1. Seorang Budak Perawan

7.4K 318 27
                                    

Myra menelan ludahnya keras sambil menatap ke sekeliling ruangan. Ada sebuah panggung dengan dek dari kayu di depan gadis itu, masih kosong, seakan menanti seseorang naik ke atasnya untuk memulai acara.

Arthur Dent mengatakan mereka akan mendatangi rumah lelang hari ini. Awalnya Myra mengira bahwa Arthur hendak membeli budak baru dari tempat itu, seperti yang sering dilakukannya.

Betapa salahnya perkiraan Myra.

Arthur Dent bukan hendak membeli budak baru. Tidak. Hari ini Arthur Dent hendak menjual budak terbaiknya. Seorang gadis yang dipeliharanya sejak kecil dan belum tersentuh oleh pria manapun. Seorang perawan. Myra.

Rambut Myra yang berwarna pirang terikat tinggi ke belakang menampakkan kalung dengan rantai yang ada di lehernya. Semua budak memiliki benda itu, semacam tanda pengenal yang membedakan dirinya dengan wanita bebas lainnya. Dan ya, tentu saja Myra memiliki kalung itu, karena ia hanyalah seorang budak.

Myra mencengkeram gaun yang dipakainya. Sebuah gaun berwarna putih dengan bordiran capung berwarna pelangi yang memeluk tubuh rampingnya. Dama, satu-satunya wanita yang mendekati peran seorang ibu bagi Myra, menjahitkan gaun itu untuk ulang tahunnya yang ke 18 minggu lalu. Tahu dari mana bahwa ia akan kehilangan keperawanannya mengenakan gaun yang sama. Jika saja ia tahu, ia akan menggunakan salah satu gaun terburuknya hari itu. 

Masternya, pemiliknya saat ini, adalah seorang pria yang ternama. Arthur Dent, seorang Slave Trainer atau pelatih budak yang memiliki banyak pelanggan. Orang-orang terkenal. Orang kaya dan berpengaruh, para bangsawan dan petinggi kerajaan.

Tinggi, berambut hitam pekat, dengan wajah lonjong dan rahang bawah yang lebih maju daripada atas, Dama sering menyamakan wajah Arthur Dent dengan seekor keledai. Tanpa diketahui Masternya tentu saja karena pria itu memiliki temperamen menyerupai anjing liar yang susah dikendalikan.

Myra bisa melihat ada sekitar 20 pria di dalam ruangan, semua kini menoleh ke arah Myra dan mengamati layaknya anjing kelaparan dan gadis itu daging segar.

Arthur melambaikan tangannya ke salah satu pria yang duduk di barisan depan panggung sambil mencondongkan bibirnya ke telinga Myra.

"Jangan terlihat seakan sedang menunggu hukuman mati, Myra!" pria itu menggeram pelan. "Tersenyum! Tunjukkan bahwa kau adalah gadis yang ramah dan penurut! Kau adalah bintang malam ini. Aku bisa merasakan semua pria malam ini datang untuk membelimu. Jika kau beruntung, mungkin kau akan berakhir di tangan Senator Jake. Ia berkuasa dan kaya. Kau akan hidup bahagia menjadi budaknya."

Arthur menyelipkan tangannya ke pinggang Myra dan meremas pelan.

"Kau adalah favoritku, Myra. Aku sudah menghabiskan banyak uang untuk merawatmu sejak kecil. Dan aku selalu memperlakukanmu dengan baik, bukan? Aku tidak pernah melukaimu. Aku tidak pernah menyentuhmu. Sudah sepantasnya kini kau membayar balik kebaikanku, hm?"

"Y-ya, Master," Myra menjawab dengan suara sepelan burung dalam sangkar yang dikelilingi oleh kucing.

Sementara Arthur melanjutkan apa saja yang sudah dilakukannya untuk Myra, mata dan perhatian gadis itu kembali beralih ke papan yang ada di pinggir panggung.

Walaupun hanya seorang budak tapi Myra berbeda dengan budak biasa. Ia bisa membaca dan menulis. Dama mengajarinya. Itu dan hal lain yang tidak seharusnya dipahami oleh seorang budak.

Myra bisa membaca namanya tertulis di papan. Di bawahnya, daftar nama-nama orang yang memberikan penawaran untuk membelinya. Bukan banyaknya penawar yang membuatnya kaget, melainkan jumlah uang yang mereka tawarkan, semakin ke bawah hanya semakin fantantis jumlahnya. Semuanya memperebutkan satu barang. Dirinya.

Tawanan Kesatria Serigala [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang