~ Irreplaceable ~
"Bukannya kau bilang akan bersenang-senang dengan para gadis, hyung?"
Seoham langsung bangkit dari duduknya. Konyol sekali, Seoham hampir memeluk karena mengira arwah Sangwoo datang mengunjungi. Kalau saja ia tidak memperhatikan seksama sosok di depannya.
"Katakan, apa sekarang kau jatuh bangkrut? Kenapa penampilanmu mengenaskan begini?"
Kesadaran Seoham kembali,"Apa yang kau lakukan di sini?!"
"Hah? Aku yang seharusnya bertanya, apa yang hyung lakukan di depan kamar orang malam-malam begini?"
Jaechan memiringkan kepala seolah mencari sudut yang pas untuk mengamati wajah Seoham. Dalam kondisi temaram namun jarak yang cukup dekat, Jaechan baru menyadari masih ada bekas luka di sudut bibir Seoham. Jejak amarah Jaechan beberapa waktu lalu saat pria itu menciumnya dengan paksa. Pun Jaechan terlihat santai tapi sebenarnya ada perasaan iba yang berkecamuk dalam dirinya.
Seoham mencoba mencari ponselnya tapi Jaechan segera menghentikan.
"Percuma. Aku yang mengancam paman Gong untuk tutup mulut. Dia pasti ketakutan sampai tidak berani mengadukan apapun kepadamu."
"Apa yang sebenarnya kau rencanakan? Seharusnya kau sudah kembali ke Jinan."
"Memangnya kenapa? Setelah ku pikir-pikir, tidak ada ruginya tetap bertahan sebagai bawahanmu. Biaya hidupku ditanggung sepenuhnya dan aku mendapatkan gaji bulanan tanpa potongan. Kau sendiri kan yang pernah bilang, kalau kinerjaku bagus, maka ada kenaikan gaji dan peluang untuk naik jabatan. Siapa tau saja aku bisa menggeser posisimu sebagai presdir nanti."
Pikiran Seoham terlalu kalut. Sekarang bukan waktunya untuk bercanda. Pria itu hanya bisa mengalihkan pandangan.
"Kembalilah ke Jinan. Kau tidak perlu membayar penalti. Lupakan tentang kontrak itu. Ku tuntut pun aku yakin kau tidak akan sanggup untuk membayar."nada bicara Seoham yang begitu angkuh biasanya terdengar menyebalkan di telinga Jaechan, namun kini semuanya terasa berbeda.
"Tidak mau!"Jaechan menjawab cepat, membuat Seoham mengernyit tidak mengerti,"Aku akan tetap di rumah ini bersamamu."
Saat pertengkaran terakhir mereka Jaechan tampak begitu siap untuk membuatnya tersungkur tanpa bangun lagi. Entah kenapa sekarang lelaki itu malah mendekat.
Jaechan memberanikan diri walau Seoham tetap tidak ingin menatapnya.
"Jonghyeong dan Giseok bilang aku tidak boleh kembali sebelum bisa membelikan sebuah mobil mewah untuk mereka."
Mendengar itu Seoham segera masuk ke dalam kamarnya. Ia menyimpan akuarium kecil yang tadi dibawa lalu kembali dengan sebuah cek kosong.
"Tulis berapa pun nominal yang kau butuhkan untuk memenuhi permintaan teman-temanmu. Setelah itu pergilah! Aku sudah bosan bermain-main denganmu."
"Seoham hyung, apa sebegitu bencinya sampai kau tidak ingin melihat wajahku lagi?"
Untuk pertama kali setelah beberapa waktu akhirnya Seoham berani menatap mata Jaechan.
"Ya, kau benar. Aku membenci wajah ini jauh lebih besar dari yang bisa kau terka jadi menjauhlah!"
"Tidak tau terima kasih, ya. Aku sudah susah payah merawatmu. Kalau bukan aku, tidak ada yang akan menemanimu di sini. Kau tidak malu terus-terusan merepotkan Donghun-ssi dan Junhee hyung?"
"Bukan urusanmu! Siapa yang butuh berandalan tidak berguna seperti dirimu?"
Jaechan sudah berbalik dalam posisi membelakangi Seoham. Hangat di pelupuknya kian terasa. Sikap kasar Seoham justru membuat pria itu terlihat begitu lemah di mata Jaechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable (SuamChan ver.)
Hayran KurguSudah bertahun-tahun takdir menyedihkan itu berlalu, tapi Seoham masih tidak terbiasa tanpa kehadiran orang yang sangat ia cintai. ● "Kau harus melupakanku hyung, ingat?" "..............." "Berjanjilah untuk hidup lebih baik bersama orang lain saat...