Ancaman

463 33 0
                                    

Ell's POV

Seminggu berlalu setelah kejadian itu, aku memutuskan untuk tidak lagi mengharapkan atau mengejar Wahyu lagi. Bagiku seperti ini saja sudah buruk.

Beberapa kali berpapasan dengan Wahyu aku hanya tersenyum seperti biasa, tidak ada tatapan penuh untuknya, tidak lagi mencuri pandang padanya. Entahlah aku hanya merasa seperti ini lebih baik untukku dan dirinya.

Aku selalu menyibukan diriku dengan tugas dan PR yang sebelumnya sangat jarang ku kerjakan. Dan hampir mustahil ku selesaikan.

Seperti hari ini, ketika guru praktek kami ternyata berhalangan hadir dan tidak memberi tugas apapun untuk dikerjakan akhirnya aku memilih untuk pergi ke perpustakaan, meskipun tujuanku tidak lain dan tidak bukan hanyalah untuk numpang tidur hehe.

Segera setelah ku ambil sebuah buku aku bergegas menuju bangku panjang di pojok ruangan. Tempat yang sangat strategis untuk melancarkan niat busukku, well yeah.. Aku akan tidur disini.

1 menit

2 menit

5 menit

10 menit

Srekkk..  Bug..

"Anjj... "  Sialan! Siapa yg berani menarik lenganku hingga aku terjatuh dari bangku. Segera aku bangun dan melihat bajingan tengik ini ternyata yang menggangguku.

"Mau apa lo?! "  Ujarku sengit

"Ikut gue sekarang Babi! "  See, dia memanggilku babi padahal dia lah yang sangat cocok menyandang nama itu.

"Nggak! Gue sibuk! Pergi lo atau gue laporin Pak Jupri"   Ancamku tegas.

Ya memang aku sudah kehabisan akal kenapa dia selalu menggangguku padahal aku sudah tidak pernah mengganggu kekasihnya.

"Silahkan, ruangan ini kosong, gue bisa aja nonjok muka lo kapanpun gue mau. Inget itu Anjing" Ucapnya dengan muka memerah.

"Oh yaa..? Awww atutt" Ucapku pura pura memasang wajah takut padanya.

Bughh bugh buughh..

Tanpa aba-aba dia menonjok pipi kiriku hingga sudut bibirku robek, aku jatuh terhuyung kebelakang.  Aku hanya diam menatapnya.

Tak ada rasa sakit,  tak ada air mata, aku hanya terus menatapnya datar. Kuseka darah yg terus menetes ke baju seragamku dan bangun menghampirinya.

"Done? Atau masih ada lagi yg mau lo lakuin? " Ucapku setenang mungkin.

Kulihat wajah tampannya yang masih memerah, tinjunya mengeras. Tak kupedulikan itu aku hanya terus menantangnya apakah dia berani menyakiti ku lebih jauh lagi. Aku sama sekali tak takut padanya.

"Jauhin Wahyu atau lo bakal nerima konsekuensi yang jauh lebih buruk dari ini, Lesbian! "  Ujarnya hampir berteriak di hadapanku.  Aku hanya menatapnya tanpa berniat membalasnya.

Dia berbalik dan berjalan pergi meninggalkanku di ruangan ini masih dengan darah menetes pada bajuku.

Aku beringsut mundur dan duduk perlahan.

"Shiiitt.."



Tbc.

Senior High School (gxg) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang