Pukul 15.00
Bel sekolah kini telah berbunyi, banyak siswa yang berhamburan keluar kelas menuju gerbang untuk pulang menuju rumah masing-masing. Berbeda dengan Bible yang kini sedang duduk tepat disamping Biu yang sedang mencatat materi yang tertulis di papan tulis. Bible dengan mengadah tangannya untuk menjadi tumpuan kepalanya melihat kearah Biu yang sedang serius.
"Bible ngantuk?" tanya Biu ketika ia melihat kekasihnya itu masih bertumpu kepala pada kedua tangannya.
"Enggak kok, udah selesai nyatet nya?" ucap Bible.
"Udah kok, ini mau beres-beres. Kalo gak ngantuk kenapa kepalanya ditumpu gitu?Emang gak sakit numpu diatas meja gitu?" balas Biu penuh perhatian.
"Enggak papa, aku suka kalo kamu udah serius gitu. Keliatan lebih imut hehe," jawab Bible yang membuat Biu memukul nya dengan pelan.
Mereka akhirnya meninggalkan perkarangan sekolah dan menuju mall yang sering kali mereka kunjungi di tengah kota. Tempat yang mereka datangi pertama kali adalah sebuah toko buku yang terkenal di kota mereka dan kali ini Biu meminta Bible untuk menemaninya membeli novel yang sudah ia tunggu-tunggu akan dirilis.
"Bible menurut kamu, mending aku beli yang ini atau yang ini?" tanya Biu sembari memberikan dua pilihan buku novel kepada Bible.
"Kalo dari covernya aku suka yang ini, warna dan gambar nya imut kayak kamu," jawab Bible.
"Jangan diliat dari covernya aja ih, coba baca blurd1 nya dulu, bagusan yang mana," protes Biu.
"Hahaha iya iya coba sini aku baca dulu," ucap Bible yang kini asik membaca blurd kedua buku yang ingin dibeli oleh Biu.
"Dua-duanya bagus, kenapa gak beli dua-duanya aja?" tanya Bible yang kini ia memang sangat bingung kalau harus memilih salah satunya.
"Aku mau nabung Bib, gak mau boros uang buat beli di buku," jawab Biu.
Sebenarnya bukan Bible tidak ingin membelikan kekasihnya kedua buku itu, namun Biu sering kali menolak dengan alasan tidak enak atau tidak mau merepotkan jika Bible sudah ingin membelikannya barang yang sedang ia inginkan. Sejak pertama kali Biu memberikan pengertian tersebut, Bible menghargai keinginan Biu agar tak menyakiti harga diri Biu juga.
"Yaudah, aku lebih milih yang pertama aku pilih. Kayaknya juga jalan ceritanya bagus," jawab Bible dengan serius yang dibalas anggukan oleh Biu.
Setelah membayar buku yang ingin Biu beli, Bible izin untuk pergi ke toilet dan meminta Biu untuk menemukan tampat makan yang menurutnya pas untuk mengisi perut mereka yang sedang keroncongan akibat hanya makan di siang hari tadi. Biu melihat restoran ramen yang menjadi favorit Bible dan masuk ke dalamnya.
Tak lama, Bible kembali dari toilet dan menuju ke tempat Biu telah memilih tempat untuk mereka makan. Sedang sibuk memilih menu, tiba-tiba saja Biu menangkupkan pipi Bible dengan kedua tangannya dan Bible tak tahu apa yang sedang terjadi.
"Bible liat aku aja oke, pokoknya liat aku aja," ucap Biu sembari sedikit menarik kepala pipi dengan kedua tangannya masih pada pipi Bible.
"Ada apa?" bisik Bible.
"Pokoknya liat Biu aja jangan liat kemana-kemana," jawab Biu
Sebenarnya Bible sangat penasaran dengan tingkah Biu, namun ia memilih untuk tetap mengikuti apa yang dilakukan kekasihnya itu. Sampai keduanya mendengar sebuah suara yang sangat familiar dikeduanya dan Biu sedikit mendengus,
"Ngapain sih dia kesini," dumel Biu dengan pelan.
"Halo Bib eh halo Biu," suara yang sangat familiar untuk keduanya.
"Eh halo Jeff," ucap Biu basa-basi.
"Lagi ngedate ya? Bible apa kabar?" balas Jeff yang pandnagan matanya kini mnegarah pada Bible yang terkejut mendengar suara Jeff dan menoleh pada sumber suara.
Bible terdiam sejenak. Matanya melihat kearah kekasihnya yang kini diam dan hanya menyilangkan kedua tangannya medekat ke dada. Bible bingung, antara harus menjawab sapaan teman lamanya atau ia harus diam saja.
"Baik, lu apa kabar?" ucap Bible akhirnya memikirkan bahwa Jeff bertanya dengan baik-baik.
"Tumben banget sama aku pake lo gua hahaha, baik kok. Yaudah aku duluan ya Bib, temen-temen aku udah nungguin," ucap Jeff meninggalkan Bible dan Biu sembari menepuk pelan pundak Bible dan melambaikan tangan ke Biu yang sibuk membaca menu.
"Kamu jadi pesen apa?" tanya Bible mencoba mnecairkan suasana diantara dirinya dan Biu.
Biu hanya terdiam.
"Kamu mau makan apa saying aku?" tanya Bible kembali dengan nada selembut mungkin sembari memegang tangan Biu.
Bible tahu bahwa ada yang salah dengan dirinya, namun Biu tak memberitahukan apa yang menjadi salah dalam dirinya. Bible yang tak paham hanya mengelus pelan tangan kekasihnya sembari memberikan senyuman kepada Biu. Biu hanya membalas sekilas senyum Bible dan beralih pada makanan yang sudah ia pesan.
Sampai mereka menyelesaikan makanan pun, Biu tidak mengucapkan apapun. Bahkan kini mereka sudah dalam studio bioskop pun Biu tidak mengatakan apapun dan selalu tersenyum ketika Bible bertanya perihal diamnya.
"Biu, aku tanya sekali lagi. Kamu kenapa?" tanya Bible selembut mungkin sembari tetap mengelus pelan punggung tangan kekasihnya itu.
Biu tetap diam tak bersuara, bahkan hingga film dalam studio mulai.
Selang beberapa lama, Bible mendengar seperti seseorang yang terisak pelan. Tapi, bagaimana bisa? Ia dan Biu sedang menonton film horror. Bible dengan perlahan melihat kearah Biu dan menemukan kekasihnya itu sudah berlinangan air mata. Sontak Bible panik dan menarik pelan diri Biu ke dalam dirinya.
"Biu kenapa? Sayang kenapa?" tanya Bible dengan panic.
"Maafin Biu ya Bib," ucap Biu disela isaknya.
Bible yang tak ingin Biu menangis lebih keras pun menarik pelan Biu keluar studio dan memakaikannya jaket yang ia pakai agar Biu bisa mneyembunyikan wajahnya. Dengan cepat namun lembut Bible berhasil membawa Biu menuju parkiran.
"Biu, maafin aku. Maaf karena aku gak tau salah aku apa, dan udah buat kamu nangis kayak gini," ucap Bible mencoba menenangkan Biu.
"Bib, aturan Biu yang minta maaf. Biu gak seharusnya timbul perasaan kayak gini, bukan Biu curiga sama Bible tapi gak tau perasaan Biu kenapa kayak gini. Maaf udah hancurin ngedate kita," ucap Biu berusaha meutupi isaknya.
"Biu kenapa? Bilang sama Bible, jangan bikin khawatir sayang," ucap Bible sembari mengusap pelan sudut mata Biu yang digenangi air mata.
"Biu tau kalo Jeff mantan Bible, dan Biu gak suka liat Jeff masih deket-deket sama Bible. Biu ngerasa cemburu. Seharusnya Biu gak gitu kan, kalo Biu masih suka cemburu tandanya Biu gak percaya sama kamu. Maafin Biu ya," jelas Biu sembari menatap Bible yang malah tersenyum mendengarnya.
"Aku seneng dengernya, kamu ternyata bisa cemburu sama aku hehehe. Yaudah jangan nangis, oke," balas Bible sembari mengacak pelan rambut kekasihnya itu.
"Tapi, date kita gagal karena aku," ucap Biu masih merasa bersalah.
"Enggak kok, kita kan masih bisa makan es krim dan beli donat kesukaan kamu. Sekarang jangan nangis, yuk kita berangkat," ucap Bible sembari menggandeng tangan kekasihnya dengan lembut menuju motornya.
Sepanjang perjalanan, bibir Bible tak hentinya melengkungkan senyuman. Ia senang mengetahui bahwa Biu bisa cemuru terhadapnya, karena selama ini ia pikir cuek nya Biu sama sekali tidak ada rasa cemburu seperti dirinya cemburu dan posesif terhadap Biu.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1 Blurd merupakan uraian atau penjelasan singkat mengenai gambaran isi buku tanpa menceritakan endingnya yang terletak di belakang sampul novel.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH KASIH
RomansaBible tuh cuek banget orang nya, terkenal sebagai ketua osis yang galak. Tapi herannya kalo udah berhubungan sama laki-laki imut bernama Biu, satu geng pun bakal gerak demi bantu Bible. "Biben jangan berantem terus, mending jemput aku di tempat Us"...