Chapter 01

5.6K 134 2
                                    

“Pokoknya yang kena pesawat kertas ini jodoh gue!” kata Yeonjun pede sambil membidik Yunjin yang bodo amat padanya.

Kedua lututnya bertumpu pada kursi, dan seperti kebiasaan orang-orang pada umumnya, sebelum diterbangkan ujung lancip itu ditiup dulu.

“HHAAAHHH!”

Tapi berhubung ini Yeonjun jadinya malah disembur. Biar tambah mujarab, pikirnya.

Syuuu~

Akhirnya setelah lima kali semburan, origami yang terbuat dari kertas bekas ulangan ekonomi dengan nilai 4 itu diluncurkan. Anak-anak satu kelas langsung bertepuk tangan mengiringinya. Kecuali Yunjin tentunya.

Sret!

“Aww!”

Tapi memang dasarnya bukan jodoh. Tak ada angin tak ada hujan, pesawat itu ujug-ujug berbelok dan malah menabrak orang lain yang hendak masuk. Mana nabraknya juga kena mata.

“CIYEEE...”

Satu kelas langsung riuh, bahkan Yunjin pun ikutan hore-hore karena pesawat itu tak jadi mengenainya. Kentara sekali merasa berkahnya.

Yeonjun melongo. Cengiran lebarnya seketika luntur karena ekspektasinya hancur. “Lho? Kok malah kena dia sih?! Gak jadi jodoh deh kalau dia yang dapet mah!” tolaknya heboh.

Beomgyu sebagai teman sebangku terbahak nista seakan tak ada hari esok. “Ya kagak bisa gitu dong! Sekali jodoh tetap jodoh. Hahaha...”

“Tapi sasaran gue itu Yunjin!”

“Tapi yang kena malah Karina. Hahaha... Ciyeee... Karina, ciyeee...”

“Gak asik lo, Gyu!”

Karina mengerjap-ngerjapkan matanya yang agak perih gegara kecolok itu pesawat. Ia merunduk dan mengambil origami dekil itu yang tergeletak di dekat kakinya.

“Ini apaan sih?”

Sret!

Yeonjun merebutnya dengan galak. “Ini punya gue!”

“Biasa aja dong!”

“Elo ngapain sih datang ke kelas ini?!”

“Sewot banget. Gue cuma mau nyari Winter kok, mau nagih utang.”

Merasa namanya disebut-sebut, Winter yang awalnya khidmat menyantap bekal langsung pura-pura tidur buat menghindar. Bingung soalnya, ia belum ada duit. Mau kabur juga Karina sudah ada di ambang pintu, mau menghilang tapi ia bukan roh halus.

Aduh!

“Minggir lo!”

Karina dorong dada Yeonjun lalu nyelonong masuk menghampiri Winter. Tapi yang membuatnya heran adalah reaksi anak-anak satu kelas itu malah tambah heboh bilang ciye-ciye. Serius, ia belum paham ini ada apa.

Yeonjun juga sekarang balik lagi ke bangkunya setelah menaruh pesawat kertas itu di mejanya Yunjin.

“Gak usah pura-pura tidur, Wint! Akting ngorok elo mirip suara traktor!”

“Hehehe...”

“Bayar utang lo sini!”

“Gak ada duit gue, Rin.”

“Ya emang kapan sih lo bilang ada duit kalau gue tagih?”

Winter meringis malu. Karina mulutnya kelewat jujur, mana suaranya juga keras begitu. Sekarang satu planet jadi tahu semua kalau ia punya utang.

“Rin, elo nagihnya ke cowok gue aja. Dia bakal bayarin katanya.”

“Oh, ya udah.”

Tidak mau ambil pusing, sekarang Karina melenggang menuju Beomgyu.

“CIYEEE...”

Tapi berhubung Beomgyu dan Yeonjun adalah teman sebangku, alhasil ciye-ciye itu malah tambah kencang berkumandang karena keduanya kini kembali berdekatan.

“Ciyeee... Yeonjun ayangnya nyamperin. Hahaha... Disapa dong! Manyun mulu kayak orang lagi makan tutut! Jodoh elo tuh!” goda Beomgyu tak peduli seberapa angker wajah kawannya itu.

“Berisik! Gue gadein juga lo lama-lama ke tukang endul!”

“Ciyeee... Hahaha...”

“Ini kenapa sih pada dzolim banget sama gue? Itu cuma mainan, bercandaan doang! Ah elah!”

“Kalau bercandaan doang harusnya elo nanggepinnya juga biasa aja dong! Serius banget. Jangan-jangan baper lo?”

“Diem lo, Gyu!”

“Hahaha... Ciyeee... Yeonjun sama Karina. Ciyeee...”

Karina melotot. “Sebentar! Jadi yang dari tadi kalian ciye-ciyein itu gue sama dia?!” tanyanya tak percaya setelah menerima sejumlah uang dari tangan Beomgyu.

Yunjin senyum-senyum. “Yeonjun bilang yang kena pesawat kertas tadi itu berarti jodohnya, Rin.”

“H-hah?!”

“Jangan geer lo! Itu pesawat kertas bukan buat elo lagian.”

Dengan pose kedua lengan terlipat di dada, Yeonjun berujar ketus. Karina yang tadinya loading sekarang mulai konek, dan langsung menyahut tak kalah judes.

“Apaan dah?! Yang bener aja hal childish kayak gitu gue anggap seriusan?!”

“Ya siapa tahu aja elo baper beneran kan sama gue?”

“Idih, pede banget! Gak akan! Siapa juga yang mau jodohan sama cowok gampangan kayak elo?!”

“Heh, hati-hati itu mulut! Maksud lo apa ngatain gue cowok gampangan? Gue juga ogah kali punya cewek kayak elo! Lo bukan tipe gue!”

“Ngomong aja sana lo sama gentong!”

“CIYEEEEEEEEEEEEEEEEE...”

Dan pada akhirnya itu kelas malah tambah heboh.















































.

.

.

Yunjin, Yeonjun, Karina

Yunjin, Yeonjun, Karina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ciyeee... || YeonRina [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang