MarkChan

23.2K 1.1K 200
                                    

Mark Lee & Haechan Lee


"Nih kopinya" Haechan memberikan secup kopi latte yang baru ia beli untuk Mark, sahabatnya.

"Lo kenapa sih, galau amat" Haechan mendudukkan dirinya di kursi samping Mark.

"Chan, gue gak salahkan kalo putus sama Jaemin?" Tanya Mark yang ragu.

"Tergantung" Mark menatap Haechan dengan bingung.

"Tergantung alasan Lo buat putus dari dia apa" lanjut Haechan.

"Gue bilang sama dia kalo gue mau pergi ke Kanada"

"Gue tau, tapi kenapa sih Lo nggak jujur aja ke Jaemin. Mungkin dengan Lo jujur, dia bisa nunggu Lo sampai sembuh" tutur Haechan.

"Kalo aja penyakit gue cuma 1 mungkin gue bakal bertahan. Tapi penyakit gue lebih dari satu Chan, lari dikit aja udah nyeri dada, belum lalu mimisan. Apalagi gue kalo jatuh darahnya nggak bisa berhenti"

"Salah gue apa sih dimasa lalu, sampai sekarang gue dihukum gini" Mark menundukkan kepalanya.

"Lo kapan ke Kanada?" Tanya Haechan.

"Lusa"

"Gue ikut, gue kuliah disana aja sambil jagain Lo" ucap Haechan.

"Gak usah gila ya, orang tua Lo bisa bunuh gue nanti kalo alasan Lo kayak gitu" Mark menatap Haechan dengan garang sedangkan Haechan hanya menatapnya dengan datar.

"Gue udah cerita tentang diri lo yang bebernya ke mereka, dan mereka setuju kok kalo gue ikut Lo ke Kanada. Lagian nih ya, orang tua gue kan udah punya cucu jadi ya gue merasa terlupakan gitu" tutur Haechan.

"Tapi papa Lo kan sayang banget sama Lo"

"Iya sayang, tapi kan gue juga mau kuliah diluar negeri kaya Hendery" jawab Haechan yang mulai mengelus surai Mark dengan lembut.

"Orang tua angkat Lo gimana?" Tanya Haechan.

"Mereka ya gitu, yang pentingkan ada uang" jawab Mark yang mendapat senyuman tulus dari Haechan.

"Ke apart gue yuk, capek duduk di sini terus" Mark berdiri menggandeng tangan Haechan.

Keduanya berjalan menuju apartemen Mark yang tak jauh dari cafe tempat mereka tadi.

"Gue masakin ya, habis itu minum obat" Haechan langsung menuju ke dapur dan memasakkan sesuatu untuk Mereka.

"Kulkas Lo isinya mau habis, gak belanja?" Tanya Haechan.

"Kan lusa berangkat" Mark menyalakan tv dan mengganti saluran tv secara acak.

Haechan melanjutkan acara memasaknya. Kedua memiliki sifat yang sama, sifat yang cuek, acuh dan tidak peduli akan dunia disekitarnya. Bagi mereka hidup berdua di dunia lebih baik dari pada hidup bersama miliyaran manusia bernyawa yang egois.

"Emang di Kanada kita mau tinggal dimana?" Tanya Haechan.

"Kita cari apartemen yang deket sama kampus Lo aja" saran Mark.

"Gue gak jadi kuliah deh"

"Kenapa" Mark menghampiri Haechan dan memeluk Haechan dari belakang layaknya kekasih, padahal mereka hanya bersahabat.

"Capek mikir"

"Ambil aja lah, kan bisa bolos sekali-kali" Mark menempelkan dagunya di bahu Haechan.

"Ya gue pikir-pikir dulu aja, masih ragu gue mau ambil jurusan apa" Haechan berbalik dan menatap Mark dari dekat.

"Tapi Lo harus janji kalo Lo bakal sembuh dari semua penyakit Lo" Haechan memajukan jari kelingkingnya.

Jung Fams OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang