17

483 36 4
                                    

bukan Original Character,
Nama character dan character boleh minjem dari Haruichi Furudate - sensei dalam manga haikyuu

Dalam cerita ini, mungkin kondisinya tidak akan sama seperti dalam manga aslinya.
Semoga suka :3

Shouyo dan tobio berdiam diri di kamar berdua. Mereka hanya diam tanpa ada yang memulai percakapan lebih dulu. Shouyo sebenarnya ingin memulainya lebih dulu, tapi melihat raut wajah tobio yang menyeramkan kata - katanya tak bisa keluar.

Nuansa itu semakin dingin di dukung dengan hujan lebat.

" kau- tidak istirahat ? " tanya tobio tanpa menatap shouyo

" Ah! Itu- anu.... " shouyo terbata - bata
" Aku sudah sangat mendingan kok berkat obatmu tadi. Cuman demam biasa saja, tidak flu dan batuk juga si "

" hmm... Begitu... " kata tobio

Suasana kembali hening. Memang dua sejoli ini kalau mengobrol secara pribadi suka tidak tahu apa yang diomongkan.

Shouyo kembali mencuri - curi pandang pada tobio, wajah tobio nampak berseri - seri di matanya. Tak bisa ia pungkiri tobio memang se manis itu.

" Anoo-- "

Tobio akhirnya memberikan tatapannya pada shouyo

" Kenapa ? " Tanyanya

" Kalau aku boleh tau, kenapa kau Semarah itu padaku ? " shouyo memulai deeptalk.

Tobio mengernyitkan dahinya.
" Bukan urusanmu " ketus tobio

Shouyo mendekatkan badannya ke tobio,
" kau marah padaku, bagaimana bisa ini bukan urusanku ? Kalau aku tidak tau kenapa kau marah padaku bagaimana cara memperbaiki semua ini "

Tobio diam dan menatap sinis.

" hei? Heiiiiiiiii? " shouyo mulai gemas

" sudah diam lah! Kau menyebalkan! " tobio beranjak dan naik ke tempat tidurnya.

Shouyo hanya bisa kembali menahan emosi menghadapi omega itu.

" kalau kau mau tidur, di kamar lain saja! Kamar sebelahku kosong, sudah ada kasur dan lainnya, tidur di sana saja " ucap tobio tanpa melihat ke arah shouyo.

" hah? Aku ini tamuuu kenapa kau perlakukan aku beginiii " kata shouyo

" maumu sendiri kan ke sini. Kau itu tamu tak diundang! Jadi diamlah " ketus tobio kembali

" Manusia ini... " Shouyo kembali memanas.
" hah! Sudahlah iya - iya "

Shouyo pergi ke kamar yang ada disamping kamar tobio.

Setelah ia mencoba membuka kamarnya, kamar itu terkunci.
" sialan "

.
.
.

Shouyo terduduk di depan kamar yang dikunci itu. Sembari masih mengomel sendiri karena perlakuan tobio padanya. Shouyo juga sudah tidak teringat lagi soal demam yang menyerangnya tadi. Sepertinya obat yang diberikan tobio sangatlah manjur untuk shouyo saat ini.

Shouyo mulai memikirkan apa kesalahan yang ia lakukan yang dimaksudkan oleh tobio. Ia tidak mengingat apapun yang sekiranya bisa memancing tobio seperti itu.

" Hahhh sudahlah aku tak mengerti jalan pikirnya! " shouyo bergumam.

Petir tiba - tiba menyambar menghasilkan suara yang begitu kencang. Shouyo ketakutan dan menaruh kepalanya ke lantai.

Perlahan suara petir itu pergi, shouyo akhirnya bisa mengangkat kepalanya meskipun masih dengan perasaan deg deg an.

Shouyo mendekatkan dirinya ke tembok samping pintu.
" Huhuhu, tak ku sangka Kageyama akan sejahat itu padaku... Huhuhu "

KRUGGGG~~
Suara itu terdengar nyaring di seluruh ruangan.

Perut shouyo mulai kelaparan.

.
.
.

" Aaaa~~ padahal tadi aku baru saja makan "

" Kageyama masih marah ga , ya ? "

Shouyo berdiri dan kembali ke pintu kamar tobio yang sedikit terbuka,
" Kageyama ? Kau tidur ? "

Tobio tak merespon apapun, dia terdiam di balik selimut itu.

Kringggg kringggggg !!!

Terdengar suara telepon rumah itu lagi, shouyo mendekati tobio yang hanya diam saja di kasur.

" Kageyama? Itu ada telfon di bawah. Kageyama ? " Tiba - tiba tercium bau manis itu lagi.

" Bau ini?! Kageyama ?! " Shouyo langsung mengambil langkah mundur dan menutup pintunya cepat cepat.

Shouyo terduduk di depan pintu itu, ia tak bisa lagi berkata - kata. Bau yang ia hirup tadi, bau manis dan segar yang tadi ia rasakan.

" Tidak mungkin "

Kringggg kringggg---

Telepon rumah itu masih berbunyi diantara badai. Shouyo bergegas ke bawah dan menerima panggilan itu.

Ia mengangkat telepon itu sambil menutup hidung terdengar suara ibu tobio,

Tobio? Sudah beli supressant, nak?
Segera beli, ya? Untuk jaga jaga meskipun jadwal heat mu masih beberapa hari lagi.
Ini obat yang lain sudah ibu belikan tadi sebelum terjebak badai. Jaga rumah, ya ? Hati hati.

Gagang telepon itu tiba - tiba jatuh ke lantai.

Halo? Tobio? Halo?

Shouyo meninggalkan gagang telepon itu dan mendekat ke arah kamar tobio
" Aku akan menolongmu "

.
.
.

🌻🌻🌻🌻

Shouyo mendekat ke kamar tobio,
Ia membuka pintu itu perlahan, semerbak bau wangi itu berada di seluruh ruangan.

Mendengar derik pintu yang dihasilkan shouyo, tobio langsung menoleh ke arah pintu itu, wajahnya berseri merah, ia menekan rasa sakit di perutnya.

" Hinata ? " Katanya lirih
" Ja-jangan- ke sini... "

Bersambung...

omega(?)  ( Slow update ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang