Satu

1.4K 72 1
                                    

Maelki pria berusia 31 tahun yang menjabat sebagai direktur di perusahaan C.M memang memiliki hidup yang bergelimang harta dan beruntungnya lagi ia menikahi seorang model ternama bernama Haghi. Walau awal pernikahan mereka diselimutin oleh masalah, keduanya tetap harmonis hingga saat ini. Dengan pernikahannya bersama Haghi, Maelki memiliki seorang putra bernama Cendra. Jarang muncul ke media masa, keluarga mereka pun masuk dalam deretan keluarga harmonis sepanjang 3 tahun ini. Namun siapa sangka, pernikahan yang sudah berjalan 3 tahun lamanya menjadi berantakan dalam satu malam.

"Ini maksud kamu apa ghi?" Tanya Maelki sembari menunjukkan dokumen perceraian.

"Aku mau kita cerai mas, pernikahan kita gak akan bisa membaik mas"

"Gila ya kamu? Aku udah kasih kesempatan ke kamu sebesar mungkin biar kamu bisa punya rasa ke aku, apa itu masih kurang?"

"Mas! Dari awal aku gak pernah cinta sama kamu, dari awal aku udah bilang sampe kapanpun aku gak bisa cinta sama kamu!" Maelki merobek dokumen perceraian yang ia bawa.

"Kita gak bisa cerai Haghi, kita punya Cendra."

Haghi tertawa lirih "Cendra itu bukan anak kamu mas, dia anak adik kamu. Perjodohan kita yang membuat aku terpaksa nikah dan ngakuin bawa Cendra itu anak kamu!" Maelki seakan tuli, ia memilih duduk disofa ruang tamunya.

"Kamu selalu maksa aku buat cinta sama kamu, tapi sampe kapanpun itu gak bakal kejadian Maelki Diandra. Gak bakal, karena sampe kapanpun aku tetap cinta sama Jendra."

Kini berganti Maelki yang tertawa kecil sembari berdiri dan melangkah mendekati Hagi, lantas mengangguk dihadapan Haghi.

"Pergi kalau kamu memang cinta sama dia, kejar dia sesuka kamu. Biar Cendra disini sama saya."

Maelki masuk dalam kamarnya dan mengambil koper yang ia letakan di atas lemarinya. Maelki kemas semua baju Haghi dalam koper dan mendorong koper itu keluar kamarnya.

Maelki menyerahkan kopernya kepada Haghi "saya bisa menjadi apa yang kamu mau, jadi apa yang kamu impikan, tapi saya tidak bisa menjadi Jendra yang kamu mau. Maaf Haghi" Maelki kembali masuk ke kamarnya dan menggendong Cendra yang tertidur di kasurnya, Maelki mengusap pelan rambut Cendra.

"Bagaimanapun keadaannya, kamu bakal tetap jadi anak ayah. Jadi anak yang pinter ya Cendra, sekarang cuma kamu yang ayah punya" Maelki cium rambut putranya dan memeluk erat putranya.

Maelki berbaring di kasurnya sambil memeluk erat putranya, takut jika Haghi datang dan merebut harta satu-satunya.

Hari berjalan tanpa Haghi, kepergian Haghi seminggu lalu tak menjadi alasan bagi Maelki untuk bermalas-malasan, tapi mulai hari ini ia akan bekerja dari rumah dan datang ke kantor seperlunya karena ia perlu merawat dan mendidik putranya sebagai mana seorang ayah. Cendra hanya punya ia sebagai ayah tanpa ada seorang papa yang mungkin akan ia cari nantinya.

"Enak gak? Anak ayah suka masakan ayah gak?" Cendra tertawa kecil membuat Maelki mencium pipi putranya gemas.

"Lain kali ayah bakal belajar masak lagi biar Cendra bisa ganti-ganti menu tiap hari" Maelki tersenyum melihat Cendra yang sudah lihai makan sendiri.

"Cendra pintar, Cendra anak ayah yang pintar. Jadi orang yang baik ya Cendra jangan jadi egois dan nyakitin orang lain"

Hari berlalu tanpa disangka Cendra tumbuh menjadi anak yang sehat dan pintar, hari ini adalah hari dimana ia tepat berusia 17 tahun. Maelki sebagai ayah pun sibuk menyiapkan beberapa kue kecil untuk disuguhkan kepada teman Cendra yang nanti akan datang.

Jung Fams OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang