Pria aneh. Mencurigakan

33 11 0
                                    

"Cekrik."

Seorang pria dengan penampilan mencurigakan memotret tanpa izin seorang penumpang pesawat yang duduk tepat di sebelahnya.

Gadis cantik yang sedang tidur nyenyak dengan kepala di atas bantalan boneka beruang berwarna cokelat yang dia sandarkan di sisi antara jendela dan kursinya.

Pria itu menatap intens wajah tidurnya yang sedang tersenyum manis menggemaskan mengalahkan bonekanya.

Gadis itu tidak lain adalah Jihan Lee Jien, dia tidur nyenyak tanpa mengetahui apa yang sedang terjadi. Rambutnya yang dicat pirang bersinar terkena pancaran sinar matahari, dari balik jendela yang dia pakai untuk bersandar, yang sedang menampakkan pemandangan yang luar biasa indahnya, tampak banyak gumpalan awan putih berbentuk seperti permen kapas melayang-layang dengan sinar matahari menerobos disela-sela awan itu. Pemandangan sempurna untuk mengambil potret gadis cantik dengan backgraund yang juga sangat cantik dibelakangnya. Sayangnya gadis itu menutup matanya dan melewatkan pemandangan yang sangat kecil kemungkinannya untuk bisa dia temui lagi.

Melihat hasil potretnya, pria yang mencurigakan itu tersenyum puas, masih sambil mengamati gadis di sampingnya, setelah mengambil potret orang tanpa izin dia segera memasukkan ponselnya dan bertindak seolah tidak pernah melakukan apa pun.

Dua jam berlalu, Jieun membuka matanya, dia terbangun karena kakinya yang kesemutan.

"Ck, harusnya aku mengikuti apa yang di katakan ayah."

Karena dia terburu-buru membeli tiket, dia membeli yang kelas ekonomi, ayahnya yang akhirnya mengizinkan menyuruhnya untuk membeli yang hight class, tapi dia menolaknya.

Dia menurunkan sandaran kakinya lalu mengentak-entakkan pelan. sambil tangannya sibuk menekan-nekan kakinya.

Merasa seseorang sedang mengawasi, Jieun berbalik dan mencarinya, tapi dia hanya menemukan pria yang duduk di sebelahnya, pria dengan pakaian serba hitam mulai dari sepatu hingga topi dan juga masker yang ia kenakan. Bahkan earphone yang menempel di telinganya juga berwarna hitam, beserta kacamata besarnya.

Awalnya dia berencana untuk tidur setelah pesawat take off, kebetulan pesawatnya terbang pukul sembilan lebih dua puluh menit malam. tapi ternyata matanya tidak bisa terpejam, ada banyak perasaan yang tak dapat di jelaskan bercampur jadi satu yang membuatnya susah untuk tertidur, ditambah ini adalah penerbangan pertama dia sendirian tanpa ada yang menemaninya, dengan penerbangan yang menghabiskan banyak waktu. Karena kegugupannya itu perutnya terasa sakit hingga membuatnya beberapa kali bolak-balik ke toilet. dan kali ini pun perutnya mulai terasa sakit lagi.

"Permisi." Kaki panjang kokoh menghalangi jalan Jieun, sebenarnya dia juga tidak enak sendiri, karena dia merasa mengganggu penumpang di sebelahnya, tapi, saat Jieun meminta bertukar tempat pria di sampingnya itu malah mengabaikannya.

"Maaf, permisi ..." Kali ini Jieun sedikit mengeraskan suaranya lagi, tapi kaki panjang itu masih belum berpindah tempat.

Dia menatap pemilik kaki yang sedang santainya tidur seolah tidak mendengar apa pun, dibalik kacamatanya yang besar Jieun bisa melihat matanya yang terpejam.

"Per ... misi ..." dengan ragu-ragu Jieun mengguncang tubuh pria itu dengan hati-hati. Segera kaki itu tersingkir dari jalannya.

"Makasih," ucap Jieun melangkah pergi tanpa tahu ada senyum seringai di balik masker hitam pria itu.

Setelah kepergian Jieun, pria itu menatap penuh perhatian pada buku bersampul merah jambu di kursi sebelahnya. Sebuah buku yang tak asing baginya, buku yang akhirnya membuatnya mengamati pemiliknya. Semalaman Jieun menulis sesuatu di buku itu hingga mendekati pagi sebelum akhirnya dia tertidur pulas.

Me and Seven Flower BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang