Sapi 3 - Dada Pak Camat

30K 630 42
                                    

Jaya yang masih kaget dengan perkataan Pak Hari, semakin terlonjak saat tangan Pak Hari menarik tangannya dan menyeretnya ke dalam kantor dan masuk ke ruangannya. 

Ceklek, Pak Hari mengunci pintu ruangan itu.

"Mau kan kontol adek bapak sepong?" kata Pak Hari sambil berjongkok di bawah dengan kepala sudah sejajar dengan celana Jaya.

Pak Hari langsung beraksi, dia langsung melucuti celana Jaya dan memelorotkannya sampai bawah. Jaya yang sedari tadi sudah ngaceng melihat Pak Jaya dari jauh masih terkaget dengan apa yang dilakukan Pak Camat idolanya itu.

"Wah gede juga ya kontol adek, mulut bapak pasti ga muat."

Hap, slurrrrppp

Eh eh eh bentar bentar bentaaarrr, ini beneran Pak Hari nyepongin kontol aku? bibirnya yang seksi itu lagi jilatin kontol aku? HAH?! pikir Jaya ga percaya.

Pak Hari langsung melahap kontol Jaya dan mulai menyepongnya dengan ganas.

"Hmmmpp", Jaya mencoba tidak mengeluarkan suara. Padahal dia ingin sekali mendesah memperhatikan kontolnya keluar masuk mulut Pak Camat idolanya.

"Aduh Pak, enak banget mulut bapak, sedotin teruss pakkk, jangan berhenti." desah Jaya sudah ga tahan.

"Iyahh, bapak juga suka kontol kamu, besar berurat." jawab Pak Hari disela-sela kontol Jaya masuk ke mulutnya.

"Ayo pakkk, sedot terus pakk,"

SLuurppp jleb jleb jleb.

Jaya sudah paham, oh mungkin ajiannya perlu waktu buat bekerja. Sekarang aku beneran bisa nikmatin tubuh Pak Camat. Ohhh indahnya hidup ini. Jaya menyeringai. Dia lalu memegangi kepala Pak Camat, ikut mengikuti gerakannya yang maju mundur menyepong kontolnya. Kemeja coklat Pak Hari sudah dilepas, sekarang hanya meninggalkan kaos singlet Pak Camat yang berwarna putih.

"Adek mau ngentotin bapak ga?", tawar Pak Hari manja.

Mendengar tawaran Pak Hari, Jaya langsung mengangkat tubuh Pak Hari ke atas. Dia perhatikan dada montok Pak Hari yang menonjol di balik kaosnya. Jaya dengan sigap, meremas-remas dada montok itu.

"Ahhh, adek suka sama tete bapak?"

"Suka banget pak, montok banget." jawab Jaya ga karuan, bisa pegang dada idolanya.

"Uhhh enak remasan tangan kamu dek, ahhh"

Beberapa kali Jaya meremas dada montok pak Jaya, kemudian di kaos singlet putihnya terbentuk dua titik basah.

Hah beneran? Jaya langsung menyingkap kaos itu dan terpampang dada Pak Hari yang montok dengan putingnya yang kemerahan dan ada tetesan air berwarna putih yang keluar dari ujung putingnya. Beneran keluar susu?!!

Dengan rakus Jaya langsung melahap puting pak Hari bergantian, menyedot tetesan tetesan air susu yang keluar darinya.

"Ahhh kenyotan adek nikmat banget, kenyot terrrusss ahhh" rengek Pak Hari

Glek, suara Jaya menelan air susu itu, rasanya sebenarnya hambar, tapi sedikit manis. Pas banget! Apalagi dari tete pak Hari. pikir Jaya kegirangan.

Puas nenen di dada Pak Camat, Jaya langsung mendorong tubuh Pak Hari hingga telentang di atas meja kerjanya.

"Adek entotin ya lubang bapak."

"Ahhh iya, entotin memek bapak, memek nya masih perawan, buat adek aja." jawab pak Hari sambil dengan sigap mengangkat kakinya dan membuka belahan pantanya. Mode siap dientot.

Jaya langsung melumuri lubang Pak Hari dengan ludahnya dan mencoba mendorong kontol jumbonya ke dalam lubang itu.

"Sempit pak lubangnya, susah masuk."

Sapi BetinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang