Farra memegang testpack dengan tangan kanan yang gemetar. Tangan kirinya menyangga tubuhya dengan menumpu pada wastafel. Pupilnya bergetar. Ia membanting testpack itu ke lantai. "Pasti salah. Coba lagi" kemudian dengan tangan yang gemetar ia mengambil testpack dengan merk lain dari dalam saku piyamanya.
"Farraaa!!" seru ibunya sambil mengetuk pintu kamar mandi. Mengejutkan Farra hingga tangannya yang semakin dingin itu menjatuhkan testpacknya.
"Iya Ma?" jawab Farra dari dalam kamar mandi sambil segera memunggut testpack itu dan beberapa testpack lain yang telah ia banting sebeIumnya.
"Mama ke sekolah dulu. Tarra dipanggil BK. Kamu nggak papa di rumah sendirian? Mau ikut?" tanya ibunya.
"Farra di rumah aja mah. Masih mual" jawabnya
"Masih muntah?" tanya ibunya lagi
"ngh... iya!" ia bergegas berdiri dan memasukkan testpack-testpack itu ke dalam saku celananya. Kemudian bergegas membersihkan wastafel.
"Yaudah. Nanti kalo ada apa-apa panggil bibi aja ya. Kalau udah beres urusannya mama cepet-cepet pulang. Cepat sembuh sayang" seru mamanya lalu terdengar suara langkah kaki menjauhi Farra.
Farra bisa mendengar suara nafasnya yang tersengal, kemudian ia merasakan air matanya mengalir.
"everything gonna be okay, Far!" bisiknya pada diri sendiri lalu mengusap air matanya.
Ia keluar kamar mandi dan bergegas menuju kamarnya. Menghidupkan laptop dan segera membuka google. 'obat penggugur kandungan'. ia menelusuri seisi web yang muncul. Kemudian memegangi perutnya dan diam sejenak.
"Aku tahu kamu nggak salah... aku yang salah..."
▫▫▫▫▫
"PLAK!!" suara tamparan keras terdengar dari ruang BK.
"Bu... tenang dulu, Bu" wali kelas Tarra bergegas berdiri dan memegang lengan ibu Tarra sambil menariknya hendak memisahkan mereka pada kursi yang berbeda.
Tarra meremas roknya dan mengeraskan rahangnya, membuat ia menggigit dirinya sendiri.
"Mama akan pindahin kamu dari sekolah ini" ujar ibu Tarra dengan nada geram
"Kenapa?? emang Tarra salah? Kalo ciuman itu salah kenapa cuma Tarra yang di bawa ke BK? Kenapa mama cuma nampar Tarra? Mama pikir Farra nggak pernah ciuman?"
"PLAK!!!" suara tamparan yang lebih keras terdengar lagi. Tarra memalingkan mukanya.
"Buk... tenang tenang buk.. jangan pakai kekerasan" ujar wali kelas Tarra. Kali ini ia benar-benar bergegas menarik Ibu Tarra.
"TERUS!! TAMPAR TARRA TERUS!!! TARRA EMANG DIPANGGIL KE SINI BUAT DITAMPAR KAN??? TAMPAR AJA TARRAA!! SINI TAMPAR!!!" Tarra berdiri menantang ibunya
"TARRA! Duduk!" seru Bu Mega, salah satu guru BK yang berada di situ.
Tarra melirik ke arah Bu Mega. Kemudian menoleh menatap Bu Mega dalam.
"Saya tanya sama ibu. Apa pernah murid lain dipanggil ke BK karena berciuman?" tanya Tarra dengan tersenyum sinis.
"Kasus kamu berbeda, Tarra" jawab Bu Mega
"Apa yang membuat kasus saya menjadi berbeda, Bu? kami dan mereka sama-sama murid juga. Apa bedanya kami dengan mereka?"
"Jangan mengalihkan pembicaraan Tarra!" seru Pak Wiyono, yang merupakan salah satu guru BK juga.
"Saya tidak mengalihkan pembicaraan. Saya bertanya, Pak. Dan saya rasa bahasa yang saya gunakan juga cukup sopan dan mudah dimengerti. Saya hanya meminta jawaban. Apa pernah murid lain dipanggil ke BK karena berciuman??" Tara menyipitkan matanya dan mengerutkan keningnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigmatic Twins
Genç Kurgusepasang anak kembar umumnya selalu dibanding-bandingkan. si A lebih cantik si B lebih baik. Farra dan Tarra bukanlah pasangan anak kembar yang hanya dibandingkan dalam paras dan prestasi. Namun pasangan anak kembar yang ... bikin nyebut.