°°°°
Kia berjalan menuruni tangga dengan langkah pelan. Dia seperti maling yang sedang mengendap-endap takut ketahuan sang pemilik rumah.
“Selamat pagi”
“AAAA...!” Kia terkejut mendapati pria itu masih ada dirumah sesiang ini, apa dia tidak bekerja? Batin kia
“yaampun KIA ini masih pagi kenapa teriak”
“Ya salah kamu ngapain ngagetin aku”
“Lagian kamu kenapa jalan nya kayak maling gitu? Kamu mau menghindar dari saya ya hmm?”
“nggak...!”
“Terus kenapa jalan nya kayak gitu?”
“ya terserah akula, ini kan kakiku”
“udah ngaku aja”
“Apaan sih gak jelas” KIA menarik kursi yang ada di bar mini yang menyatu dengan dapur.
Zie mencondongkan tubuh nya, tangan nya terulur mengacak puncak rambut KIA yang langsung mendapati protes dari gadis itu
“ternyata kamu lebih cantik saat bangun tidur” zie mengerling kan matanya
Mengedipka mata terlampau pelan KIA refleks memegang pipinya yang mulai menghangat.
Ayo ini bukan pertama kalinya kia mendengar pujian atau godaan dari seorang pria bahkan biasanya KIA hanya biasa saja. Tapi kenapa saat Zie yang menggodanya jantung nya berdebar kencang.
“Mau sarapan apa?” zie berjalan ke arah kulkas dan membukanya melihat apa saja yang bisa di masak.
“Terserah” ujar kia singkat
“oke masak nasi goreng aja gimana?”
Kia mengagungkan kepalanya antusias.
Zie yang melihat itu menarik sudut bibir nya. Menyiapkan semua bahan-bahan yang untuk membuat nasi goreng.
KIA memperhatikan zie yang sedang memotong sayuran dengan cekatan. Memasukkan semua bahan-bahan dan bumbu kedalam wajan, seperti sedang menonton chef yang memasak dari layar tv. Berbeda jauh dengan dirinya yang hanya bisa merebus mie instan.
“apa saya setampan itu? Kamu bahkan tidak berkedip”
Kia langsung mengalihkan pandangan nya “menyebalkan” gumang nya. Bagaimana bisa pria itu menyadari kalau aku sedang memperhatikan nya, apa dia punya mata batin. Batin kia
KIA mendehem pelan menormalkan detak jantung nya “lo gak kerja?
Cup satu kecupan singkat mendarat di bibir KIA.
“Coba ulangi” ucap zie menatap KIA serius
“lo”
Cup
“Coba ngomong sekali lagi?” zie sudah memajukan wajah nya berniat mengulangi apa yang ia lakukan tadi yaitu mengecup bibir manis gadis itu.
“Ihh, kamu. Kamu gak kerja” ujar kia gemes sambil menutup bibir nya agar tidak ada yang pencuri yang mengecup bibir nya lagi.
“gitu dong jangan pakai ‘lo’ segala, emang nya saya ini temen kamu”
“Tapi kan kita udah janji...” ucapan KIA terpotong, matanya membola sempurna mendapati hadiah tiga pangutan dari zie.
“Mau lagi?”
Kia refleks mengulum bibir nya kedalam, yang membuat zie tertawa. Wajah kia sudah seperti kepiting rebus.