6

203 19 0
                                    

Jangan tanya tentang ayah dan mile. mereka sudah lebih dulu pergi ke rumah sakit setelah diberitahu oleh win. "Bahkan berbaring saja aku belum sempat."

.....

-Build Pov‐

Malam ini aku sedang berada didalam kamar, aku duduk di meja tempat biasa aku belajar. aku fokus ke laptop, kemudian lanjut mencatat. sejak pulang dari kampus tadi sampai sekarang aku belum makan sama sekali, aku terbiasa makan malam bersama keluarga ku tapi hari ini mereka sedang ada pekerjaan, aku tidak biasa makan sendirian.

Ditengah-tengah saat aku sedang fokus belajar ponsel ku berbunyi, aku segera mengambilnya dan mengangkat telpon dari apo, "Iya po, kenapa?", "BIU! MAAF TADI AKU PULANG LEBIH DULU!! " aku menjauhkan ponsel dari telinga ku. suara apo dari sebrang sana sangat nyaring, telinga ku rasanya sakit sekali."hei po. kecilkan suara mu, lagipula tidak apa-apa."

"Hehe.. kalau begitu ayo video call, aku bosan."

"Hm.."

Aku menjauhkan ponsel dari telinga ku dan mengangkat kembali telpon dari apo, aku melihat ke layar ponsel ku apo sedang makan. "Apa kau sudah makan?" tanya apo. aku yang tadi nya fokus ke laptop melihat ke arah ponsel. "Belum. aku tidak ingin makan malam sendirian." aku kembali fokus untuk belajar.

"Hei!! ayo makan, kita makan bersama!" ucap apo.

"Tapi rasanya be-" aku belun menyelesaikan perkataanku tapi apo sudah duluan menyela. "Apa aku harus pergi ke rumah mu, huh?!" apo berbicara dengan nada yang cukup tinggi, " Tidak perlu! baiklah, aku akan makan. tapi temani aku, oke?" apo hanya menangguk.

Aku berdiri dan berjalan keluar kamar, aku pergi menuju ke dapur untuk melihat-lihat apa yang bisa aku makan. sebenarnya pembantu di rumah sudah memasak, tapi tidak ada yang aku sukai, tidak ada makanan pedas.

Tuk tuk

Aku yang sedang mengacak-ngacak isi kulkas menoleh ke arah suara langkah kaki tersebut. dan ternyata itu ada barcode, adikku. dia baru pulang dari kursus bahasa inggrisnya di jam seperti ini.

"Baru pulang? apa kau lapar? mau kakak pesan kan makanan?" aku segera berdiri sambil membawa beberapa buah-buahan. "Biu, itu siapa?? barcode?" tanya apo masih dalam keadaan video call, aku berbalik dan mengangguk. "Mau kak! code lapar, tadi tidak sempat beli makanan.." ucap barcode dengan wajah memelas.

"Ganti baju dulu sana. kakak akan menyuruh nawat membeli makanan." aku lalu memasukan beberapa potongan buah.

Barcode hanya mengangguk dan segera pergi meninggalkan dapur, dan berjalan ke kamarnya. saat barcode sudah pergi aku kemudian memanggil nawat, "NAWAT!!" aku berteriak tapi tidak ada respon. "NAWAT!" sekali lagi, tapi tetap tidak ada, apa bahkan tidak seorang pun bodyguard yang mendengarnya langsung pergi memberitahu nawat?!!

"Telpon saja dia, mungkin dia sibuk." kata apo saat aku masih berteriak memanggil nama nawat terus-terusan. aku menoleh ke arah layar ponsel dan segera duduk, "Kenapa mereka bisa menjadi bodyguard?! bahkan teriakan ku saja mereka tidak mendengarnya. besok aku akan memecat mereka!" aku mengomel sambil memasukkan potongan buah ke dalam mulutku. "Telpon saja. kau selalu sensitif setiap kali kau lapar."

"Lalu apa yang akan aku gunakan untuk menelponmu, huh?"

"Telepon rumah?"

Aku menggelengkan kepala tanda tidak setuju. aku saat sini sedang lapar dan sangat malas untuk berjalan mengambil telepon. 2 menit kemudian barcode kembali kedapur setelah mandi dan mengganti baju. dia lalu duduk disebelahku dan ikut makan buah, "Biu. telponnya aku tutup dulu, aku harus pergi. bye!" kata apo sebelum memutuskan telpon.

Aku melihat barcode yang dari tadi hanya bermain ponsel, "Code, coba telpon nawat, tadi kakak memanggilnya tapi dia tidak datang."

Barcode menoleh kearahku yang sedang menatapnya, "Panggil bodyguard lain saja, kak!"

"Yasudah." aku berpaling dari barcode dan mengambil ponsel milikku, aku malas untuk berteriak lagi. aku mencari-cari kontak dengan nama 'nawat' dan menelponnya.

'kenapa tidak di angkat?!! padahal panggilannya masuk.' aku akhirnya menelpon bodyguard lain untuk disuruh membelikanku makanan. padahal aku cuma mau makan, tapi ada saja hal yang membuatku emosi.

3 menit kemudian bodyguard datang menghampiri ku dan barcode di dapur yang sedang duduk dan memakan buah sialan itu yang tidak akan pernah membuatku kenyang.

"Ada apa, tuan?" kata bodyguard tersebut.

"ADA APA KAU BILANG?! DIMANA NAWAT? DIMANA LEON? DIMANA SEMUA BODYGUARD?!!" aku memarahi bodyguard itu, dia sangat menyebalkan. barcode yang tepat disampingku hanya bisa menutup telinga nya.

"Maaf tuan, tapi.."

"TAPI APA?! AKU HANYA AKAN MENYURUH KALIAN MEMBELI MAKANAN! BUKAN MEMBUNUH ORANG!" aku sedang mengomeli bodyguard itu dan barcode memegang tangan kiri ku, "Kak, kenapa tidak pesan saja? lebih mudah kan?" aku terdiam. bahkan ide tersebut tidak terpikirkan olehku sama sekali.

"Iya juga.. yasudah kau pergilah! tapi sebelumnya beritahu aku dulu, dimana nawat?!"

Nuea hanya terdiam ditempat. apa dia tidak berani mengatakan sesuatu? apakah terjadi sesuatu?

"Nuea, kakakku bertanya. dimana nawat?" barcode berdiri dan mendekati nuea.

"Nawat.. Nawat gagal saat menjalankan misi, tuan.." ucap nuea sambil menunduk.

Aku dan barcode sedikit bingung dan cemas, barcode yang tadi berdiri didepan nuea kini berjalan mundur, perlahan-lahan. "Nuea? NUEA APA YANG TERJADI?! MISI APALAGI YANG AYAHKU BERI!" aku semakin cemas. nawat sudah ku anggap seperti saudaraku, dia menjaga ku bukan sebagai bodyguard tapi kakak.

Nuea terdiam lagi, aku melihat barcode yang masih menatap nuea menunggu nya untuk membuka suara. aku menarik barcode ke pelukanku dan memeluknya erat-erat, "nuea bicaralah. jika sampai barcode menangis, aku akan membunuhmu disini." aku mengancam nuea agar mau bicara.

Barcode sangat menyayangi nawat, sama sepertiku. hanya dia satu-satunya bodyguard yang tidak pernah mengecewakanku.

Nuea mengangkat kepalanya, "Nawat sudah tidak ada, tuan."

Aku terkejut dengan apa yang dikatakan nuea. rasa laparku sekarang hilang, nafsu makanku pun juga sama. kali ini aku harus bisa menahan air mata dan menenangkan barcode yang sudah meneteskan air mata, aku bisa merasakan air mata barcode menetes di baju ku, "Apakah kalian sudah menyiapkan pemakamannya?" ucapku berusaha tenang sambil mengelus-elus pelan punggung adikku.

"Mayat nawat belum ditemukan"

Aku melepaskan pelukanku dengan barcode dan menatapnya, "code, pergilah ke kamarmu oke? tenangkan diri disana, kakak akan pergi dulu."

Barcode menatapku, "Kemana kak?"

"Barcode."

Barcode akhirnya pergi meninggalkan aku dan nuea di dapur.

"Nuea, dimana tempat terakhir nawat berada?" aku berjalan mendekati nuea.

"Dirumah tuan phupha."

Aku tidak membalas perkataan nuea sama sekali, aku hanya melewatinya. aku pergi ke kamar untuk mengganti baju dan mengambil kunci mobil. saat akan keluar kamar nuea menahanku, "Tuan.. tuan mau kemana??"

Aku berhenti, "Tempat bodyguard ku tewas." aku lalu lanjut melangkahkan kakiku untuk keluar rumah. " TUAN, BIAR AKU SAJA YANG MELAKUKANNYA!" aku tidak memperdulikan teriakan nuea, aku tidak terima kalau nawat sudah tidak ada... hanya dia yang bisa membantu ku untuk mengetahui misi ayah selanjutnya.

"Nawat Thanatwin, apa kau benar-benar meninggalkanku?"

.......

Hii, maaf ya kalau banyak typo ^^

Trs soal penggunaan koma, titik, dan huruf kapital masih salah, maaf yaa huhuuu:( ngetiknya buru-buru soalnya wkwk. up nya juga lambat soalnya sibuk sekolah trs kursus, jadi up nya rada lambat ehehe.

Ini first time nge-publish cerita yang gua buat, jadi maaf ya klo rada-rada aneh :>

Manipulation🔞 - BibleBuild (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang