Biu menganyunkan kaki nya sembari menunggu Bible selesai rapat osis sore ini, karena hari ini mereka sudah berencana akan menonton film yang diinginkan oleh Biu sejak minggu lalu. Sesekali Bible menegecek keluar untuk memastikan Biu tidak bosen menunggu nya rapat.
"Biu tunggu sebentar lagi ya," ucap Bible untuk kesekian kalinya mengecek kekasihnya diluar ruangan osis.
"Iya Biben, Biu tungguin kok," jawaban yang sama keluar dari Biu untuk kesekian kalinya juga.
Sebenarnya Biu tidak merasa keberatan jika harus menunggu Bible menyelesaikan rapatnya, hanya saja ia harus menahan lebih lama perut nya yang keroncongan akibat belum makan siang. Tetapi, Biu tidak ingin mengeluhkan hal kecil seperti itu dan akan bersabar menunggu Bible menyelesaikan rapatnya.
Pukul 17.00
Tanda berakhirnya rapat osis yang dihadiri oleh Bible tak kunjung ada. Biu menghelakan nafasnya. Kini ia mulai merasa bosan, dan beranjak keluar lingkungan sekolah untuk membeli sedikit cemilan untuk nya makan sembari menunggu Bible selesai rapat.
Mata Biu yang sering kali berbinar dengan cemilan kini berada di rak khusus cemilan yang menjadi kesukaannya itu. Sampai sebuah suara memanggil nya dan memecahkan konsentrasinya dalam memilih cemilan.
"Biu ya? Pacar Bible?" tanya seseorang itu yang terlihat lebih tinggi darinya.
"Siapa ya?" tanya Biu kembali.
Biu tidak pernah melihat laki-laki dihadapanya, dan merasa bahwa laki-laki itu bukan lah teman Bible karena hampir seluruh teman Bible pasti ia ketahui. Wajah dihadapannya benar-benar asing dan Biu benci harus berbicara dengan orang asing.
"Ikut gua yuk, sebentar aja," ajak laki-laki itu.
"Maaf gak bisa, Bible udah nunggu gua. Duluan ya," ucap Biu mencoba menolak dengan sopan laki-laki dihadapannya itu.
Laki-laki itu tiba-tiba saja tersenyum tipis dan menarik tangan Biu dengan kasar. Biu yang tak ada persiapan pun ikut terseret oleh laki-laki dihadapannya itu. Berusaha dengan keras Biu melepaskan cengkaraman laki-laki tersebut hingga menimbulkan bekas merah pada pergelangan tangannya. Tetapi, tetap saja laki-laki dihadapannya tidak juga melepas genggamannya pada tangan Biu.
"Lepasin gua gak, atau gua teriak," ucap Biu dengan serius.
Laki-laki itu hanya terdiam dan terus menyeret Biu ke belakang gedung sekolahnya. Biu terlihat panic, karena di hadapannya kini terlihat beberapa laki-laki yang memiliki badan besar dan terkenal sebagai anak bermasalah di sekolahnya.
"Gak usah macem-macem sama gua ya bangsat," bentak Biu saat salah satu dari mereka mencoba memegang wajahnya.
Mereka hanya menertawakan tindakan Biu dan mulai mencoba memegang bagian tubuh Biu. Seketika badannya kini membeku dan ingin rasanaya ia lari sekencang mungkin, tetapi tangannya digenggam keras bahkan dengan dua orang sekaligus. Kini dirinya benar-benar tidak dapat bergerak dan hanya bisa menendang angina kosong. Ia mencoba memejamkan matanya karena ia sangat takut saat ini, hingga terdengar suara teriakan dari ujung lorong tempat ia sekarang.
"Jauhin pacar gua bangsat,"
Sebuah suara yang sangat ia kenal, suara Bible. Dengan penampilan yang berantakan dan wajah yang emosi, Bible menghampiri segerombolan laki-laki itu dan mulai memukul mereka dengan brutal. Biu sangat ketakutan dibuatnya, karena ia tak pernah melihat emosi Bible sebesar sekarang.
Biu hanya meringkuk ketakutan dan mulai menangis karena ia tidak pernah tahan dengan kekerasan, hingga salah satu tangan menariknya dan membawanya menjauh dari tempat itu. Biu hanya mengikuti langkah kaki yang menarik nya, dan ternyata itu adalah Apo teman satu geng Bible.
"Lo tunggu sini ya, jangan kemana-mana. Gua mau narik Bible dulu," ucap Apo meninggalkan Biu di salah satu kelas.
Tak lama Apo kembali dengan menyeret Bible baju nya sangat terlihat kotor dan penampilan yang sangat berantakan, tak luput pula wajah dan bibir yang dipenuhi luka memar. Biu yang melihat wajah Bible pun menghampiri sang kekasih dan tidak dapat menahan air matanya yang jatuh begitu saja.
"Hei, kamu kenapa nangis? Ada yang luka?" tanya Bible dengan perhatian.
Namun hal itu membuat Biu semakin menitikkan air matanya dihadapan Bible. Tentu saja hal ini membuat Bible bingung dan merasa cemas dengan keadaan Biu. Ditariknya tubuh Biu yang sedang menangis sembari Bible berkata,
"Maaf, maafin aku. Maaf pasti kamu takut banget ya, maafin aku ya,"
Bukan membuat tenang, justru hal itu membuat Biu semakin menangis dan memeluk Bible dengan erat sembari wajahnya ditenggelamkan pada dada bidang Bidang.
"Aku yang minta maaf, karena aku kamu jadi kayak gini," ucap Biu sembari terisak.
"Haha, kamu enggak salah kok. Mereka orang-orang yang sering cari masalah sama geng aku. Harusnya aku yang minta maaf karena gak bisa jagain kamu, maafin aku ya," ucap Bible tanpa melepas pelukan Biu dan mengelus pelan pucuk kepala Biu.
"Jangan berantem lagi ya, aku gak mau kamu kenapa-kenapa," ucap Biu membalas perkataan Bible, dan dibalas anggukan oleh Bible.
"Udah yuk pulang, maaf ya nontonnya jadi batal. Soalnya aku udah kayak gembel banget nih, nanti kamu malu lagi. Udah jangan nangis lagi," ucap Bible sembari menelungkupkan wajah kekasihnya itu.
"Ayuk pulang, aku obtain dulu nanti ya luka nya," ucap Biu dibalas anggukan oleh Bible.
"Po, thanks ya. Gua balik duluan," ucap Bible kepada Apo yang menjadi saksi betapa bucin temannya itu.
"Iye hati-hati dijalan," jawab Apo sekenanya.
Bible pun menggandeng Biu keluar menuju parkiran motornya dan melajukan motornya menuju rumahnya terlebih dahulu, untuk makan lalu membiarkan Biu mengobati lukanya. Bible sangat suka ketika Biu sangat perhatian dengannya seperti sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH KASIH
RomansBible tuh cuek banget orang nya, terkenal sebagai ketua osis yang galak. Tapi herannya kalo udah berhubungan sama laki-laki imut bernama Biu, satu geng pun bakal gerak demi bantu Bible. "Biben jangan berantem terus, mending jemput aku di tempat Us"...