11

1K 86 11
                                    

⚠️Peringatan⚠️
Tokoh bukan Original Character,
Nama character dan character boleh minjem dari Haruichi Furudate - sensei dalam manga haikyuu

Dalam cerita ini, mungkin kondisinya tidak akan sama seperti dalam manga aslinya.
Semoga suka :3

Setelah latih tanding dengan Aoba Johsai, tobio nampak lebih tenang. Shouyo kelelahan tertidur bertumpu jendela bus sewaan itu.

Tobio melihatnya seksama, matanya tak lekang kepada alpha itu,

Apakah kamu akan menerimaku setelah mengetahui segalanya ?

Pikirannya terngiang - ngiang kejadian pada masa lampau yang kini membelit dirinya kembali.
Pandangannya agak muram dan kosong tidak menyadari bahwa shouyo membuka matanya dan menatapnya dari tadi.

" Hei- " ucapnya

Tobio terjingkat, menyadari sapaan shouyo.

" Aku lihat dari angle ini , kamu manis juga, ya ? " Katanya pelan

" A-apa katamu boge! " Tobio memerah.

Pertengkaran itu dimulai lagi. Sekarang duo kelas satu karasuno ini sudah kembali seperti biasanya. Setidaknya untuk saat ini.

.
.
.

Malam telah tiba,
Shouyo berada di istana keluarganya, Hinata Resident.

Papa Hinata belum kembali dari perusahaan, mama Hinata menyiapkan meja makan. Meskipun memiliki selusin pembantu, mama Hinata lebih suka membersihkan keperluannya sendiri timbang menunggu pembantu menyiapkan segalanya.

Shouyo memakai setelan rumahnya, bukan yang kayak piyama, hanya kaos dan celana pendek, Yap. Setelan biasa.

Dia menghampiri ibunya,
" Makan malam apa hari ini, ma?! " Seru shouyo

" Bebek panggang, salad, dan beberapa yang lainnya "

" Uuuu~~~ aku sudah lapar! "

" Shouyo , Natsu duduklah di kursi kalian. Sambil menunggu papa pulang, ya! " Kata mama

" HAIII "

.
.
.

Sembari menunggu papa Hinata yang belum juga pulang, mama Hinata sedikit memulai obrolan tentang hari anak - anaknya.

" Shouyo, ibu mendengar kamu tadi latih tanding dengan SMA lain , ya ? " tanya mama

" Iya! Awalnya ku kira aku akan kalah dan tidak bisa berbuat apa - apa, tapi ternyata kita bisa menang " shouyo seru sekali menceritakan

" Wah! Lalu apa kamu bertemu dengan alpha alpha selain dirimu ? " Mama seperti berusaha memancing sesuatu

" Alpha, ya ? Hmmmmmm..... Aku lupa "

" oh! Ada! Namanya iwai- Iwa aku lupa tapi dia alpha, dan ada juga 2 yang lain, "

" bagus , dong! Kamu bisa ngalahin mereka " kata mama

" Emm... Sebenarnya ga aku juga ga ngalahin si, volley kan permainan kelompok, tentu saja tidak hanya aku yg berperan, semuanya hebat! " Shouyo tersenyum

" Ohh gitu, gapapa yang penting anak mama menang  "

" Hehehehe iya, mah "

" Aku juga hebat, kan mah ? " Celetuk Natsu adik perempuan shouyo

" Enggaklah! Kamu itu mungil kecil, ga bisa ngapa"in nangis Ama makan doang bisanya , pelajaran aja nilainya begitu HAHAHAHA " shouyo membully adiknya

" Dih, ga ngaca " omongan Natsu yang satu ini begitu menjurus.

" N-natsu? " Shouyo melemaskan diri ke meja makan, jiwanya telah terpanah dengan omongan adik perempuannya

" kenapa kau sekarang tidak bisa digoda seperti dulu, huhuhu. Ah- hati mungilku terluka " shouyo mencoba tabah.

" Sudah sudah, shouyo jangan menggoda adikmu terus, lebih baik kalian cuci tangan dulu sebelum ayah datang. " Kata mama Hinata

" HAIII " .

.
.
.

Hari Minggu yang berawan dan cerah. Terlihat di kediaman Kageyama yang asri dengan nuansa otentik khas Jepang.

" TOBIO!!!! " Teriakan suara cewek yang sangat keras menyambut pagi ini

Tobio mengenakan earphone nya dan langsung lari ke luar rumah.

" Ibu!! Tobio memakai sepatu ku lagi! " Itu adalah kakak perempuan tobio.

Ukuran kaki mereka memang agak serupa sehingga kadang tobio suka memakai sepatu milik kakaknya, terlebih lagi kakaknya selalu membeli sepatu berwarna netral dan kalem sehingga tobio semakin tidak segan untuk memakai barang kakak perempuannya.

.
.
.

Tobio berlari ke arah bukit sekolahnya, mencoba area yang biasa ia lewati ketika berlatih bersama karasuno. Jalanan naik ataupun turun ia lewati. Hingga di sebuah persimpangan ia berhenti. Menatap seseorang di sebrang sana.

Terlihat dengan jelas, shouyo.
Ia bergandengan tangan dengan seorang perempuan berhoodie putih, yang tentu saja bukan dari sekolah mereka.

Tobio memaku di tempat ia berdiri sedari tadi. Jantungnya terasa langsung anjlok ke perutnya,
" Hinata.. "

Ia berjalan ke belakang, mencari jalan untuk kabur dari situasi itu. Ia berlari tak tentu arah, yang ada dipikirannya hanyalah bagaimana caranya menghilangkan bayangan tadi.

.
.
.

Sampai tobio tersandung sesuatu dan jatuh. Ia sampai di tempat yang sangat familiar dengannya, taman dekat SMP nya dulu.

" Sialan- tsk "

Tobio sedikit mengeluarkan air matanya, entah karena sakit jatuhnya, atau karena sakit hatinya.

" Yahoo--- tobio "

Tobio sedikit mendongak.

" Butuh bantuan? " Orang rambut coklat itu mengulurkan tangannya.

Tobio mengernyitkan dahi, dia memilih untuk bangkit sendiri dan membersihkan badannya.

Setelah itu, tobio beranjak dari tempat itu tanpa sepatah kata pun, belum juga selangkah dia berjalan, orang rambut coklat itu menahan tangannya.

" Sudah lama kita tak mengobrol di sini bukan? Maukah kau? " Tanya nya

Tobio kembali membuat wajah jijik. Ia berusaha melepaskan tangannya dari orang itu, tapi, tentu saja orang itu tidak akan melepaskannya. Orang itu justru menariknya dan mendekatkan wajahnya.

" Aku "
" Memaksa. "

Tubuh tobio merespon rasa patuh akan orang itu. Gen omega dalam diri tobio tunduk dengan perintah orang itu.

BERSAMBUNG...

omega(?)  ( Slow update ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang