18. Permintaan maaf🧦

5 7 32
                                    

"Disaksikan betapa harumnya air danau yang telah tercemar, gue Yanto Andriansyah dari lubang pantat yang kusut tulus ingin meminta maaf kepada Arana Mentari yang cantik kaya burung perkutut bau kentut. "

Yanto membelikan banyak makanan enak buat Ara, makanan itu ia masak dengan susah payah.  Sejak matahari terbit di ufuk timur Yanto bergelut dengan bumbu serta bertengkar sama minyak panas. Yanto masak jengkol balado, jengkol rica-rica, semur jengkol, dan jengkol coklat keju, berharap Ara luluh lalu memaafkan semua kesalahannya.

"Permintaan maaf lo, enggak akan menyembuhkan luka hati gue Yanto!!! Lo sendiri yang menyuruh gue cerita tantang Senja. Namun setelah susah diceritakan lo malah marah, mau lo apaan sih? " Ara ketawa, Ara kesal mau jadikan Yanto soto tapi Ara takut dagingnya enggak enak.

Bagi Ara tak semua kesalahan dapat dibayar dengan semur jengkol, Ara benci Jengkol, Ara benci Yanto. Permintaan maaf dari cowok itu membuatnya semakin ingin jauh darinya.

"Kalau lo enggak mau maafin, gue akan meng gay. Gue akan jadian sama cowok!!! " Yanto sudah memberanikan diri minta maaf tatapi Ara tidak menghargai, sakit bangat jeroan Yanto.

Ara tak tega membiarkan Yanto jadi pembelok tapi mau gimana lagi, kesalahan Yanto sudah sangat melukai organ dalam Ara, tak bisa di toleransi.

"Mau lo kesurupan pun gue masa bodo, lo meninggal pun gue enggak perduli. "

Geram emosi tak bisa tertahankan Ara mendorong Yanto, cowok itu tercebur danau.

Ara tersenyum puas ia harap cowok kampret itu mati dimakan buaya.

****

"Ara kalau kita udah pacaran jangan malu yah, punya aku. Hm ... Aku enggak terlalu tinggi sama enggak ganteng kaya cowok lain. "

Ara terdiam seraya menikmati segarnya es jeruk terkejut bukan main mendengar ucapan Adi, entah kesambet setan apa? Baru kenal sudah bicara ngaco begitu.

"Ngomong apa sih? Kita baru kenal beberapa hari kejauhan tahu, masalah perasaan itu enggak bisa instan. " Ara meneguk minumannya sampai habis, hari ini panas cuacanya lumayan terik jadi gerah hati gerah bodi.

"Iya Ara, gue paham dan mengerti kok. Mie instan saja harus di rebus dulu baru bisa di nikmati. Masalah hati juga perlu proses. "

Adi merasa damai kala ia dekat dengan Ara, hatinya tenang senyum pun terpancar dengan manis, apakah ini yang di namakan jatuh cinta pada pandangan pertama?

Hatinya berbunga bunga, bahagia tiada tara.

🧦🧦🧦

"Aya, kalau cewek ngambek cowok harus gimana? Bingung gue, sudah minta maaf tetap saja dia marah. "

Yanto tidak menyangka Ara tidak menghargai perjuangannya, lelah menghadapi sikap kekanak-kanakan Ara. Dahlah mending turu di bawah tanah cosplay jadi kentang.

"Lu bego! Harusnya merangkai kata indah menyentuh hati bukan malah ngatain Ara bau kentut. " Cahaya menjewer telinga Yanto saking kesalnya, kapan sih otak cowok itu berfungsi dengan baik.

Yanto goblok wajib di tebas pakai golok lehernya. Hati wajib memiliki kesabaran ektra kalau tidak mau menderita serangan jantung dadakan.

"Gue hanya mencoba mencairkan susana agar tidak kaku kaya kanebo kering. " Yanto asal main menyantap permen Lollipop milik Cahaya, gadis itu hanya mampu geleng-geleng kepala.

"Blok guuuoobbbllloookkkk!!! Otak lo di taro di pantat atau gimana? Bisa-bisanya lo ngasih Ara aneka olahan jengkol asal lo tahu Ara benci bangat sama itu mahluk!!! Sebab adiknya meninggal gara-gara keselek Jengkol dari situ Ara trauma dan enek kalau lihat jengkol. "

Yanto tidak mengetahui kenyataan pahit itu, yah pasti Ara akan semakin menjauh Yanto harus menahan rindu jauh lebih lama, jauh lebih sabar untuk membujuk Ara.

"Jadi adiknya Ara meninggal karena keselek jengkol? "

"Iyah." Cahaya sebagai sahabat Ara, sudah tak sanggup menahan kekesalan.

"Kok kematian keluarga Ara, konyol semua sih? "

"Lo enggak perlu mengetahui lebih jauh, satu yang pasti jengkol makanan favorit Dewi. Hayolohhh makin rumit udah deh gue mau lanjut nulis cerita dulu, reader's gue sudah demo nih menyuruh gue buat upload bab baru cerita kekasih halal. "

"Yaelah reader cuma dua biji aja bangga. "

"Bodoamat lah, jangan ganggu dana pergi. " Cahaya memukul kepala Yanto pakai sandal jepit.

🧦🧦🧦

Bersambung....

𝑆𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐾𝑎𝑚𝑢 𝐵𝑜ℎ𝑜𝑛𝑔𝑎𝑛 || 𝑻𝒂𝒎𝒂𝒕 ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang