Chapter 11

4.6K 110 15
                                    

Berhubung berangkat sekolahnya semotor berdua, sekalian saja Yeonjun mengantarkan Karina sampai ke mejanya.

“CIYEEEEEEEEEEEEEEE...”

Beda sama kemaren-kemaren yang katanya risih, sekarang diciye-ciyein seantero jagat malah nyengir.

Bahkan dengan pedenya Yeonjun sampai dadah-dadah dan melemparkan flying kiss noraknya, gegara jalan bersama Karina dari parkiran ke kelas orang-orang pada heboh seperti sedang melihat pasangan artis lewat.

Oh, jadi gini rasanya nyapa rakyat? Batinnya.

“Aku ke kelas dulu ya, Rin?”

“Iya.”

Pucuk kepala itu diacaknya gemas sampai rambutnya awut-awutan. Karina mau protes, tapi tidak jadi. Keburu malu sekaligus senang soalnya diciye-ciyein lagi sama anak sekelasnya.

“CIYEEEEEEEEEEEEEEE...”

Lihat wajah ceweknya yang merah merona ibarat bintang iklan sabun cuci muka, Yeonjun pun menyudahi aksi so sweet-nya. Dia pun memasang senyum songong menyebalkannya lalu menunjuk mereka semua yang kentara sekali muka-muka jonesnya.

“CIYEEEE... YANG PADA NGENES LIHATIN ORANG PACARAN CIYEEE... PUNYA PACAR MAKANYA KAYAK GUE!”

Pamer.


























.

.

.

“Yeonjun?”

Begitu masuk ke kelasnya, Yeonjun tiba-tiba dihadang Yunjin di ambang pintu.

“Iya, kenapa?”

Anak-anak kelas yang awalnya pada recok auto jempling melihat momen dua orang bernama mirip itu di sana. Mereka langsung pada mikir, pasti Yeonjun sudah benar-benar menyerah memperjuangkan Yunjin. Buktinya sekarang dihampiri juga biasa saja. Beda sekali sama dulu.

“Eumm... Itu...” Yunjin nampak ragu bertanya dan malah mengulum bibir bawahnya. “Gosip elo sama Karina itu—”

“Itu bukan gosip. Gue beneran pacaran sama dia kok.” sela Yeonjun cepat. “Elo gak mau ngasih ucapan selamat gitu ke gue?” sambungnya sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

“O-oh, iya. Selamat ya? Semoga lo sama dia langgeng.”

“Amiiin...”

Merasa tak ada yang perlu dibicarakan lagi, Yeonjun langsung nyelenong menuju ke bangkunya. Tapi kemudian Yunjin bersuara lagi.

“Dia bukan pelarian elo kan?”

“Jelas bukanlah!” tegasnya seraya membalikkan badan. “Gue sayang banget sama dia, nyaman sama dia. Lo tenang aja, sekarang gue udah lepas sepenuhnya dari bayang-bayang lo. Lo gakkan gue gentayangin lagi.”

Keheningan anak-anak kelas itu masih berlanjut meskipun tak ada lagi dialog di antara keduanya, dan kini Yunjin hanya bisa mengulas senyum tipisnya yang tak tertebak apakah itu ungkapan sedih ataukah senang?

Ciyeee... || YeonRina [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang