[5] like letters on the sand, i feel you'll disappear

67 11 7
                                    




Namanya Raina. Banyak dikenal di kalangan mahasiswa dan dosen seantero kampus karena aktif berorganisasi dan pintar. Selain itu, Raina juga memiliki paras yang cantik dan pintar bergaul dengan banyak orang, membuatnya menjadi favorit orang-orang yang kenal dengannya. Rambutnya pendek, sebahu lebih sedikit. Raina juga selalu terlihat ramah, karena murah senyum.


"Mantannya Sean, tuh."


Suara dari belakang itu, membuyarkan atensi gue yang tadinya ada pada Raina yang sedang berdiri di atas panggung menjalankan tugasnya sebagai MC pada charity event yang diadakan kampus siang ini. Gue menoleh ke balik bahu, mendapati Jaeremy yang sedang melihat ke arah panggung.

Tanpa menggubris statement yang dilontarkan laki-laki itu, gue kembali membidikan kamera ke arah Raina. Setelah beberapa kali memotret, gue mengecek hasil foto yang gue ambil untuk memastikan angle dan pencahayaannya oke.

"Katanya putus gara-gara sibuk kuliah, tapi ngajak balikan."

"Gue kira mereka putus gara-gara LDR."

"Kenapa ngira gitu?"

Sebenarnya Sean nggak cerita apa-apa terkait putusnya dia dengan mantannya. Hanya saja, pembicaraan gue dan Sean di GBK tempo hari buat gue menyimpulkannya sendiri.

Jae mengikuti gue saat gue beranjak dari tempat tadi untuk mencari tempat yang pas buat memotret peserta charity. Ketika gue sudah berada di sisi kanan panggung, gue kembali melirik ke belakang gue.

"Jae, lo ngapain deh ngintilin gue mulu?" tanya gue dengan suara sepelan mungkin.

"Lo belum jawab pertanyaan gue tadi."

"Oh..."

Gue tetap tidak berencana untuk memberikan jawaban.

"Sana, balik ke ruang tunggu. Emang anak-anak band ga ada yang nyari lo apa?"

"Gue bosen. Di ruang tunggu nggak ngapa-ngapain. Lagian perform-nya juga masih nanti jam lima. Still have an hour."

Gue hanya menggelengkan kepala mendengar jawaban anak itu.

"What do ya think?"

"Apanya?" tanya gue sambil lalu. Sebenarnya, kepala gue rasanya udah berat banget karena dari seminggu yang lalu tiba-tiba gue dibombardir deadline buat video promosi dan mengelola konten-konten yang harus di-upload menjelang event ini.

Seharusnya gue punya empat partner lain, tapi dua diantaranya nggak ada kabar sama sekali. Lalu, dua lainnya yang notabene adalah senior gue, melimpahkan tanggung jawab dua orang yang menghilang tadi ke gue dengan alasan mereka sibuk. Alhasil, gue yang jadi meng-handle semuanya.

"Raina sama Sean. Cocok, nggak?"

"Iya."

Jawaban gue asal, berharap supaya Jae cepat kembali ke tempat yang semestinya.

"For sure?"

Gue menurunkan bidikan kamera setelah memotret perempuan yang menjadi topik Jae.

"Bianna!"

Gue dan Jae menoleh ke sumber suara, mendapati Aulio ketua divisi Pubdok yang barusan memanggil.

"Jae," sapa Aulio saat ia berhenti di depan kami. "Lo nggak nunggu di waiting room?"

"Bosen, bro." Jae menjawab dengan cengiran di wajahnya.

Aulio hanya terenyum, sebelum kembali melihat ke arah gue. "Bi, jangan lupa foto Everyday6 pas di waiting room, ya. Sama nanti pas mereka mau perform lo jangan lupa ambil footage."

you, not anybody else (sungjin x iu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang