5

194 20 0
                                    

Siapa yang terakhir kali masuk ke kamar ibu ku?! SIAPA!!" aku berbicara dengan nada tinggi.

"Win, tuan..." ucap salah satu bodyguard di depan ruang kerja ku.

"Win..?"

⚠️⚠️⚠️⚠️

"Win yang terakhir datang untuk membantu ibu ku." aku yakin kalau win bukan orang yang melukai ibu ku, dia sudah 3 tahun menjadi bodyguard ku dan aku sudah sangat mempercayainya. bahkan, ibu ku sudah menanggapnya seperti keluarga, dia juga sudah sering membantu keluarga ku, tidak mungkin kalau dia yang melukai ibu ku.

Aku menyuruh semua bodyguard yang tidak bersangkutan dengan masalah ini untuk pergi dan kembali menjalankan tugas mereka, sedangkan 4 bodyguard yang lain aku suruh masuk dan mempertanyakan kenapa hal ini bisa terjadi. "Thanat, apa kau yakin bahwa win yang terakhir masuk ke kamar ibu ku?" orang yang baru saja mengatakan bahwa win yang terakhir masuk ke kamar ibu ku adalah thanat.

"Iya tuan, saya melihatnya saat menuju ke kamar tuan mile, saya tidak sengaja melihat win masuk ke kamar nyonya sambil membawa nampan dengan semangkok bubur. bodyguard yang lain juga mengaku bahwa mereka tidak masuk ke kamar nyonya catherine, karena tidak diperbolehkan oleh beliau." thanat menjelaskan dengan panjang lebar dan detail. aku semakin curiga pada win, kenapa saat melihat ibu ku tergeletak ia seperti tidak tau apa-apa?!, cara thanat menjelaskan seakan-akan meyakinkanku bahwa win yang menjadi pelaku kejadian tersebut.

Aku berpikir apakah win adalah mata-mata dari keluarga musuh? apa dia menjual informasi dari keluarga kami pada keluarga musuh?, sialan. ini sudah kedua kali nya terjadi, aku berjanji akan menangkap dan membunuh ornag yang sudah melukai ibu ku dengan tangan ku sendiri.

"Kalau begitu kalian pergi lah. victor, carikan informasi tentang win. apakah dia ada hubungannya dengan keluarga musuh." aku kemudian berdiri dari duduk ku dan berjalan keluar. "Thanat. kau ikut aku." aku menyuruh thanat untuk mengikutiku pergi ke ruang "Rahasia?'.

Thanat membukakanku pintu dan aku masuk ke ruang tersebut. suasana yang sangat aku sukai. minim cahaya, sepi, dan yang paling aku sukai adalah ruanganku kedap suara. ruangan ini biasanya aku gunakan saat sedang ingin menyendiri atau membunuh dan menyiksa.

Aku duduk dikursi dan mengambil pistol dilaci meja ku kemudian meletakkannya di atas meja. "Thanat. sedari tadi aku sudah cukup menahan emosi ku." aku mengangkat kepalaku dan menatap ke arah thanat yang terlihat ketakutan. "CEPAT KATAKAN YANG SEBENARNYA!!" aku berdiri dan mengangkat pistolku lalu mengarahkannya ke arah thanat.

Thanat sepertinya kaget, tapi ekspresi nya tergantikan dengan senyum sinisnya. "Jadi tuanku ini sudah tau, huh?".

"Sialan kau thanat. KUNCI PINTU NYA!" victor dan 2 bodyguard lainnya kemudian masuk dan mengunci pintu dari dalam. mereka mengeluarkan pistolnya dan mengarahkannya pada thanat.

"Hei, mafia macam apa kau? masih mengandalkan bodyguard? apa kau balita yang sedang dijaga oleh pengasuhnya?" thanat mendekati ku dan menepuk bahu ju, memandangi ku dengan tatapan meremehkan.

"Thanat!! jaga sikapmu! atau akan ku tembak kau!" ucap victor, dia berjalan perlahan mendekati thanat dan masih dengan pistol ditangannya.

Thanat mengalihnya pandangannya kepada victor. aku meletakkan pistolku kembali di meja dan memberi kode ke bodyguard yang lain untuk segera menangkap thanat dan mengikatnya.

Aku tau victor kini sengaja membuat thanat fokus pada nya agar bodyguard yang lain bisa segera membius thanat dengan mudah.

"Ck ck, apa temanku sedang mengancamku? apa kau lupa saat kita sedang memikirkan rencana pembunuha-"

"SIALAN KAU THANAT!!" victor memkululi wajah thanat sampai thanat tersungkur dilantai, melihat mereka, aku memilih untuk duduk dan menyaksikan pertengkaran mereka.

Bug bug bug

Victor tanpa henti memukuli thanat hingga wajah thanat berdarah. "jangan berani mengungkit masa lalu brengsek!!!"

"Moon, pang hentikan mereka dan cepat ikat thanat."

Moon dan pang menangguk dan segera melerai pertengkaran antara victor dan thanat.

#######

Tangan dan kaki thanat sudah diikat, wajahnya lebam akibat pukulan dan victor. dia terduduk lemah tapi masih dengan mata terbuka dan menatap tajam ke arah ku, nafasnya tidak beraturan dan sekitaran bibirnya masih ada darah.

Aku sudah menyuruh victor, moon, dan pang untuk keluar. aku ingin menghabisi pria sialan ini sendiri. aku pergi mengambil pisau dan kembali ke arah thanat berada.

Aku menunduk dan mengangkat dagu thanat menggunakan pisau yang aku pegang, keringat thanat sudah membasahi wajahnya, tatapannya yang tadi berubah menjadi ketakutan. bahkan jika dia bergerak sedikitpun pisau ini akan melukai dan menambah luka diwajahnya.

"Aku baru pulang dari kampus tapi kau sudah membuat masalah ya.."

Aku menggoreskan pisau di pipi kanan thanat, darah mengalir dari pipinya. "KALAU IBU KU KENAPA-KENAPA, BUKAN HANYA KAU, TAPI JUGA KELUARGA MU AKAN HANCUR!!" aku memegang rahang thanat dan memasukan pisau ke dalam mulutnya dan memutarnya, sesekali thanat batuk karena ujung pisau yang mengenai dan menusuk-nusuk tenggorokannya. "Ini balasan untuk mulut sialanmu yang kotor." baik pisau maupun tanganku sudah berlumuran darah dan bau amis mulai menusuk, thanat sudah setengah sadar, ia semakin lemah bahkan mengangkat tangan saja sangat sulit.

"S-shialhan! akhh!" thanat berusaha menangkat tangannya walau keduanya terikat.

jlebb

Tangan thanat berusaha meraih wajahku agar bisa menamparku. aku segera memeggang tangannya dan menariknya ke lantai lalu menusuknya. "AKHH!" thanat berteriak. untuk terakhir kalinya. "anggap saja ini balasan untuk kelakuan keluarga mu juga, yang suka menipu ibu ku.." aku mendekati wajah thanat dan berbisik. bau amis darah sangat menyengat, tangan ku dipenuhi bercak darah.

Aku meletakan pisau yang baru saja aku pakai dan segera berdiri, berjalan keluar ruangan. saat membuka pintu, moon dan pang masih berjaga didepan pintu. aku bisa melihat wajah kaget mereka, tapi hal seperti ini sudah biasa, kenapa mereka harus terkejut?

"Bagus kalian masih ada. bereskan mayat thanat, aku lelah." aku lalu berjalan melewati mereka. tidak perduli dengan keadaanku yang dipenuhi bercak darah.

#######

Aku sudah selesai mandi, dan mengganti baju dengan piyama. hari sudah mulai malam, dan aku harus mengetahui keadaan ibu ku, tapi disisi lain aku sangat lelah. setelah berpikir lama, aku segera mengambil kunci mobil dan keluar kamar.

Aku berjalan keluar rumah dan menuju ke garasi. aku masuk ke mobil dan menancapkan gas menuju ke rumah sakit yang sudah win beritahu pada ku.

Jangan tanya tentang ayah dan mile. mereka sudah lebih dulu pergi ke rumah sakit setelah diberitahu oleh win. "Bahkan berbaring saja aku belum sempat."

.....

Manipulation🔞 - BibleBuild (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang