Galla memasuki rumah dengan gontai, hari ini terasa sangat melelahkan baginya. Kerjaan di kantornya yang menumpuk di tambah dengan gosip di kantor yang menuduhnya gagal move on dengan sang mantan. Sebenarnya ia tidak peduli dengan gosip tersebut tetapi, semakin hari ia risih sendiri mendengarkannya.
Gosip tersebut muncul karena sampai sekarang Galla belum juga memiliki kekasih baru.Orang berpikir kalau memang ia sudah move on ia akan mencari pacar baru. Tidak sulit bagi Galla untuk memiliki kekasih baru. Karena Galla sudah memiliki paket lengkap. Apa yang kurang dari seorang Gallanza Raheja? Berprestasi? Iya. Banyak uang? Iya. Ganteng? Oh sudah tentu. Dengan tubuh tinggi menjulang, hidung mancung, bibir tipis dan rahang yang tegas. Wanita bodoh mana yang akan menolaknya.
Bahkan banyak karyawati di kantornya yang merasa senang saat mendengar berita kalau Direkturnya tersebut sudah putus dari pacarnya. Banyak karyawati yang berharap bisa menggantikan sang mantan kekasih Direktur. Sungguh terlalu memang para karyawati Gallanza, bisa-bisanya mereka bahagia di atas penderitaan orang. Walaupun mereka belum tahu siapa yang lebih dulu memutuskan.
Arini yang sedang menonton Televisi di ruang tengah, menoleh ke arah anaknya yang baru saja pulang kerja. "Galla, kemari." Panggil Arini pada anaknya.
Galla menghampiri Arini dengan malas. "Iya ma, ada apa?"
"Duduk, mama mau bicara sama kamu." Ucap Arini tegas.
Galla duduk di atas sofa yang menghadap Arini. Ia menatap mamanya dengan raut penasaran, kenapa tiba-tiba mamanya mengajaknya berbicara serius. Seperti ada hal penting yang ingin di sampaikan.
Arini mengecilkan volume televisi, lalu mulai menyampaikan apa yang menjadi beban pikirannya. "Tadi, waktu mama ke kantor, mama gak sengaja denger karyawan kamu yang sedang ngobrol."
"Lalu?" Galla menaikkan sebelah alisnya.
"Mama denger mereka sedang membicarakan kamu. Katanya, kamu masih cinta sama mantan kamu yang mau menikah itu." Ungkap mamanya dengan nada serius.
Galla tersenyum miring mendengarkan ucapan mamanya. Ia pikir mamanya tidak akan mengetahui hal ini, dan walaupun mamanya mengetahui ia pikir mamanya akan bersikap tidak peduli dan tidak akan membahasnya.
"Apa benar, kamu masih menyukai Larissa?"
Kembali, Galla menunjukkan senyum miringnya. "Memangnya apa peduli mama tentang perasaanku?" Tanya Galla dengan nada datar. "Mau aku masih mencintainya atau tidak itu bukan urusan mama. Yang penting aku sudah menuruti keinginan mama papa, kan? "
Faktanya memang begitu. Galla dan Larissa mengakhiri hubungannya karena orang tua Galla yang tidak setuju. Dan itu di sebabkan oleh perbuatan orang tua Larissa yang mengkhianati kontrak kerja sama antara perusahaan keluarga Gallanza dengan perusahaan keluarga Larissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mari Berumah Tangga
Romance"Mari berumah tangga. " tiga kata yang menurut Mikha horor. Bagaimana tidak horor, lelaki yang sudah membantunya tetapi ia tidak tau siapa namanya kini sedang berdiri di hadapan dirinya mengajaknya untuk berumah tangga, dan parahnya di depan para ta...