Missed me?

21.9K 1.8K 22
                                    

Kami baru pulang belanja dari supermarket. Wajah kelinciku sudah terlihat kusut sekali. Dia memang tidak terlalu suka jika aku mengajaknya belanja di supermarket, ia lebih suka berpetualang di pasar bertemu dengan kawan-kawannya. Maksudku, beberapa brokoli dan kentang yang bertumpuk di kios-kios.

Namun tangan kekarnya masih semangat menenteng seluruh barang belanjaanku ke dalam rumah.

                "Emang sih baru keliatan manlynya kalo lagi nguli begini kkk"

Ia tak menjawab dan hanya memelototiku. Tapi aku hanya bermaksud untuk menyemangatimu kkk. Keringatnya terlihat mengucur dilehernya. Walaupun rumah kami ber-ac tapi tetap saja pekerjaan seperti ini akan membuatnya berkeringat.

                "Aku lelah." Katanya sambil menggelayuti tanganku. Oh ya, saat ini aku sedang memisahkan barang belanjaanku untuk aku masukkan kedalam kulkas.

                "Mau minum es?" tanyaku sambil menjambak rambutnya.

                "Jangan ngejambak juga. Aku mau es teh saja. Sepertinya segar sekali." Jawabnya sembari tak lupa menjamuku dengan senyuman manisnya. Kelinciku bergegas berlari ke kamar untuk berganti baju dan kembali ke sini untuk membantuku mungkin.

Kookie kembali mengenakan sleevless shirt merah yang kemarin ia beli ketika pulang dari Jepang. Dan sepertinya kaos itu membuatnya terlihat gendut. Ah, bukan. Sepertinya memang ia gemukan.

                "Kamu gendut banget si. Diet sana." Kataku sambil menamparnya dengan daun bayam.

                "Iya nih lagi doyan makan kan jadinya gendut gini. Nanti aku kurusan kamunya juga marah-marah terus yang bener gimana. Gausah punya badan aja sekalian." Ia menyeruput es tehnya dan menarikku ke ruang santai.

                "ada apa? Mau ngobrolin apa?" aku curiga ia akan menceritakan sesuatu yang mengagetkan sampai membawaku ke ruang santai.

                "Nggak kok. Kangen aja sih nyantai sama kamu. Selama libur akhir akhir ini kita jarang santai bareng. Kamu sibuk sama kerjaan dan bersih bersih rumah. Sementara aku Cuma main game. Sebenernya kita ini apa sih." Celotehnya sambil melihat mataku lekat lekat. Ya, dia terlihat sangat merindukanku. Sorot matanya terlihat kosong dan kesepian.

Aku memeluknya. Memeluk badannya yang bau keringat itu. Tapi ini terasa nyaman sekali. Mungkin aku juga merindukannya. Aku memang tidak pernah membalas perkataan manisnya. Buatku hal itu sangat bukan styleku.

Aku mengambil earphone yang tergeletak di meja dan menancapkannya pada handphoneku. Aku memainkan beberapa lagu favorit kami. Seperti biasa, jungkook tau situasinya. Dia mulai menyanyikan lagu ini. Ya, aku juga rindu suara indahnya. Suara yang selalu mengantarku kealam mimpi di malam hari. Suara yang selalu menemaniku di hari minggu yang manis dan menyegarkan.

Jungkook X YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang