Ada yang bilang ini gak akan mungkin, yang lain lagi bilang gak akan pernah berhasil—jadi, apa akhir dari perjuangan gue?
—Jejen Galaw—
•~~•
"Jibran mau ambil es Kiko ya?"
Jai mengangkat sebelah alisnya ketika Jibran bertanya dengan penuh dengan semangat juang.
"Jangan banyak-banyak"
"Nggak, 3 bungkus doang"
"3 bungkus itu banyak Jie"
"Bang, Bulan kemarin Ibu beli 4 bungkus aja masih kurang!"
"Jangan terlalu banyak makan es nanti gigi kamu rusak"
"Nggak kan ini bukan coklat"
"Es itu dingin kalau kamu gak tau"
"Tau"
"Iya nanti gigi kamu kedinginan terus rusak terus bolong"
"Nanti Jibran sikat gigi 5 kali sehari deh"
"Yaudah sana terserah—Abang tunggu di bagian ikan-ikanan sebelah situ, jangan lama-lama"
"Gue anter" Sahut Jejen dengan tangan yang merangkul bahu Jibran setelah beberapa saat lalu memainkan jarinya pada capit kepiting hidup yang terikat di atas sebuah kotak Styrofoam yang penuh dengan batu es.
Jai hanya menganggukkan kepalanya sedangkan Nathan sibuk meniru cara bernafas ikan gurame yang sedang berenang-renang kecil di dalam aquarium.
Selama menemani Jibran yang sedang asik menimbang-nimbang bungkusan es Kiko, Jejen justru menerawang jauh, mengingat obrolannya dengan Karina kemarin.
"Ini temen aku, namanya Joel ,Aku sering bareng dia kalau ada kegiatan di gereja"
"Dia baik banget loh Jean, dia jadi pelayan gereja disana, pemusik juga"
"Tapi tau gak? Tiap aku ke gereja temen-temen sebaya aku pasti selalu ngomongin dia"
"Nggak heran sih, pasti dia banyak di kagumin kaya gitu"
Jejen tau betul bahwa sebuah kecemburuan hanya dapat menimbulkan masalah-masalah yang juga berkesan tak dewasa.
Tapi bolehkah Jean memiliki rasa cemburu?, Cemburu ketika bagaimana kekasihnya itu dengan antusias menceritakan seseorang yang memiliki apa yang tak Jean miliki.
Karina memang sudah menjadi miliknya, tapi tak menutup kemungkinan bagi seseorang untuk dapat membuka hatinya bagi orang lain bukan?
"Bang Jen! Itu orang mau lewat jangan berdiri disitu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The 'J' Siblings : Home Sweet Home
FanfictionSelamat datang di keluarga Bapak Jaka! Sendalnya tolong di lepas nanti ibu ngamuk "Anak Bapak yang paling ganteng tuh Bang Jai, kalau yang paling bisa di andelin udah pasti Bang Nathan, yang paling pinter Bang Jejen, kalau Jibran itu sisa ampas kopi...