Konyol

12 2 21
                                    

"Mikhaellaaa." Teriak lelaki berbadan gempal kepada Mikha.


"ASTAGHFIRULLAHALAZIM. ALGI! "

Mikha yang sedang melamun di pos ronda dekat kost-an terkaget karena teriakan Revalgi temannya Mikha yang memiliki peragai seperti banci. Walaupun seperti banci tetapi Algi adalah teman baik Mikha.

"Apaan sih lo anjir, dateng-dateng bikin kaget. "Ucap Mikha sembari mengusap dadanya.

"Ya lagian lo ngapain anjir, duduk di pos ronda sambil ngelamun lagi. Kalo ada yang ngarungin gimana, coba? "

"Ya kali gue udah gede gini masih ada yang mau nyulik. "

"Iya juga sih. Nyulik lo bukannya untung malah rugi. Lo kan kalo makan sebakul."

"Nah, itu lo tau Gi."

"Gi? Gila maksud lo? " Tanya Algi dengan wajah kesal.

"Ya Algi lah, ogeb! "

"Tuh kan. Gue kan udah bilang, panggil gue Dini! Algi lagi, Algi lagi. Bosen tau gak bestie dengernya. " Omel Algi dengan nada bencongnya.

"Lo tuh kalo jadi orang beneran dikit ngapa sih. Masa iya lo yang notabene nya laki-laki gue panggil Dini. "

"Lah, emang nama gue Dini kan. REVALGI DININGRAT! " Ucap Algi dengan nada tinggi di dua kalimat terakhir.

"Serah lo, lah. Mau Dini kek, mau Algi kek. Emangnya gue pikirin. Huuh. " Ucap Mikha membuang nafas keras.

Algi memperhatikan wajah Mikha dengan seksama. Ia merasa kalau Mikha sedang banyak pikiran.

"Ihhh bestie, lo kenapa sih kok mukanya kusut gitu, kayak baju yang belum di setrika tau gak. Ayo dong cerita sama gue, kali aja gue ada solusi gitu."

Mikha diam sejenak, lalu mulai menceritakan kejadian tadi siang pada Algi.

"Tadi siang njir, pas ngojek gua nabrak mobil orang. Terus--" Belum selesai Mikha berbicara, namun Algi sudah memotongnya.

"APA??" Teriak Algi, dengan ekspresi kaget seperti di film-film.

"Kok bisa sih lo nabrak, terus itu gimana mobilnya? " Tanya Algi.

"Lah? Anjir bukannya nanya keadaan gue, bisa-bisanya lo malah nanya keadaan mobilnya. " Jawab Mikha dengan wajah betenya.

"Ngapain gue nanya keadaan lo, anjir. Gak penting. "

"Parah banget sih lo jadi temen. "Mikha mengerucutkan bibirnya.

"Terus, itu mobilnya pada gimana? Penyok? Lecet? Baret? " Lagi-lagi Algi bertanya keadaan mobilnya. Sungguh teman yang laknat.

"Iya." Jawab Mikha singkat.

"Tapi, mobilnya udah lo bawa ke bengkel kan? "

"Udah. Terpaksa gue harus pake tabungan gue untuk benerin mobil bude. Gak enak lah kalau pake duit bude, selama ini gue udah nyusahin mereka mulu. "

Sebenarnya ia terpaksa harus menggunakan tabungannya. Tabungan itu ia dapat dari hasil penyisihan uang bulanannya dan uang yang ia kirimkan ke Ibunya di kampung. Jika tabungan tersebut sudah banyak, ia berniat ingin membeli tanah dan membangun rumah di kampung halamannya.

"Mending lo tau diri. "Ledek Algi pada Mikha.

"Yaa, kali-kali gue harus tau diri lah. " Ucap Mikha sadar diri.

"Terus, itu mobil yang lo tabrak, gimana?" Tanya Algi dengan raut penasaran.

"Awalnya sih dia minta ganti rugi. Tapi, gue bilang aja, kalau gue gak punya duit untuk bayar biaya mobilnya ke bengkel. Akhirnya dia kasihan juga. yaudah deh gue langsung buru-buru pergi sebelum dia berubah pikiran. "

Mari Berumah TanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang