Pasrah

9.5K 136 18
                                    



Yah setelah kejadian di kantin beberapa waktu lalu setiap bertemu denganku Wahyu jadi sedikit lebih berani.

Ketika tak sengaja berpapasan pasti tangannya tak luput menggodaku, entah meremas lenganku atau mencubit pinggangku.

Well.. Dia tak tahu saja kadang aku juga gemas ingin balik meremasnya, err.. maksudku balik meremas tangannya.

Tapi sebisa mungkin aku mencoba terlihat biasa saja di depannya padahal jantungku sudah berdegup kencang tak karuan.

Kini aku sedang berada di dalam perpustakaan, tempat yang cocok lah untung melepas penat karena selain sepi disini juga sejuk karena ber-AC hehe..

Aku sengaja memilih duduk paling pojok dan tertutup oleh rak rak buku yang menjulang.

Lumayan lah bisa sambil tidur tidur ayam disini, karena mataku sudah sangat lelah sedari pagi memandangi papan tulis yang sama sekali tidak menarik. Dan akupun coba memejamkan mata sejenak.

Plokk..

Seketika aku terbangun merasakan ada yang menepuk bahuku. Dan saat aku menengok aku mendapati seonggok daging hidup berwajah cantik.. Dan yah kurasa wajahnya sangat familiar.. Tapi dia siapa ya?

Ah sudahlah bodo amat, mataku sudah teramat mengantuk jadi kuputuskan untuk tidur lagi saja.
Baru beberapa detik mataku terpejam tapi..

Err.. Wait, Hasyu!!

Seketika aku terlonjak bangun ketika mengingat wajah itu milik Wahyu!

Dan dalam gerakan slow motion aku coba menengok ke tempat dia berdiri tadi.

Wtf!!

Dia masih disana, berdiri dengan membawa setumpuk buku yang kelihatannya tidak menarik untuk dibaca.

Dan dengan bodohnya aku malah cengo menatapnya dari atas kebawah. Meneliti betapa sempurnanya dia.

Heh?!

  Seakan tersadar aku reflek menengok kearah lain, berdehem kemudian menyuruhnya duduk.

Aku membetulkan posisi dudukku kemudian membuka acak halaman buku dan mencoba membacanya dengan kusyuk.

Iseng kulirik dia menggunakan ekor mataku, ohh.. Ternyata dia sedang fokus membaca juga. Syukurlah setidaknya dia tidak berbuat aneh-aneh atau menjahiliku lagi.

Tapi lama kelamaan aku jadi risih sendiri dengan momen canggung seperti ini, rasanya mau memindahkan posisi pantatku pun aku malu.

Entah karena aku yang sedang tegang berdekatan dengannya atau karena udara memang beranjak panas, seketika lenganku jadi basah berkeringat.

Aku coba mencari tisu di kantong baju seragamku, dan sialnya tisu ku tertinggal di dalam tas.

Sreett...

Seketika aku menengok dengan kecepatan seribu Satu kali cahaya ketika merasakan ada yang mengusap lenganku.

Dan terlihat Wahyu sedang tersenyum kearahku, dia sangat cantik. Sungguh cantik. Dan aku lupa terus memandanginya sampai..

ehemm ehhemm.

Suara deheman dajjal yang sangat menyebalkan merusak momenku bersama Wahyu.

Bangsyul!!  terpaksa kualihkan pandanganku guna mencari pemilik suara dajjal tersebut.

"Ohh.. Ehh Pak jupri, hehe ada apa pak?"  Kataku cengengesan. Pasalnya guru tersebut adalah musuh bebuyutanku.

"Sudah jam berapa ini, kenapa malah asik pacaran disini. Sana masuk kelas kalian berdua!!" Hardik Pak jupri sangar.

Dan dengan kecepatan super aku mengemasi barang bawaanku dan Wahyu. Kugandeng tangannya keluar perpustakaan.

Dan ehh tunggu..

Wahyu membalas genggamanku. Ketika ku tengok dia sedang tersenyum manis kearahku dengan pipinya yang memerah.

Ahh.. Cantiknya.

Rasanya ingin kubawa dia menuju kelas melalui jalan yang memutar jauh agar aku bisa lama menggenggam tangan lembutnya.

"Kamu, ee.. Gimana kalo kita bolos aja? Bawa aku kemana aja asal jangan balik ke kelas ya."     Astagfirullah haladzim ternyata bidadari bisa bar bar juga pikirku.

"Yaudah yuk.. Aku balikin kamu ke kahyangan aja ya. Nanti dikira Tuhan aku nyulik salah satu bidadarinya lagi".  Jawabku asal sambil berjalan cepat menggandeng tangannya..


Tbc.

Senior High School (gxg) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang