Pingin Punya Dedek!

13.5K 1.2K 80
                                    

Sudah pukul setengah dua pagi dan kami baru saja masuk kamar. Menemani Jungkook menonton TV dari sore sampai tengah malam begini sebenarnya cukup membosankan, tapi untungnya aku bisa sembari mengerjakan pekerjaan kantor yang masih tersisa.

Setelah cukup lama menikah akhirnya aku sudah bisa bernapas dengan lega karena akhirnya omelanku cukup ampuh untuk menghentikan kebiasaan jungkook tidur telanjang. Memang benar dia sudah menjadi suamiku tapi melihatnya seperti itu setiap malam selalu menggugah hasrat yang diam-diam membara didalam sana. Walaupun ia masih telanjang dada, setidaknya cukup termaafkan.

Sementara aku membersihkan kasur, Jungkook pergi ke kamar mandi. Jujur aku sudah sangat mengantuk dan lelah karena pekerjaan hari ini terlalu ringan untuk menghabiskan dua tiga lembar koyo dalam sekali pakai. Untung saja hari ini Jeon menjemputku jadi, aku tidak perlu berjalan ke halte terdekat.

Aku merebahkan tubuhku ke kasur dan segera menarik selimutku. Aku masih menunggu jungkook kembali dari kamar mandi untuk memberiku ciuman selamat malam sebelum tenggelam dalam alam bawah sadarku.

"Yang, kamu udah ngantuk banget? temenin makan dong." Tanyanya sambil duduk di pinggir kasur dengan gantengnya.

Kelinci yang tengah telanjang dada itu mengusap kepalaku, membelainya dengan lembut berharap aku tidak akan memarahinya. 

"Jeon, kamu tahu sendiri kan aku hari ini capek banget. Tadi juga udah aku temenin nonton TV. Makan sendiri sana ah!"

"Bentar doang, yang. Yuk!" Jungkook menggendongku begitu saja. Tanpa ada persetujuan dariku ia membawaku ke dapur.

Hanya sebungkus indom*ie goreng yang tersisa. Dengan senang hati jungkook memasaknya dan segera memakannya. Bukan makanan yang biasa ia santap memang tapi, kalau sudah lapar begini makanan basi pun bisa dilahap sampai habis.

"Aku jadi ngga ngantuk nih, Jeon. Besok harus kerja. Kamu sih!" aku melemparnya dengan tutup botol kecap yang ada di sampingku.

"Maaf. Habisnya laper banget tiba-tiba."

Hening.

Aku cukup kesal dibuatnya, berpikir kalau besok tidak usah masuk kerja dan istirahat saja dirumah. Toh, pekerjaanku untuk deadline besok juga sudah aku selesaikan. Sialnya, mungkin besok jungkook akan meninggalkanku dirumah sendirian. Lebih baik datang ke kantor dan tidur disana, mungkin.

"Yang, aku jadi pingin punya dedek."

Tiba-tiba kalimat keramat itu terlontar lagi dari bibirnya. Cukup membuatku kaget memang, tapi aku berusaha kalem menghadapinya.

"Yakin? kamu aja masih suka main game dan ga peduli sama aku."

"Pasti nanti aku punya temen main game dirumah pas nungguin kamu bikin makan malam. Kan asik, Yang."

Aku tidak mengerti sejak kapan ia berpikir seperti ini. Bagaimana punya anak kalau dia sendiri masih seperti anak-anak. Pulang kerumah hanya menonton TV dan bermain game. Ngambek setiap hari dan bikin gemas sepanjang hayat.

"Punya anak ga segampang itu kali, Jeon. Kamu seneng ada temen main akunya yang susah ngurusin dua bocah TK serumah."

"Kan lucu, Yang. Kamu jadi punya dua kelinci dirumah. Kalo aku lagi ga dirumah kamu mainnya sama dia biar ga kesepian. Pasti nanti dia mirip banget sama aku deh. Lucu gitu ngegemesin."

"Udah ah ngayalnya. Kalo belum siap jangan ngomongin dedek dulu. Kamu aja masih dedek-dedek kok pingin punya dedek."

Jungkook membersihkan piringnya dan bangkit dari tempat duduknya. Punggungnya yang kekar itu terlalu mengggairahkan untuk dilihat dipagi buta seperti ini.

"Yuk!" Kelinci kecil itu berjongkok dan memintaku naik ke punggungnya. "Saatnya bikin dedek!! Yeay!!" Serunya sambil menggendongku kembali ke kamar.

Jungkook menurunkanku dan memintaku segera tidur.

Lelaki paling lucu sedunia itu suamiku dan ia sedang tidur di sebelahku. Ia mencium keningku dan mengusap kepalaku dengan penuh perasaan. "Good night, babe."


Jungkook X YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang