04 || Bertemu Anna

97.2K 5.7K 1.7K
                                    


Spam komen yuk!

Jangan lupa Vote juga, makasih ❤️

.
.
.

"Kayak bocah, pake keluar grup segala," ujar Zares seraya mendekat pada lemari pendingin untuk mengambil minum, sementara Alexa tengah memotong puding untuk ia masukan ke dalam mangkuk kecil.

"Biar lo bebas curhat sama temen-temen lo."

"Lebih seru kalau ada lo di grup itu, jadi lo tau keluh kesah gue tanpa harus ngobrol langsung."

"Hm, terserah."

"Lo marah?"

"Ya lo mikir aja, seenteng itu lo nyakitin hati gue."

Zares menghela nafasnya seraya menyandarkan pinggangnya di meja dapur, memandang Alexa yang masih berdiri di dekatnya.

"Lo gak ngerasa terbebani?" Tanya Zares, namun Alexa tak menyahut atau pun menoleh.

"Pasti lo tenang-tenang aja, hidup lo enak setelah nikah sama gue, semuanya serba berkecukupan. Tapi gue gak tenang, Alexa. Gue-."

"Tenang?" Alexa menyela ucapan Zares, kemudian ia menoleh dan menatap Zares dengan tatapan dinginnya.

"Lo beranggapan gue tenang? Seasing itu gue buat lo? Sampe lo gak ngerti sama perasaan gue yang sebenarnya," ucap Alexa dengan mata memerah.

"Lo pikir cuma lo yang terbebani? Gue pun terbebani, Zares. Gue takut, takut buat ngelahirin, takut gak bisa jadi ibu yang baik buat anak kita, takut gue gak bisa ngurus dia tanpa lo, dan masih banyak ketakutan gue yang lain, tapi gue berusaha buat tenang, karena gak ada gunanya nangis buat menyesali perbuatan gue sendiri."

"Perasaan gue selama ini gak pernah baik-baik aja, tapi lo menambah buruk keadaan dengan cara nyari ayah sambung buat anak kita, lo keterlaluan."

"Sakit hati gue, Zares. Gue berharap waktu bisa diputar, dan gue gak akan pernah berurusan sama lo," ucap Alexa lagi, tak dipungkiri ucapannya membuat Zares merasa bersalah.

Zares menaruh minuman kalengnya, "kenapa lo masih mau bertahan sama gue? Padahal lo tau kalau gue udah terlalu sering nyakitin lo."

Alexa terdiam seraya meremat bajunya, matanya sudah berkaca-kaca namun ia berusaha untuk tidak meneteskan air mata.

"Gue ijinin lo buat cerai sama gue, kita ambil jalan tengah biar kita bisa bahagia tanpa harus bersama. Kalau begini terus, lo bakal nyalahin gue yang katanya selalu nyakitin lo, padahal lo sendiri yang cari penyakit, kita cuma perlu pisah."

"Kenapa harus pisah?"

"Karena gue punya Anna, gue sayang sama Anna. Gue dan Anna udah pacaran sebelum kita menikah. Gue tau gue salah soal malam itu, gue udah maksa lo buat ngelakuin Sex sampai lo hamil, gue minta maaf. Tapi tolong, Al. Jangan bikin gue ngerasa bersalah terus sama lo, kalau lo mau bahagia lo harus pisah sama gue. Karena menikah belum tentu berjodoh."

Alexa menghela nafasnya, ia meraih mangkuk berisi puding dan melangkah menuju kamar tanpa mau menyahuti ucapan Zares.

Zares pun mengikuti langkah Alexa, sesampainya di kamar ia melihat Alexa yang duduk di atas sofa seolah mengabaikan kehadirannya.

"Apa alasan lo gak mau pisah sama gue?" Tanya Zares.

"Apa karena uang? Lo takut bibi lo marah karena lo gak bakal bisa ngasih mereka uang lagi kalau kita cerai? Uang urusan gampang, gue bakal tetep kasih uang bulanan buat lo, anak itu, dan bibi lo," tanya Zares lagi, namun Alexa terus mengabaikannya.

Zares pun duduk di samping Alexa sambil memandang Alexa, "jangan kayak gini Al. Gue bener-bener gak bisa ngelanjutin pernikahan ini, suatu hari gue harus menikahi Anna."

ALZARES || Alexa X Zares ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang