10

318 33 0
                                    

.
.

Nie Huaisang tampak fokus dengan rajutan di tangan nya. Ia bahkan sampai mengabaikan Lan Wangji. Lan Wangji menghelang nafas, lalu lebih mendekat kearah Nie Huaisang.

"Apakah seperti ini rasanya, saat aku ada di depan mataku tapi kau mengabaikan aku. Ini yang kau rasakan selama ini?"

"Huh?" Nie Huaisang melihat nya bingung.

"Aku di sini, mengapa kau malah sibuk dengan hal lain." Lan Wangji menggengam  tangan Nie Huaisang yang memegang alat rajut.

"Ini pesanan pelanggan, akan di ambil beberapa hari lagi. Aku harus segera menyelesaikan nya. Tinggal sedikit saja." Nie Huaisang

"Bisakah kau merajut hanya sebagai hobby mu saja?" Lan Wangji, Nie Huaisang tersenyum lembut

"Baiklah, aku akan melakukan nya sebagai hobby. Apa kau mau aku membuatkan nya satu untuk mu?" Nie Huaisang

"Em, aku ingin satu." Lan Wangji

Setelah beberapa lama, rajutan pun selesai. Nie Huaisang melakukan sedikit peregangan.

"Pinggang mu sakit?" Lan Wangji
"Em, agak sakit. Terlalu lama duduk." Nie Huaisang

"Kemarilah, aku akan memijat mu." Lan Wangji

Nie Huaisang mendekat, dan duduk di pangkuan Lan Wangji. Dengan lembut Lan Wangji memijat pinggang Nie Huaisang.

"Apa, kau akan tetap menyukai ku saat nanti perut ku semakin besar dan jelek? Juga aku bisa saja menjadi gemuk." Nie Huaisang

"Bagaimana pum fisik mu nanti. Aku akan tetap mencintai mu." Lan Wangji
"Tunggu, apa ini? Itu tulus atau hanya kata kata manis saja? Sepertinya Laksamana ke-7 mulai pandai berkata manis." Nie Huaisang mengalungkan kedua lengan nya di pundak Lan Wangji

"Itu tulus, bukan hanya kata manis saja." Lan Wangji

"Benarkah?" Nie Huaisang sedikit memiringkan kepalanya. Membuat ekspresi seakan ia ragu dengan Lan Wangji.

"Lalu.. Mobil itu.. Kau membelinya untuk siapa?" Tiba tiba nada suara Nie Huaisang menjadi pelan.

Ia meremas lengan tangan nya sendiri yang kini memeluk leher Lan Wangji. Bersiap mendengar sesuatu yang mungkin tidak seharus nya ia dengar.

"Untuk mu."  Lan Wangji
"Apa?" Nie Huaisang linglung

"Untuk mu, apa kau tidak suka dengan modelnya." Lan Wangji
"Sungguh. Itu untuk ku?" Nie Huaisang

"Kau selalu pergi dengan kendaraan umum, sebelum nya kau bahkan tidak pernah melakukan itu. Pasti tidak nyaman kan." Lan Wangji.

Nie Huaisang diam, ia sejujur nya ingin bertanya secara terus terang namun entah mengapa ia merasa malu dan takut Lan Wangji tidak nyaman.

"Tidak ada yang lain, kau satu satunya bagiku." Menyadari kekhawatiran Nie Huaisang Lan Wangji mengusap lembut pipinya.

"Aku senang mendengarnya. Tapi, mengingat bahwa kau punya bawahan yang cantik seperti Wei wuxian. Membuat ku tidak tenang juga." Nie Huaisang memutar mutar jarinya di atas pundak Lan Wangji.

"Kau tampan, berpangkat tinggi. Pasti banyak yang menyukai mu." Nie Huaisang semakin menunduk.

Lan Wangji mengecup keningnya dengan hangat.

"Aku tidak perduli dengan itu. Istri dan pasangan ku hanya satu, ya itu kau Nie Huaisang." Lan Wangji

Kedua pipi Nie Huaisang merona dengan sempurna. Ia segera memeluk Lan Wangji dengan erat. Guna menyembunyikan rona merah di pipi nya.

My Wife My Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang