjadi pemenang. Aku tersenyum saat pelatih menepuk pundakku.
Selesai menerima piala dan merayakan kemenangan bersama tim aku pulang ke rumah. Aku tadi sempat melihat keluargaku menonton pertandinganku namun saat acara selesai aku menyuruh mereka pulang duluan.
Aku membuka kenop pintu dan mendengar suatu hal yang membuatku kesal. Aku hanya menyimak saja saat kakek dari pihak ayah menyuruhku menjadi penerus entah apa itu.
"Ayolah kakek aku bukan cucu tertua di keluarga ini. Lagipula masih banyak cucumu yang lain." Ucapku.
"Padahal sudah kubilang jangan hanya bermain dengan hal-hal tidak berguna itu." Ucap Kakek.
"Ck aku sudah mendapatkan beasiswa di universitas ternama!" Kesalku.
"Aku ke kamar touchan kaachan." Pamitku.
Aku masuk ke kamarku dan membanting pintu kamar. Aku malas mendapatkan tekanan dari kakek agar menjadi penerus perusahaan. Cucu laki-laki bukan aku saja mentang-mentang tanjuro putra tertua dari kakek seenaknya saja memutuskan penerus.
"Padahal aku selalu mendapatkan beasiswa karena bidang non akademik, tapi kakek selalu saja memaksa aku pintar dalam akademik menyebalkan." Gerutuku.
"Niisan ini aku." Ucap Tanjiro.
"Masuk saja." Ucapku.
Tanjiro masuk ke kamarku dan kulihat tanjiro membawa sesuatu entah apa itu. Aku melepaskan baju yang kugunakan dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebentar. Beberapa menit kemudian aku selesai mandi kulihat tanjiro sudah tiduran di kasurku.
"Kakek selalu mengatakan tentang penerus saja." Ucap Tanjiro.
"Biarkan saja. Aku telah mendapatkan undangan dari salah satu klub." Ucapku.
"Sepakbola atau basket?" Tanya Tanjiro.
"Entahlah aku lupa membacanya." Ucapku.
"Dasar niisan." Ucap Tanjiro.
"Kulihat kau membawa sesuatu tanjiro." Ucapku.
"Oh ini hadiah dari kami semua." Ucap Tanjiro.
"Hadiah?" Beoku.
Tanjiro memberikan kotak cukup besar padaku. Aku menerimanya dan saat kubuka ternyata itu hadiah dari semua adikku. Aku tersenyum melihat berbagai macam hadiah dari mereka.
"Maaf niisan hanya hadiah sederhana dari kami semua." Ucap Tanjiro menggaruk belakang kepalanya.
"Ini berarti bagi niisan." Ucapku.
"Niisan benar-benar akan pergi setelah lulus sekolah?" Tanya Tanjiro.
"Iya. Aku mendapatkan beasiswa di inggris." Ucapku.
"Kenapa tidak memilih yang disini sih?!" Protes Tanjiro.
"Niisan akan tanya kepala sekolah lagi tentang itu. Niisan ingin terbebas dari persoalan penerus juga." Ucapku.
"Aku juga sedang berusaha mencari beasiswa ke luar kota." Ucap Tanjiro.
"Kenapa memutuskan pergi dari rumah juga sepertiku?" Tanyaku.
"Takeo sudah bisa kita percaya. Lagipula dia sudah cukup mengerti tentang cara menjaga semua saudaranya." Ucap Tanjiro.
"Ya dia tsundere tapi dia menunjukkan kasih sayang dengan cara tersendiri." Ucapku.
"Besok ulangan harian fisika niisan." Ucap Tanjiro.
"Menyebalkan." Keluhku.
"Aku bisa mengajari niisan materi yang tidak kau pahami." Ucap Tanjiro.
"Biarkan saja aku gagal." Ucapku.
"Jangan begitu dong. Kan minimal nilai niisan pas kkm agar tetap bisa diterima di universitas." Ucap Tanjiro.
"Iya aku mengerti." Ucapku.
"Niisan benci sekali fisika ya?" Tanya Tanjiro.
"Kau tahu itu tanjiro. Aku lebih baik latihan seharian dibandingkan membaca materi fisika selama 10 menit." Ucapku.
"Niisan sudah ada perkembangan mendekati kanae-sensei?" Tanya Tanjiro.
"Belum ada sih. Kulihat dia dekat sanemi-sensei tapi yah aku punya cara tersendiri menikung dia." Ucapku.
"Pebinor dong niisan." Ucap Tanjiro.
"Eit dia belum resmi menikah dengan sanemi-sensei jadi masih milik bersama." Ucapku.
"Aku tidak bisa selalu menghabiskan waktu bersama pacarku." Ucap Tanjiro.
"Kita punya kesibukan masing-masing tanjiro. Setidaknya kau sudah memberitahu kesibukanmu sebelum beraktivitas." Ucapku.
"Niisan tipikal cowok posesif atau bukan?" Tanya Tanjiro.
"Tidak. Aku mengerti sementara aku hanya sebatas pacar saja entah cocok dengan dia atau tidak." Ucapku.
"Kita sepemikiran." Ucap Tanjiro.
"Besok kau luang?" Tanyaku.
"Iya luang. Pacarku mau menghabiskan waktu bersama keluarganya." Ucap Tanjiro.
"Besok kita jalan-jalan yuk!" Ajakku.
"Iya." Ucap Tanjiro.
"Aku istirahat ya." Ucapku.
"Ya sudah istirahat saja niisan. Maaf mengganggumu." Ucap Tanjiro.
Tanjiro keluar kamarku dan aku beristirahat tidak makan malam malas apalagi masih kudengar suara kakek di luar.
🍁 Memahami hiro
Ka Twins
~ 28 November 2022 ~
Maaf cepat update kesibukan di dunia nyata menguras waktuku
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Kamado Tanjiro Twins (oc male reader)
Short StoryTIDAK ADA UNSUR LGBT SAMA SEKALI DAN KARAKTER COWOK YANG KUJODOHKAN DENGAN MC KUUBAH JADI CEWEK GENDERNYA STOP BILANG BOOK AKU INI YAOI DAN SEBAGAINYA SAKIT HATI TAHU AKU BACANYA My story doesn't exist on wattpad's other websites Ceritaku hanya ada...