TIDAK ADA UNSUR LGBT SAMA SEKALI
DAN KARAKTER COWOK YANG KUJODOHKAN DENGAN MC KUUBAH JADI CEWEK GENDERNYA
STOP BILANG BOOK AKU INI YAOI DAN SEBAGAINYA SAKIT HATI TAHU AKU BACANYA
My story doesn't exist on wattpad's other websites
Ceritaku hanya ada...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night.
Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.
Happy reading
🍁Hiro saat melakukan hal nekat
Aku sedang berjalan berdua bersama tanjiro sementara adik kami berada di rumah. Aku hanya menatap punggung tanjiro memang aku sengaja berjalan di belakang tanjiro seperti menjadi kebiasaanku.
"Niisan!" Panggil Tanjiro.
"Ya." Ucapku.
"Niisan capek tidak?" Tanya Tanjiro.
"Capek tentang apa?" Tanyaku.
"Yah maksudku selesai sekolah niisan harus menjemput adik kita semua setelah itu langsung latihan sepakbola bukannya itu menguras banyak energimu?" Tanya Tanjiro.
"Kau adik yang peka ya tanjiro." Ucapku.
"Hanya merasakan saja apabila saat malam hari niisan langsung tidur begitu saja tanpa sempat makan malam." Ucap Tanjiro.
"Tanggung jawab anak sulung memang berat tanjiro." Ucapku.
"Selain harus menjadi contoh untuk adik-adiknya bahu dia juga harus kuat menerima apapun kondisi keluarga." Ucapku.
"Niisan bercita-cita menjadi seorang atlet kah?" Tanya Tanjiro.
"Begitulah yah walaupun sering diremehkan karena keluarga kita tidak ada bakat disana." Ucapku.
"Kejar terus impianmu niisan aku yakin tercapai." Ucap Tanjiro.
"Aduh dedek gemes niisan ini baik banget deh." Ucapku.
Aku mencubit pipi kanan tanjiro membuatnya kesal tapi aku malah tertawa akan hal itu.
"Niisan lepaskan!" Kesal Tanjiro.
"Hahahaha gomen." Tawaku.
"Dicubit terus pipiku dikira bakpau kali!" Kesal Tanjiro.
Aku melepaskan cubitanku dan hanya tersenyum kearah tanjiro saja. Kami berdua memilih taman bermain untuk beristirahat sejenak.
"Kadang kupikir saat kecelakaan itu terjadi aku yang salah jiro." Ucapku.
"Niisan!" Panggil Tanjiro.
"Kau tahu kita lahir hanya berbeda 30 menit saja, tapi entah kenapa setiap kau dalam bahaya instingku sangat tajam sekali bahkan rela keluar lapangan pertandingan demi menyelamatkanmu." Ucapku.
"Perbuatan niisan ceroboh sekali saat itu." Ucap Tanjiro.
"Seorang kakak pasti ingin melindungi adiknya." Ucapku.
