Part 15

358 54 7
                                    

~ Irreplaceable ~

Dua hari setelah Seoham siuman kondisinya masih sangat lemah. Donghun belum mengijinkan untuk terlalu banyak bicara meski Junhee begitu antusias mengajak berkomunikasi.

"Kita lihat besok, kalau kondisimu sudah stabil maka kau bisa dipindahkan ke kamar rawat biasa. Dan Junhee-ya, sebaiknya kau juga pulang. Ini sudah sore."

"Tapi hyung-"

"Jam tugasku masih sampai nanti malam jadi kau pulanglah duluan."

"Donghun hyung~"

"Maaf sayang, tapi rengekan manjamu tidak akan berguna untuk saat ini."

Seoham tersenyum tipis melihat interaksi pasangan di depannya. Junhee sempat menyumpahi Donghun sebentar lalu pamit dan berpesan kepada Jaechan yang dari kemarin hanya diam agar tidak lupa untuk makan. Jangan sampai karena menjaga Seoham, Jaechan sampai mengabaikan kesehatannya sendiri. Sekarang hanya ada mereka berdua. Seoham duduk bersandar membuatnya berhadapan langsung dengan Jaechan. Keheningan yang menjeda terasa sangat tidak nyaman.

Saat pertama kali siuman Seoham sempat terkejut melihat bagaimana Jaechan memeluknya sambil menangis. Namun setelah itu Jaechan tidak terlalu banyak bicara. Hanya sesekali, itu pun jika ada Junhee yang mengajaknya mengobrol.

"Besok akan ada perawat yang datang melepas perban di kepalamu. Donghun-ssi berpesan untuk menjaga tubuhmu tetap lebih hangat."Jaechan meraih kedua tangan Seoham, menggosoknya pelan.

Seoham mengedarkan pandangan ke sekeliling. Terlihat beberapa foto kenangannya bersama Sangwoo di atas meja. Hal yang membuat Seoham terkejut saat ia siuman namun belum sempat ia tanyakan. Ada rasa takut yang terbersit di relungnya.

"Kau... tidak ingin menanyakan apapun?"suara Seoham sangat lirih, hampir tidak terdengar.

"Pertanyaan seperti apa yang kau inginkan? Bantu aku memilih karena ada banyak sekali hal yang ingin ku tanyakan sampai aku sendiri hampir gila dibuatnya."

"Aku... Akan kujawab sebisaku."

"Harus ku mulai dari mana? Tentang alasan sesungguhnya kenapa kau membawaku dari Jinan? Tentang kenapa kau begitu nekat sampai mengorbankan nyawamu sendiri hanya untuk menyelamatkanku? Kenapa kau sengaja bersikap kurang ajar demi agar aku lebih membenci dan menjauhimu? Atau...."

Jaechan mengangkat wajahnya dan berhasil memaku Seoham dalam satu tatapan lekat.

"-kenapa kau harus berpura-pura menjadi pria brengsek hanya untuk menyembunyikan kenyataan tentang Chu Sangwoo?"

Seoham terdiam untuk beberapa saat, seperti berat mengucapkan satu pembelaan saja. Belum siap menghadapi Jaechan yang melesakkan semua pelurunya dalam satu kali tarikan pelatuk.

"Maaf...."hanya itu yang akhirnya sanggup Seoham ucapkan.

Jaechan melepaskan tangan Seoham. Ia tau mereka berdua sama-sama buruk dalam merangkai frasa demi menjelaskan semua ini. Banyak yang ingin diucapkan tapi semuanya tertahan begitu saja.

"Setelah Sangwoo pergi aku berusaha meyakinkan diri bahwa semuanya akan baik-baik saja. Sangwoo memintaku menjalin hubungan dengan orang lain agar lebih mudah untuk melupakannya. Aku pikir sesederhana itu. Kenyataannya, aku baru menyadari bahwa Chu Sangwoo sedang melakukan hal paling kejam yang pernah ia lakukan kepadaku."

Seoham tersenyum pahit. Selama ini ia selalu bisa menyembunyikan dukanya. Seoham tidak pernah ingin dikasihani, namun sekarang untuk pertama kalinya ia memperlihatkan sisi lemahnya kepada orang lain.

Mulut Jaechan terkatup rapat walau ia menyadari ada embun yang menggenang di sudut mata Seoham.

"Saat pertama kali melihatmu ku pikir itu hanya halusinasi, mungkin aku hanya terlalu merindukan Sangwoo. Di pertemuan kedua kita kukira keajaiban-keajaiban yang sering terjadi di drama dan cerita fiksi itu benar-benar terjadi."Seoham tertawa hambar,"Aku sampai berharap kalau benar-benar Sangwoo yang sedang mengalami amnesia. Konyol, bukan?"

Irreplaceable (SuamChan ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang