🔒Sapi 11 - Sentuhan Pijat

7.7K 265 4
                                    


CUPLIKAN..

Di dalam kosan Mas Agung cahayanya ternyata cukup terang. Walaupun berukuran cukup, ya kisaran 3x3 dan sudah terpotong dengan space kamar mandi, kosannya termasuk nyaman. Dari pintu depan, langsung ada lemari mini yang berhadapan langsung dengan kasur single dengan dipan kayu berwarna coklat. Kamar mandi ada di paling pojok kiri yang pintu nya menghadap ke arah kasur.

"Terang ya mas, bagus."

"Eh iya Jay, emang pilih yang ada jendelanya ke luar, biar cahaya bisa masuk dan udara juga lancar."

"Udah lama disini mas"

"Sejak datang ke kota ini ya langsung cari kosan, sebelumnya sih ngga disini, ada beberapa gang lah dari pasar, tapi ya karena kurang nyaman, cuma bertahan 3 bulan, trus cari lagi baru dapet disini."

Di antara lemari dan kasur juga ada karpet spon tipis puluhan ribuan yang biasa di jual di pasar. Di pojok kamar dekat dengan pintu kamar mandi, terlihat ember dengan tumpukan baju-baju kotor dan beberapa piring gelas yang belum di cuci.

"Duh maaf ya Jay, emang kotor orangnya, belum sempet beberes" kata mas Agung sambil garuk garuk kepala. Tangannya yang besar berotot itu jadi menampilkan pose yang yang seksi, duh mas belum juga mulai.

"Hahaha santai mas"

Saat berjalan masuk, di balik lemari aku lihat 2 dumbel yang berukuran besar tergeletak disana.

"Eh gede banget mas, berapa kg tuh?" tanyaku sambil menunjuk dumbel itu.

"20 kg itu Jay hehe, lumayan buat latihan biar kuat kerja."

"Wihh mantap juga, pantes tangannya gede banget."

"Ya karena kerja juga jadi kuli kan Jay." balasnya dengan memamerkan otot otot tangannya itu.

"Gede banget mas, keras lagi." Aku beranikan untuk memegang otot tangannya, dan aku rasakan otot itu mengeras saat aku coba meremasnya. ASIK.

"Hahaha, kamu juga lumayan bagus kok badannya, latihan aja terus."

"Ya hasil dari bantuin bapak ini mas hahaha."

Tiba-tiba mas Agung membuka kaos yang dia pakai dan terlihat bentuk badan dia yang sangat indah nan seksi itu. Dadanya membusung mantap, dengan kedua puting berwarna coklat yang melenting indah di tengahnya.

Glek, aku menelan ludah. Gila! seksi banget, udah cakep, seksi lagi. Bisa kalah nih peringkat Pak Camat di ranking pria favoritku.

"Jay, Jaya, kok ngelamun?" kata Mas Agung sambil melambaikan tangannya di depan wajahku. Sial, malah ngelamun beneran.

"Eh iya mas, hehe, jadi gimana mau pijetnya?"

"Ya kan kamu nawarin haha, ya mau aja." katanya sambil tersenyum. Buset manis banget

"Ada minyak pijetnya ga mas?"

"Ehmmm ga punya sih, minyak zaitun bisa?"

"Ya itu maksudnya, trus kenapa punya kalo gitu?" selidikku.

"Eh itu enggg anu, punya temen kosan sebelah kayanya ketinggalan." jawabnya gelagapan. Halah mas, paling juga buat coli kan hahahah."

"Yaudah yuk." ajakku. Mas Agung langsung mengambil 1 botol minyak zaitun itu dan memberikannya pada ku.

"Pintunya tutup aja ya Jay, gaenak dilihat nanti, malu." Aku pun segera menutup pintu kamar kos Mas Agung. Yes, jadi lebih intim kan ahahahah, padahal tadi mau aku yang minta ditutup, malah request sendiri orangnya.

Saat balik badan, Mas Agung sudah tidur tengkurap di atas kasur.

"Jangan di atas kasur mas, nanti kotor sprei sama kasurnya, di bawah aja ini di atas karpet."

"Ohh ya ya." Mas Agung pun langsung berdiri.

"Ada sarung atau kain apa gitu buat alas, yang bisa dicuci aja kalo kena minyak nanti."

"Ada ada, sarung aja paling." Mas Agung langsung membuka lemarinya, dan sibuk mencari sarung yang dimaksud. Setelah dapat, Mas Agung memberikannya kepadaku yang langsung aku jabarkan di atas karpet sebagai alas.

"Tidur kaya tadi mas."

Mas Agung langsung menurut dan tidur tengkurap di atas kasur. Asik juga kasih perintah langsung di turutin gini, yang nurut badannya gede lagi hahahah.

"Bantal nya ini buat kepala mas biar ga sakit." Kataku sambil memberikan bantal di atas kasur untuk alas kepalanya.

"Lepas aja celana pendeknya, nanti kotor. Kolor kotor gapapa kan?" Kataku.

"Apa dilepas aja sekalian?" Tanya mas Agung polos. EH GIMANA, YA BOLEH LAH MAS.



....


FULL ada di Karyakarsa ya!

Sapi BetinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang