inamorata

• 3 - She is...

"Apa hanya ini?" tanya Milo sambil menunjuk kantong berisi pakaian yang akan dibawa ke penatu.

"Ya," jawab Isa yang sedang menyedot debu di kamar Milo. "Jangan pergi terlalu lama, aku ada janji dengan Ivory nanti."

"Baik, Ny. Kingham!" Milo memberi usapan ringan di kepala Isa. Ia buru-buru pergi sambil tertawa sebelum wanita itu melemparnya dengan sandal.

Isa membersihkan kamar Milo serta mengganti seprai dan sarung bantalnya. Ia juga mengeluarkan tempat sampah di dekat tempat tidur, dan tidak mengerti mengapa ada begitu banyak tisu di dalamnya. Apa Milo sedang flu? Isa membawa sampah itu ke dapur lalu memeriksa mesin cucinya. Ia memang mencuci pakaian mereka di rumah, tetapi ia tetap memasukkan seprai dan setelan jas Milo ke penatu. Tadi ia menitipkannya pada Milo sekalian pria itu pergi ke gym di lantai paling bawah.

Isa suka menghabiskan akhir pekannya dengan bersih-bersih rumah. Itu sebabnya Isa menolak saat Milo mengajaknya tinggal di penthouse, maupun rumah tapak yang sudah disiapkan oleh orang tuanya. Karena ia merasa repot jika harus membersihkan tempat yang terlalu besar. Milo sempat menawarkan untuk memperkerjakan orang untuk membantu mengurus rumah. Namun, Isa menolak karena ia tidak ingin ada orang lain di rumah mereka.

Akhirnya Milo mencari kondominium yang hanya memiliki dua kamar tidur. Bahkan Isa ikut dengannya saat Milo melihat-lihat tempat itu. Dari vestibula terdapat kamar di sebelah kiri yang cukup untuk satu tempat tidur berukuran queen, dengan kamar mandi yang dilengkapi bathtub. Kamar itu tersedia lemari yang cukup besar, yang kemudian ditambahkan sebuah meja rias untuk Isa.

Kemudian setelah melewati kamar, mereka langsung disambut oleh satu ruangan besar. Ruangan itu digunakan sebagai dapur terbuka di sebelah kiri dengan model top bar dan beberapa buah kursi tinggi. Di seberangnya terdapat meja makan, dan sofa dengan televisi di dinding. Meskipun mereka memiliki meja makan, tetapi mereka lebih sering makan di meja dapur, terutama karena Milo sering menonton Isa yang sedang memasak. Di dekat ruang tamu juga terdapat den atau ruang kecil dengan french door yang kemudian dijadikan tempat Isa bekerja atau membaca buku.

Di sebelah kanan dapur terdapat lorong yang merupakan wilayah khusus Milo. Karena di sana tersedia ruang kerja Milo, sebuah walk-in closet yang besar di seberangnya, serta kamar utama di ujung lorong. Kamar mandinya pun terbesar, dengan bilik shower terpisah dari bilik toilet, cermin besar dengan dua buah wastafel, dan bathtub yang menyediakan pemandangan kota jika berendam di dalamnya. Kamar itu dilengkapi ranjang ukuran king, serta dua buah kursi berlengan. Bahkan kamar itu terhubung dengan deck, dan Milo sering duduk di sana sambil menikmati pemandangan malam Downtown Seattle dari lantai 38.

Milo segera membeli tempat itu begitu Isa menyetujuinya. Awalnya orang tua Milo juga sempat menentang setelah tahu mereka akan tidur di kamar terpisah di tempat tinggal mereka. Namun, Isa beralasan bahwa mereka membutuhkan waktu untuk benar-benar saling mengenal. Bagaimana pun, mereka menikah bukan karena saling mencintai. Mau tidak mau, orang tua Milo mengizinkannya, terutama karena Isa merawat putra mereka dengan sungguh-sungguh.

Kemudian, di saat orang tuanya sibuk mempersiapkan pesta pernikahan mereka, diam-diam Milo meminta izin pada Isa untuk mengajak Sienna berlibur saat mereka akan berbulan madu ke Bali nanti. Isa tidak keberatan, karena ia tidak berminat menghabiskan waktu selama beberapa hari bersama Milo. Milo pun memesan sebuah penginapan yang terpisah dari Isa, dan hal itu masih mereka tutupi hingga saat ini.

Biarpun demikian, pria itu tetap sering membantu Isa dalam urusan rumah tangga. Mereka tidak ada bedanya dengan teman yang berbagi rumah yang sama. Hanya saja, Isa tidak perlu membayar uang sewa. Milo bahkan pernah bertanya pada Isa jika wanita itu muak padanya. Nyatanya, Isa telah melaluinya selama tiga tahun tanpa ada masalah.