nilai sempurna

8 2 0
                                    

"habis kemana saja kamu" suara alex keras di ruang utama

"habis main sama haikal yah" jawab samuel sambil menutup pintu utama

"main?? sampai semalam ini??" tegas alex

"maaf yah" samuel menundukkan kepalanya karna takut pada ayahnya

"sana pergi ke kamar belajar besok kamu ada ujian"

tanpa banyak bicara samuel langsung menuju kamarnya

"awas saja kalau kamu tidak bisa dapat nilai yang bagus kamu tidak boleh pulang kerumah ini" teriak alex karna samuel sudah menaiki tangga.

Samuel tidak memperdulikan ucapan sang ayah dia sudah berulangkali mendengar ancaman tersebut tapi dia masih di perbolehkan untuk pulang.

samuel memasuki kamarnya dan membersihkan diri lalu ia belajar karna besok ada ujian. samuel duduk di meja belajarnya dan mengambil buku pelajaran untuk di baca dan di pahami saat sedang asik membaca samuel merasa kepalanya pusing dan darah tiba-tiba menetes ke buku pelajaran nya

"aishh sial kenapa aku mimisan lagii" gerutu samuel

Samuel langsung mengambil tisu dan membersihkan darah yang ada di hidungnya tiba-tiba samuel memandang foto yang ada di pojok meja belajarnya

"bundaa samuel kangen bunda, harusnya samuel gak maksa buat beliin permen kapas andai dulu bunda gak selamatin samuel pasti bunda masi ada dan samuel gk disalahin atas kematian bunda"

air bening tiba-tiba menetes dari mata samuel ia mengelus foto sang bunda 'cantik' itu yang ada di pikiran samuel, bunda samuel sangat cantik pantas saja ayahnya marah dan menyalahkan samuel atas kematian sang pujaan hati, semua orang akan marah jika sang pujaan hatinya meninggal itu juga yang di rasakan alex dia marah karna istrinya meninggal dengan keadaan yang tragis.

"bundaa kenapa ayah dan kak arga nyalahin samuel atas kematian bunda apa samuel yang ngebuat bunda meninggal kenapa kak arga bilang kalau samuel pembunuh" tangis samuel pecah.

hari ini hari yang cerah tapi tidak untuk samuel, samuel menganggap hari ini adalah hari yang suram hari di mana ia harus melakukan ujian tapi dia juga senang karna diantar oleh ayahnya dan arga, di antar oleh alex adalah hal yang langka walaupun nanti ia nanti pasti di Banding-bandingkan dengan arga.

samuel turun dari tangga dan duduk di ruang makan di ruang makan ada alex dan Arga yang sedang makan Samuel pun ikut bergabung. hening cuma ada suara sendok dan garpu yang beradu di dalam piring

"ayah, hari ini arga ada acara di kampus dan pulang malem jadii arga gkpapa bawa mobil sendiri kan" ucap arga yang di akhiri oleh tawa kecil

"boleh dong sayang kan ayah udah bilang kalau butuh mobil tinggal pake aja" jawab alex dengan tangan yang mengusap kepala arga.

mereka melakukan adegan di hadapan samuel bahkan samuel belum perna di panggil 'sayang' oleh sang ayah bahkan dia pun belum pernah di elus kepalanya dengan sang ayah. samuel tersenyum kecil melihat ayah dan kakak nya melakukan adegan selayaknya anak dan bapak,samuel iri dengan arga yang mendapatkan fasilitas alex dan kasih sayang alex tapi samuel cuma mendapatkan fasilitas nya saja tidak dengan kasih sayangnya.

samuel yang sibuk memandang ayah dan kakak nya ia tidak menyadari kalau hidung nya mengeluarkan cairan merah

"sam hidung kamu" ucap arga, samuel pun tersadar dan langsung mengusap hidung nya dengan tisu yang ada di meja makan

"hhh gapapa kok kak ini cuma mimisan biasa"

"samuel itu gapapa cuma mimisan doang itu hal yang wajar gak ada yang perlu di kawatir kan" sahut alex

"tapi yah,samuel juga muka nya pucet kayak orang sakit udah samuel hari ini gak usah sekolah dulu"

"gak bisa gitu kak dia hari ini ada ujian dia harus masuk sekolah kok kamu jadi kasian si ama pembunuh ini"
kata 'pembunuh' itu berhasil membuat samuel dan Arga tidak bisa berkata-kata lagi, sakit?? pasti samuel di anggap pembunuh oleh ayahnya sendiri.

"gapapa kak samuel kuat kok pergi ke sekolah" ucap  samuel buka suara dan hanya di angguki oleh arga.

ujian di mulai samuel mengerjakan dengan sungguh-sungguh agar bisa mendapatkan nilai sempurna. 1 jam sudah berlalu dan sekarang waktunya istirahat samuel tidak langsung pergi ke kantin ia menunggu haikal terlebih dahulu

"samuell!!!!!" teriak haikal saat memasuki kelas samuel

"aishh gak usah teriak-teriak haikal gw denger kok"

"hehe gapapa lah sam,oh ya hari lo gw traktir bakso nya bu kantin hahahaha"

"tumben lo baik ada acara apa emng nya"

"gapapa si sam gw cuma mau traktir lo, udah ayo ke kantin" ucap haikal yang hanya di angguki oleh samuel

mereka berjalan melewati koridor sekolah menuju kantin yang jauh dari kelas samuel

"sam orang tua gw cere" ucap haikal dengan di akhiri kekehan kecil

"beneran lo kal, trus lo kok seneng si

"seneng la akhirnya gw gk nge denger suara pecahan barang ama orang berantem"

"gila lo kal trus lo ikut siapa?"

"gw iku sama mama dan adek gw ikut ayah"

"yang sabar ya kal" ucap samuel sambil menepuk pundak haikal

"iya santai aja kali gw juga malah seneng kok"

Bel masuk sudah berbunyi 5 menit yang lalu samuel sedang duduk di bangkunya memperhatikan guru yang memanggil nama murid untuk maju kedepan mengambil lembar kertas ujian yang tadi mereka kerjakan.

"samuel argantara" saat nama nya di panggil samuel langsung maju ke depan untuk mengambil lembaran kertas ujiannya dan saat ia sampai ke meja nya ia melihat nilai ujiannya "100??" samuel kaget dengan angka yang ada di lembar ujian nya

"ini beneran 100?? ashh aku tidak menyangka" ucap samuel membanggakan dirinya sendiri, rasa senang dan kaget bercampur menjadi satu siapa kira akhirnya ia bisa membuat ayahnya bangga walaupun hanya kali ini.

jam pulang sudah berbunyi samuel ingin ke makam sang bunda ia ingin menunjukkan nilai ujiannya itu, samuel menunggu taxi lewat dari tadi. haikal sudah pulang terlebih dahulu ia membereskan barang-barang dan akan pindah rumah, setelah sekian lama menunggu akhirnya ada taxi yang lewat tanpa berlama-lama lagi samuel naik dan menuju ke makam bundanya tidak lupa ia membawa bungga mawar putih kesukaan sang bunda.

samuel berjongkok di tepi makam sang bunda meletakkan mawar putih di depan batu nisan dan samuel mengelus-elus batu nisan sang bunda.

"bunda, bunda tau gak samuel dapet nilai 100 loh pasti bunda dan ayah bangga kan?? harus dong karna akhirnya samuel dapet nilai 100 hehehehe"

"samuel" ucap seseorang dari belakang badan samuel dan samuel pun menoleh ke arah sumber suara tersebut

"kak arga, kak arga ngapain disini"

"mau nengok bunda lah kami sendiri ngapain ke sini" arga berjongkok mendekati samuel yang sedang memegang batu nisan

"samuel ingin menunjukan nilai samuel ke bunda"

"emang kamu dpat nilai berapa??"

"samuel dapat nilai 100 kak"

"Woh keren sekali adik kakak yang satu ini" ucap arga sambil mengelus-elus puncak kepala samuel.

'adik' sudah lama sekali samuel mendengar kata adik itu samuel kira arga sudah tdk menganggap samuel sebagai adik lagi tapi ternyata dugaan itu salah.

ASKSKSKKS CHAP INI AGAK PANJANG MAAF KALO NGEBOSENIN AKU BINGGUNG MAU BIKIN NIH ALUR KAYAK GIMANA😭😭😭, JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN Follow JUGA NI AKUN AUTHOR OKE. UDAH SEKIAN BABAYY LOPE YOU GESS🥰🥰💘💘

I'm tiredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang