Chapter 5

1.8K 323 22
                                    

(Name) mau di kasih pasangan sama Damien???

~~~ Happy Reading ~~~


(Name) duduk di samping Anya dan mencoba menikmati yang di tonton oleh adik kembarnya.

"Aku mau keluar sebentar. Kalian duduk saja di situ," kata Loid.

Anya langsung berlari ke Loid dan memeluk salah satu lengan kaki dari pria itu. "Bertualang!"

"Bukan bertualang, tapi cuma belanja."

Akhirnya Anya dan (Name) dibawa bersama dengannya. Selama di jalan, (Name) hanya melihat ke arah sekitarnya dengan diam sambil sesekali memperhatikan Anya.

"Anya mau pistol tanpa suara."

"Iya, kalau ada yang jual." Loid berbicara dalam hatinya. 'Tidak mencolok dan bersikap normal adalah esensi sebagai mata-mata. Aku harus terlihat seperti ayah dan anak normal.'

"Chichi, tolong!" jerit Anya yang panik karna masuk ke dalam antrian kereta.

(Name) hanya dapat menghela nafas karna melihat kecerobohan dari adik kembarnya itu. Loid pun langsung berlari menghampiri Anya.

"Astaga. Anda harusnya menggandeng tangan putri anda." seorang ibu berhasil menyelamatkan Anya. "Ini."

(Name) dan Loid hanya bisa menatap diam ke Anya. Loid yang tak ingin misinya gagal, akhirnya menggendong tangan Anya sedangkan tangan Anya yang satunya lagi bergandengan tangan dengan (Name).

'Akan sulit melawan musuh dengan sebelah tangan, tapi apa boleh buat.' batin Loid.

'Musuh?!' Anya melepaskan gandengan Loid juga (Name) dari kedua tangannya dan berlari mencari tempat untuk bersembunyi.

"Kamu ngapain?" tanya Loid yang keheranan.

"Waspada." jawab Anya sambil masih bersembunyi di papan nama sebuah cafe.

'Aku melakukan sesuatu yang membuatnya waspada? Apa terlalu cepat bergandengan tangan? Apa aku dibenci? Ini gawat. Aku harus menjaga hubungan baik dengan mereka sampai misiku usai. Mau tak mau aku harus memahaminya. Layaknya diplomasi, memahami lawan adalah langkah awal menuju perdamaian.'

Anya terkejut setelah mendengar pikiran Loid. 'Memahami Anya dan (Name) sama dengan perdamaian dunia?'

"Anya, tidak ada yang menyakitimu di sini. Lagipula adalah Otousan di sini," ucap (Name) yang mencoba menyakinkan adik kembarnya itu.

Anya keluar dari tempat persembunyiannya. ''Anya suka kacang dan benci wortel dan (Name) suka onigiri.''

'Anya...kenapa kau harus memberitahukan soal itu.'

Anya lalu menunjuk ke arah papan sebuah toko. "Anya suka bakon garing."

Loid melihat ke arah yang di tunjuk oleh Anya. ""Bakery" bukan singkatan "bakon garing", lo."

Beberapa saat kemudian, Anya ingin membeli sebuah poster karakter kesukaannya dari film Spy Wars. "Beli yang ini."

"Harganya 1 dalc, jadi gak cukup kalau 10 pent, lo!" tegur Loid.

Loid membayarnya dan membuat Anya melakukan kesalahan lagi. Anya tidak ingin kalau dia dan (Name) dikembalikan ke panti asuhan lagi.

'Jangan-jangan mereka ini sebenarnya tak terlalu pandai? Teka-teki silang tadi cuma kebetulan? Mungkin sebaiknya aku tukar.'

Anya tiba-tiba menangis dan merengek sehingga mengundang perhatian dari banyak orang. "Chichi jangan buang Anya dan (Name)!"

"Kenapa tiba-tiba menangis?"

"Jangan buang Anya dan (Name)!"

"Aduh, ayah yang jahat!" kata seorang wanita.

"Anya bakal jadi anak yang berbakti, kok!"

'Aku harus bagaimana ini?!' Loid tak punya pilihan selain membujuk Anya agar berhenti menangis dan merengek. "Aku belikan kacang dan onigiri, jadi jangan menangis!"

"Kacang!"

"Onigiri!"

Setelah selesai berbelanja, mereka berjalan pulang menuju ke apartemen mereka. (Name) membawa bungkusan berisikan onigiri sambil mengemil satu onigiri-nya.

"Chichi, Anya ngantuk. Susah jalan."

Terpaksa Loid menggendong Anya yang sudah tidak tahan mengantuk sambil membawa tas belanjaan mereka. Loid menyuruh (Name) untuk tetap berada di sampingnya. Takut kalau anaknya yang satu itu juga tersesat dan membuatnya menjadi kerepotan untuk mencarinya.

'Percuma. Aku tidak paham. Tingkah lakunya sungguh tak logis. Aku butuh buku manual untuk memahaminya.'

Malam harinya di saat (Name) dan Anya sedang tertidur nyenyak di dalam kamar mereka, Loid membaca beberapa buku yang di antaranya ada yang tebal.

"Dasar mengasuh anak adalah rasa percaya. Pahami, jangan marahi. Posisikan diri setara dengan anak. Anak-anak sulit mengutarakan isi hatinya dengan baik, jadi cobalah untuk peka." Loid mengambil buku lainnya lagi. "Tidak boleh ala interogasi, ya?"

Loid melihat sebuah buku yang akan dia baca. 'Seberat inikah misi orang tua di seluruh dunia?'

"Asuh dengan menaikkan harga diri si anak demi masa depannya. Penting untuk menanamkan kebiasaan berpikir agar di masa depan..." Loid melihat ke arah (Name) dan Anya. 'Toh setelah misi selesai, akan kukembalikan mereka ke panti asuhan. Sebatas itulah hubungan kami.'

~~~ Bersambung ~~~

Happy Family (Spy x Family x Uchiha Female Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang