29. Kehilangan 🧦

16 4 30
                                    

"Untuk yang kesekian kalinya aku takut mencintai siapapun, karena aku sadari semuanya akan pergi. "

Ara menatap dirinya sendiri diharapkan cermin, air mata berlinang membasahi pipi kesedihan datang mengapa hati tanpa disadari. Tiada yang sudi untuk menghapus air matanya, tak apa lagi pula Ara sudah terbiasa terluka sendiri.

"Meskipun semua orang satu persatu pergi dalam kehidupan Ara, aku akan tatap disini menemani serta mendampingi kamu. Mau kah kamu menjadi milikku untuk selamanya? " Adi datang kembali, memeluk mesra tubuh mungil Ara, rasa rindu melebur menjadi satu dalam asmara.

"Gue muak, gue capek!!! Kalau mau pergi yah pergi jangan pernah datang lagi gue mohon!!!" tatapan matanya sendu, rasa sakit menjalar sekujur tubuh, mengapa semua selalu pandai mengutarakan janji?

Janji semanis gula, harapan tentang hidup bahagia terangkai indah karena seutas kata bernamakan janji sehingga diri ini tak menyadarinya bahwasanya janji hanyalah omong kosong semata.

"Kenapa Ara, bilang begitu? Aku sayang kamu Ra, aku mau menemani Ara terus. " Adi mengelus pipi Ara, membelainya penuh perasaan sayang. Ada rasa bersalah yang mengganjal dihatinya.

Menjadikan Ara sebagai pelampiasan.

Menjanjikan hal manis untuk terus hidup bersama.

Bahkan Yanto jauh lebih baik setidaknya ia jujur jikalau rasa sayangnya untuk Ara pada awalnya hanya bercanda, tidak serius. Kalau sekarang Yanto menyayangi Ara dengan tulus sungguh Arana Mentari tak perduli, justru ia bahagia cowok brengsek itu sakit hati itu artinya Yanto juga merasakan perihnya dipermainkan!!!

"Ternyata benar apa yang Cahaya bilang, jangan menerima seseorang hanya karena rasa enggak tega, yang nerima apa adanya sejak awal adalah orang yang berpeluang untuk memberi luka paling dalam. "

Ara sudah menghapus kontak Adi dari handphonenya, mungkin selanjutnya perlahan pasti pasti Ara akan sepenuhnya bisa  melupakan segala kenangan manis yang pernah ia lalui bersama Adi.

Untuk apa mempertahankan seseorang yang tidak mau diajak berjuang bersama?

"Maafin aku, Ra. Jarang ada waktu buat kamu, mempermainkan perasaan kamu, suka menghilang tanpa kabar. Jujur aku takut kehilangan kamu. "

"Ada beberapa kesalahan yang enggak bisa dibayar dengan kata maaf. KISAH ANTARA KITA SUDAH SELESAI!!! "

"JANGAN PERNAH DATANG LAGI. "

"JANGAN CARI GUE LAGI!!! "

"GUE CAPEK DI, CAPEK. CAPEK DENGAN SEMUANYA!!! "

"Maafkan aku. " hanya kata itu yang mampu Adi katakan, dia sadar sangat sadar semua kesalahan ada padanya.

Ara menyerah mulai detik ini ia sudah tak lagi percaya cinta tulus itu ada.

🧦🧦🧦

"KENAPA IBU NINGGALIN ARA?" Ara menangis, terluka dan merana dalam sunyi Ara menanggung beban derita seorang diri, tak ada sandaran ternyaman saat rapuh, tak ada tempat pulang untuk mengobati segala rasa lelah.

"Kalau Ibu masih ada di sini, pasti Ibu bangga sama Ara, hehe sekarang Ara berusaha buat terlihat cantik dan manis enggak akan bikin ibu malu. Oh Iya Ara juga dapat peringkat satu di sekolah. "

Ara menaburkan bunga di atas makam orang tuanya memanjatkan doa berharap Tuhan mengampuni segala kesalahan yang orang tuanya perbuat. Meskipun mereka telah lama pergi, mereka akan tatap ada didalam hati Ara untuk menemani dikala sepi melanda jiwa.

"Ayah, anakmu sudah beranjak dewasa yang tadinya menangis karena enggak dapat uang jajan sekarang menangis karena bingung besok mau makan apa?Overthinking memikirkan masa depan, dan terluka karena cinta. Kalau saja Ayah masih hidup, Ara ingin memeluk Ayah. "

Teringat kenangan manis semasa kecil masa paling indah yang mustahil untuk terulang. Menghabiskan waktu, berbagi canda dan tawa bahagia sepanjang masa.

"Mama, maafkan Ibunya Ara yang sudah tega menghabisi nyawa Ayla, pasti rasanya sakit yah kehilangan anak, mungkin rasanya seperti separuh jiwa melayang. Ara mengerti, kehilangan seseorang yang begitu berarti sangatlah menyakitkan. "

Hanya Ara yang tahu kasus dibalik kematian adiknya, bukan karena tersedak makanan berakhir mati konyol tatapi sengaja diracuni.

"Ibu, sudah mendapatkan balasan atas perbuatan kejinya, TETAPI KENAPA ARA YANG MENJADI KORBAN? Ara capek, Tuhan ... Enggak kuat. "

"Bolehkah, Aku menyerah saja? "

Satu pertanyaan terlindas dalam benaknya, yang mustahil untuk ditemukan jawabannya.

BAGAIMANA CARANYA MATI TANPA HARUS BUNUH DIRI!?

🧦🧦🧦

"Senja Kalandra, ada di kota jakarta jikalau kamu mau memperjuangkannya silahkan datang ke sana, aku akan mengirim alamat lengkapnya. "

Hatinya memang teriris nyeri, luka batinnya belum mampu di sembuhkan. Namun bibirnya dipaksa untuk terus tersenyum sebab keinginan Ara hanya satu, yaitu membuat orang di sekelilingnya bahagia.

"Aku memang ingin pergi ke Jakarta untuk merangkai mimpi serta berjuang demi masa depan yang lebih baik perihal Senja aku tak lagi mengharapkannya. "

Dari senja, Cahaya belajar satu hal bahwasanya yang indah mustahil selamanya ada.

"Aya, boleh enggak aku ikut sama kamu ke Jakarta, hehe. "

"Aku senang banget Ra, kalau kamu mau ikut setidaknya aku tidak sendirian di tempat yang begitu asing itu. "

Cahaya maupun Arana sama-sama tak pernah merasakan dicintai dengan tulus, bahagia mendapatkan seseorang yang mau berjuang bersama.

"Yang berlalu biarkan berlalu mari kita membuka lembar baru untuk memulai kisah yang jauh lebih indah. "

𝘼𝙥𝙖𝙥𝙪𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜  𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙩𝙚𝙧𝙟𝙖𝙙𝙞, 𝙩𝙚𝙧𝙟𝙖𝙙𝙞𝙡𝙖𝙝. 𝙞𝙨'𝙩𝙝𝙚 𝙧𝙚𝙖𝙡 𝙤𝙛 𝙞𝙠𝙝𝙡𝙖𝙨 𝙤𝙠𝙚.

𝓑𝓮𝓻𝓼𝓪𝓶𝓫𝓾𝓷𝓰 ✨

Kecewa sama diri sendiri karena enggak bisa menyesuaikan cerita ini tepat satu bulan:)

Tubuh yang gampang sakit, pikirin yang kacau enggak bisa diajak kerja sama

1 part lagi tamat ...





𝑆𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐾𝑎𝑚𝑢 𝐵𝑜ℎ𝑜𝑛𝑔𝑎𝑛 || 𝑻𝒂𝒎𝒂𝒕 ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang