Part. 3

23 1 0
                                    

MIN SACHAN RIGHT HERE !!!!

HAPPY READING 💜

........................................


"Lo ngapain disini?!"

Asta terlihat cukup serius menginterogasi gadis yang ada di depannya. Kedua tangannya dilipat dengan tatapan mata tajam.

"Gue cuma jalan-jalan" gadis itu menjawab dengan santai.

"Gue tau lo pasti bolos lagi-kan?!" Asta menekan kata terakhir. 

Gadis itu hanya diam. Sungguh sial nasibnya bertemu Asta disaat membolos.

"Itu wajah lo kenapa? Berantem lagi?" Asta kembali bertanya. Namun gadis itu menolak untuk menjawab.

"Jawab gue, Nao!" 

Gadis yang ada di hadapan Asta adalah Nao. 

Asta tidak sengaja melihat Nao ketika dia hendak pergi ke toilet yang ada di cafe. Gadis itu terlihat mondar-mandir tidak jelas. Jadi, Asta langsung menemuinya. 

"Iya, gue berantem. Makanya gue bolos sekolah!"

Benar dugaan Asta. Nao membolos lagi. Kepalanya mendadak pusing. Kebiasaan buruk Nao tidak pernah hilang.

"Kan lo bisa pergi ke klinik sekolah daripada bolos. Jangan nambah masalah lagi" 

"Ya terserah gue"

Mereka saling berdebat satu sama lain. Mempermasalahkan Nao yang membolos dengan wajah yang penuh luka dan lebam.

Namun tanpa mereka sadari. Seseorang melihat tingkah mereka dari balik kaca.  

//////

"Lo ketahuan kak Asta bolos?!!'

Nao sampai harus menutup telinganya mendengar teriakan Anne yang nyaring. 

"Woe santai! Lo pikir ini pasar harus teriak" celetuk Jun

Kini mereka tengah berkumpul di rumah Nao. Mereka membawa tas sekalian membuat tugas. Kamar kecil Nao membuat suara Anne terdengar lebih keras dari biasanya.

Anne kembali mengunyah snack di tangannya. "Gue yakin lo kena omelan lagi"

"Seperti biasa, dia memang berisik" 

"Huh, coba aja gue ikut lo bolos. Gue pasti ketemu sayang Asta" 

Nao dan Jun saling melirik Anne yang terlalu berharap bisa bertemu dengan Asta lagi.

Reverie Anne, gadis yang jatuh cinta pandangan pertama dengan pria bernama Asta Baskara. Pertama kali mereka bertemu yaitu saat Asta harus pergi ke sekolah Nao karena dia mendapat panggilan dari wali kelas gadis itu. Asta memang sering mendapat panggilan karena Nao yang sering membolos.

Sekedar informasi, hubungan antara Asta Baskara dan Naoka Raveena adalah sepupu.

"Emang dia suka sama lo? Udah badan kayak triplek, mulut kayak toa, berisik" 

Anne berdecak kesal pada Jun. Laki-laki itu selalu saja mencari masalah. "Lo juga sama berisiknya. Jadi ga usah nyindir. Ngaca!"

Baiklah, perang dunia dimulai lagi.

Nao beberapa kali menghela nafas mendengar teman-temannya saling beradu mulut lagi. Hidup ini cukup melelahkan baginya.

Sebenarnya tadi dia cukup bersyukur bertemu dengan Asta. Meski mengomel, pria itu membantunya mengobati luka-luka dan memberikan uang untuk sekedar membeli minum.

Jika tidak, Nao mengalami dehidrasi karena dia harus menunggu jam pulang sekolah yang masih sangat lama.

////////

Ren merebahkan dirinya di kasur. Dia masih terbayang dengan apa yang dia lihat tadi sewaktu di cafe.

Asta tengah berbincang dengan seorang murid SMA. Wajah gadis itu tidak asing. 

"Nao…" satu nama itu terucap. Ren pernah bertemu dengan Nao. Gadis yang pernah membantu Ara.

Jadi, apa hubungan Asta dengan Nao? 

Pertanyaan itu menghantui pikiran Ren saat ini.

Tok tok tok!

Ren beranjak dari kasur setelah mendengar ketukan pintu. Kemudian membukanya.

"Ara…"

"Ren, Ara ga bisa tidur" ucap Ara kecil yang berdiri di depan pintu kamar Ren.

Ren berjongkok mensejajarkan tinggi dengan Ara. "Ara mimpi buruk lagi?" Tanyanya.

Ara menggelengkan kepala, "Ara mimpi mama"

"Mama Ara?"

Ara mengangguk, "Mama ninggalin Ara lagi. Padahal Ara mau main sama mama"

Ren memeluk Ara dan mengusap lembut punggung si gadis kecil. 

"Mama udah ga sayang lagi sama Ara ya, Ren?"

Pertanyaan Ara membuat Ren terdiam. Mulutnya sangat susah untuk menjawab.

"Ga boleh bilang gitu. Mama Ara sayang sama Ara. Mama Ara ga pernah ninggalin Ara. Dia selalu ada di hati Ara" Ren mengelus pipi Ara.
"Percaya sama Ren" 

Ren menatap lembut Ara. Mencoba memberikan jawaban yang setidaknya membuat Ara tenang. 

"Kalo gitu, Ara mau ketemu mama. Boleh, Ren?"

"Besok kita pergi tempat mama" Ren membuat Ara tersenyum. Kemudian dia mengantar Ara kembali ke kamarnya. 

Kaki Ren terasa berat untuk melangkah. Ucapan Ara barusan membuat seluruh ototnya lemas seketika. Dia pun juga menanyakan hal yang sama seperti yang tanyakan Ara selama ini.

'Gue kangen lo, Rin'

////////

Keesokan harinya, Ren membawa Ara mengunjungi mama Ara. Gadis kecil itu sangat senang. Dia membawa bunga lily putih di tangannya. 

Tangan mungil Ara menaruh bunga Lily di sebuah kaca dengan foto seorang wanita yang tersenyum manis.

"Mama, Ara datang" ujar Ara yang tersenyum melihat bingkai foto mamanya.

"Mama disana gimana?Ara kangen mama"

Gadis kecil itu mulai berlinang air mata. Sesekali Ara menghapus air matanya yang terjatuh. 

Ren mengelus lembut puncak kepala Ara ketika tau Ara menangis.

"Ara ga nangis ma, mata Ara cuma kena debu" Ara berbohong. 

Ren tersenyum tipis melihat tingkah Ara. Dia memberikan sapu tangan miliknya pada si anak kecil.

"Mama, Ara ketemu kak Nao. Dia baik sama Ara. Dia juga cantik kayak mama"

Tubuh Ren langsung membeku ketika Ara membicarakan gadis bernama Nao. 

Berbeda dari sebelumnya, Ara nampak bersemangat menceritakan Nao pada mamanya. Dia terlihat sangat bahagia. 

"Ara ga tau dimana rumahnya. Padahal Ara mau main. Doain Ara biar bisa ketemu kak Nao lagi ya ma" 

Setelah mengunjungi mama Ara. Mereka pun pulang. Sepanjang perjalanan, hujan turun dengan tiba-tiba. Jalanan aspal menjadi basah dan membuat genangan. 

"Ara mau beli cake?" Tanya Ren 

"Boleh. Tapi Ara mau ice cream juga" sahut Ara.

"Jangan dulu ya sekarang lagi hujan. Nanti aja makan ice cream-nya"

Ara berubah cemberut ketika Ren melarangnya membeli ice cream. Ren malah tertawa melihat ekspresi Ara. Sangat menyenangkan membuat Ara kesal. 





...............................

Haiii semua, gimana kabarnya ?
Semoga kalian sehat selalu ya 💜
See yaaa💜

MAGNOLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang