9

107 7 0
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is difficult that I even stay up all night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

🍁 Hiro padahal

Seminggu sudah mengatakan kalau aku mengalami penyakit serius ke tanjiro dia semakin mengawasiku membuat aku tersenyum. Aku ingin memberitahu yang sebenarnya kepada tanjiro setelah pulang sekolah tentang penyakit yang kumaksud minggu lalu.

Seperti biasa aku akan mengantar dan menjemput semua adikku yang berbeda sekolah. Malam harinya aku akan ke kamar tanjiro tapi ternyata dia lebih dulu ke kamarku.

Aku menggaruk belakang kepalaku dan menatap tanjiro sejenak. Aku menepuk kepala tanjiro membuat dia melihatku kebetulan semuanya sudah tidur sepertinya.

"Niisan tidak kemoterapi atau memberitahu hal ini kepada touchan?" Tanya Tanjiro.

"Tidak perlu." Ucapku.

"Niisan kan menderita penyakit kanker hati. Jangan menyepelekan hal itu!" Kesal Tanjiro.

"Itu hanya candaan dariku tanjiro." Ucapku.

Tanjiro menatapku kesal dan dia langsung memukulku secara brutal membuat aku tertawa. Aku sebenarnya minggu lalu hanya bercanda kepada tanjiro tapi dia menanggapinya secara serius.

"Tidak lucu!" Kesal Tanjiro.

"Maaf niisan gabut sih." Ucapku santai.

"Pokoknya uang jajan niisan besok untukku!" Pekik Tanjiro.

"Ya ambil saja." Ucapku.

"Bosan niisan." Keluh Tanjiro.

"Kenapa saat bersamaku kau berbeda tanjiro?" Tanyaku.

"Maksud niisan?" Bingung Tanjiro.

"Kau lebih manja, cerewet, galak dan menyebalkan saat kita berdua saja. Tapi saat bersama semua adik kau lebih dewasa." Ucapku.

"Jaga image dong niisan masa di depan semua adik aku manja kan malu." Ucap Tanjiro.

"Aku bangga padamu jiro. Kita berbeda 15 menit saja padahal kita seumuran." Ucapku.

"Niisan tidak marah kita memiliki banyak adik?" Tanya Tanjiro.

"Yang membuat adik kan touchan dan kaachan. Aku sebagai anak sulung terima saja." Ucapku.

"Bahasamu niisan." Ucap Tanjiro.

"Hehehe." Tawaku.

"Bantu aku latihan voli dan basket." Ucap Tanjiro.

"Banyak sekali?" Heranku.

"Kata giyuu-sensei hanya teknik-teknik dasarnya saja." Ucap Tanjiro.

"Tapi jiro itu banyak lho." Ucapku.

"Entahlah aku tidak mengerti pikiran giyuu-sensei." Ucap Tanjiro.

"Uzui-sensei katanya mau menambah istri." Ucapku.

"Padahal istri dia sudah tiga." Ucap Tanjiro.

"Maklum maruk dia." Ucapku.

"Niisan akan begitu juga?" Tanya Tanjiro.

"Kurasa tidak." Ucapku.

"Seriusan?" Ragu Tanjiro.

"Seriuslah niisan akan mendapatkan kanae pokoknya!" Tekadku.

"Dia sudah punya sanemi-sensei niisan." Ucap Tanjiro.

"Masih sebatas pacaran aku bisa rebut dia." Ucapku.

"Jangan sesat deh niisan." Ucap Tanjiro.

"Niisan tidak pernah tersesat tahu." Ucapku.

"Iya aku tahu maksudku jangan merebut kebahagiaan orang lain." Ucap Tanjiro.

"Aku tidak akan merebutnya kok cuma cari kesempatan saja." Ucapku.

"Benar-benar bulol niisan ini." Ucap Tanjiro.

"Heh kau juga sama ya!" Protesku.

"Setidaknya kanao saat itu belum memiliki pacar." Ucap Tanjiro.

"Oh iya shigeru dimana?" Tanyaku.

"Dia tidur." Ucap Tanjiro.

"Kita harus cek dia." Ucapku.

"Aku melupakan itu!" Pekik Tanjiro.

Aku dan tanjiro keluar kamarku untuk mengecek keadaan shigeru ternyata dugaan kami benar. Shigeru berjalan keluar rumah sambil tidur. Aku menarik tangan shigeru membuat dia langsung bangun.

"Eh niisan! niichan!" Kaget Shigeru.

"Kau ini sudah kukatakan kalau tidur kunci kamarmu." Ucapku.

"Aku kecapean mengerjakan tugas jadi lupa mengunci kamarku." Ucap Shigeru.

"Kembali lagi shigeru jangan lupa kunci kamarmu." Ucap Tanjiro.

"Ya aku mengerti." Ucap Shigeru.

Setiap adik kami kadang begitu ada saja tingkahnya jadi kadang aku, tanjiro atau kedua orangtuaku bergantian menjaga mereka saat malam hari.

Aku mengecek kamar takeo dan rokuta sementara tanjiro kamar nezuko dan hanako. Setelah aman kami berdua mengetuk kamar kedua orang tua kami untuk bergantian.

"Ya sudah kalian berdua twins tidur saja. Touchan dan kaachan akan menjaga semuanya." Ucap Tanjuro.

"Ya." Ucapku.

Tanjiro menarikku menuju ke kamarnya jadi aku hanya menurut saja. Dan tiba di kamar tanjiro aku langsung tidur begitu saja karena mengantuk.

🍁 Bercanda tapi ditanggapi serius oleh tanjiro

Ka Twins

~ 30 Desember 2022 ~

✔️ Kamado Tanjiro Twins (oc male reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang