°°°°
Seorang pria memasuki ruangan dengan segelas air ditangan kiri nya. Kedua sisi bibir nya tertarik, melihat seseorang sedang tertidur lelap di atas ranjang berukuran king size dengan selimut menutupi sebagian tubuh nya.
Berjalan mendekat, Tampa aba-aba langsung menyiramkan air yang ia bawa tepat di wajah sang gadis.
KIA sontak terbangun dengan napas memburu, seakan dia baru saja terjatuh kedalam lautan. dengan cepat ia mengusap wajah nya yang basah.
"Apa kau gila!" Ujar nya dengan mata menyala.
"Akhirnya putri tidur kita sudah bangun" ujar seorang pria, meletakkan gelas yang ada digenggaman nya ke atas nakas tepat disamping ranjang.
Seketika mata KIA melebar, ketika netra mereka bertemu di satu titik yang sama. Ini tidak mungkin, apa yang terjadi.
"K-Kau.." ucap nya gugup "apa yang kau lakukan disini?." KIA semakin mengeratkan meremas ujung selimut yang ia gunakan untuk menutup tubuh.
"Aku?" Pria itu menunjuk kearah wajah nya sendiri "cobak kau tebak apa yang dilakukan seseorang dirumah nya sendiri" pria itu menarik salah satu kursi meja rias yang ada disudut ruangan, medaratkan bokong nya, duduk dengan menumpu satu kakinya dengan kaki yang lain.
"Apa..!? Rumah.." ucapan KIA seketika terhenti matanya berkeliling memperhatikan setiap ornamen yang ada diruangan ini. "Sial,, jelas sekali ini bukan kamar milik nya" KIA memegangi kepala nya yang sedikit berdenyut dan mencoba mengingat apa yang terjadi. Kenapa dia bisa berada diruangan ini, ralat dikamar asing ini.
"Apa otak mu sudah mulai bekerja? Apa yang dia pikir kan didalam sana hmm."
"Diam la Alex atau aku akan membunuhmu" ujar kia dengan tatapan setajam silet.
"Astaga aku takut sekali, siapapun selamat kan aku"
KIA semakin mengeratkan rahang nya mendengar penuturan Alex dengan suara yang dibuat-buat seperti orang yang sedang ketakutan, ditambah dengan tawa mengejek khas milik nya.
"Ia terus la tertawa sepuas mu sebelum aku merobek mulut mu itu!" Ujar kia sarkas.
Mendengar itu alex mengehentikan tawa nya dan langsung mencengkram kedua rahang KIA "dengar kan aku baik-baik, ini adalah rumah Ku dan juga kamar ku. Jangan coba-coba untuk mengancam atau pun berteriak pada ku kau mengerti!" Alesx berucap dengan intonasi rendah tapi dengan penuh penekanan disetiap kata, Melepaskan cengkraman tangan nya dengan kasar.
"Kau masih saja sama seperti dulu, kasar dan juga tidak punya hati"
"Tapi bukan kah kau memuja ku dulu, biar pun kau mengetahui kedua fakta itu. Bener begitu kan sayang" ujar nya berbisik tepat telinga kia yang membuat gadis itu memalingkan wajah.
"Dasar orang gila!"
"Terima kasih atas pujian nya nona"
KIA mua berada didalam ruangan yang sama dengan pria ini. Dengan sisa tenaga yang dia miliki dengan cepat menyibak selimut dan turun dari atas kasur berlari menuju pintu, menuruni tangga dengan kecepatan sebisanya. Sesekali melihat kebelakang hanya untuk memastikan apa kah ales mengerjar nya. Tapi aneh nya pria itu hanya diam dan menyederkan tubuh nya didepan pintu kamar. Pasti ada yang salah disini batin kia.
Setelah membuka pintu utama dengan begitu mudah nya, telapak kaki nya langsung bersentuhan dengan pasir putih halus yang menggelitik.
Seketika langkah gadis itu terhenti, matanya berkeliling memperhatika sekitar "BRENGSEK! Ini tidak mungkin"
Rasanya ingin sekali dia berteriak tepat ditelinga alex agar pria itu tidak melakukan hal-hal gila seperti ini.