hello my past

3.2K 163 9
                                    

(markhyuck lokal)

LGBT. Apa yang kalian pikirkan saat membaca singkatan tersebut? Kepanjangan dari LGBT adalah lesbian, gay, biseksual, dan transgender. Jika masyarakat disuruh membahas tentang LGBT maka mungkin hanya satu yang mereka simpulkan dari LGBT, yaitu kata 'tercela'. Jika mereka saja tercela di pandangan masyarakat, sudah pasti mereka lebih tercela dihadapan Tuhan.

Tercela, Matteo dan Habri tercela.

Terhitung 5 tahun ia menjalin hubungan dengan teman satu sekolahnya dulu. Bukan wanita yang ia ajak menjalin hubungan, namun seorang pria lah yang ia ajak untuk membelah pekatnya asap yang ada di jalan mereka. Sangat hitam dan keruh, hubungan mereka tak pernah menemukan titik putih.

Matteo Lasaro dan Habri Nafis adalah dua pasangan yang memiliki banyak persamaan, namun hanya satu hal yang membuat mereka tampak miris. Keduanya berbeda keyakinan, Matteo yang berdiri di gereja dan Habri yang bersujud di masjid. Pasangan pada umumnya saja tak bisa bersama jika keyakinan mereka berbeda, apalagi Matteo dan Habri.

"Kita harus gimana bri? Kita udah 5 tahun ketahan disini" Habri menunduk, ia terlalu malas jika harus membahas tentang hal ini.

"Gue juga gak tau Yo"

"Kita gak perlu bahas ini dulu, gue yakin kita nanti bakal bisa bareng dan lo harus yakin juga"

"Mau yakin gimana Habri? Bukannya emang kita itu mustahil?"

"Emang kita se-mustahil apa sih Teo?! Kalo emang dari awal lo tau kita itu mustahil kenapa lo mulai?!" Habri menaikan suaranya, menatap penuh kecewa pada Matteo.

"Andai bri. Andai gue tau, gue pasti gak bakalan memulai"

"Lo dijodohin kan? Kalo gitu kita sampai sini, lo bisa hidup sama jodoh lo" ucap Matteo pelan.

"Lo mikir gak sebelum ngomong gitu?" Habri menghembuskan nafasnya kasar, ia menarik kerah baju Matteo dan membuat kedua mata mereka bertemu.

"Gue mikir bri, pria itu diciptakan untuk berjodoh dengan seorang wanita-"

"YA GUA TAU! TAPI BISA GAK SIH LO AJA YANG JADI JODOH GUA?!" Teriak Habri tepat di depan muka Matteo.

"Gak bisa Habri, gue udah bilang berkali-kali kalo kita ini mustahil" Habri menghempas tubuh Matteo hingga tubuhnya kembali duduk di sofa ruang tamu Matteo.

"Oke! Kita bakal sampai sini dan gue bakal pastiin gimana tersiksanya lo tanpa gue." Emosi Habri masih menggebu saat ia memilih untuk pergi dari rumah Matteo.

"Ya, dan gue bakal buktiin kalo gue tersiksa tanpa lo"

Seminggu setelah hubungan mereka putus, undangan pernikahan Habri diterima oleh Matteo. Disana tertulis Habri Nafis akan menikahi wanita bernama Ranada Julia, disana juga ada potret mereka yang tengah tertawa bersama dan Matteo ikut tersenyum melihat bagaimana lebarnya senyum Habri. Habri pasti bisa bahagia, begitu pikir Matteo.

Namun tidak dengan Habri. Ia tak sesibuk yang di haruskan, ia hanya duduk merenung di balkon dan menolak setiap orang yang ingin bertemu dengannya. Habri sangat menutup diri bagi orang lain, hingga hubungannya dengan Matteo pun tak diketahui siapapun. Menurut Habri mungkin ia tidak akan lagi bertemu dengan kata bahagia di tahun depan atau mungkin selamanya.

"Mau kemana?" Tanya adik Matteo ketika ia keluar kamar dengan memakai baju batik berwarna biru tua.

"Kondangan dong" ucapnya seakan pamer.

"Kondangan ke mantan kok bangga" ucap adiknya sebelum Matteo lebih memilih turun dan berangkat.

Ucapan adiknya memang sedikit menusuk, namun bagaimana lagi memang itu kenyataannya. Awalnya ia ingin tidak hadir, tapi Habri akan berbahagia mulai hari ini jadi masa iya dia gak mau ikut serta mengantarkan Habri dalam kebahagiaan barunya.

Jung Fams OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang