sex life (21+)

3K 169 4
                                    


Nattawin berkeringat, dahi nya basah bibirnya pun terlihat kering dan ia basahi berkali kali dengan lidahnya.

"Kenapa ta?" Build bertanya, "Lo sakit?" Job ikut menimpali dan membawa punggung tangannya untuk menyentuh dahi Nattawin yang basah, "Gak panas kok." Lanjut Job.

Gigi Nattawin bergemeretak, rasa kesal dan nikmat bercampur jadi satu. Mile sialan, Nattawin harusnya tak menyetujui ide bodoh yang Mile utarakan tadi siang.

Kini ia duduk dengan sesuatu didalam dirinya, Mile membeli sex toys bernama vibrator. Berbentuk bulat seperti telur dan bergetar,

Nattawin yang setiap hari melayani nafsu Mile pun bingung dengan fetish pria itu yang sering berganti ganti. Suatu hari dia ingin Nattawin di ikat, lalu ia ingin Nattawin memakai baju nurse dan belakangan ini ia tertarik dengan sex toys.

Mile akhirnya memutuskan membeli beberapa dildo bermacam bentuk dan vibrator, ia ingin mencoba semuanya dengan Nattawin.

Maka hari ini ia memutuskan untuk mencoba vibrator, Mile membasahi tangan nya dengan pelumas sebelum memasukkan jari nya pada Nattawin. Setelah ia rasa Nattawin cukup, barulah ia memasukkan vibrator berbentuk telur mini itu pada Natta.

Mile melihat keadan Nattawin yang membuat darahnya mendidih dan turun, berkumpul di junior nya. Mengeras dan memberontak untuk dibebaskan.

Nattawin yang tampan hanya memakai t-shirt putih tanpa celana, junior nya yang setengah keras tergantung di antara dua kakinya sementara anal nya berisi vibrator yang baru saja Mile masukan.

Wajahnya layu, "Mile gak nyaman."

"Tahan ya ta, nanti enak kok." Mile mencoba meyakinkan Nattawin.

Jadi di sinilah ia duduk di sebelah Mile dan 3 temannya yang lain dengan vibrator di dalam analnya, yang bergetar semenjak 2 menit lalu, membuat dirinya dilanda kenikmatan namun harus menyebunyikan nya.

Nattawin menggigit bibir bawahnya menahan nafsu, paha nya diremas Mile sementara satu tangan Mile yang lain menaikkan intensitas kecepatan vibrator.

Natta merasakan vibrator itu bergerak lebih cepat, penis nya sakit karna sudah ereksi sepenuhnya namun terkekang oleh celana dalam nya sendiri.

Ia ingin pulang, ia ingin mengeluarkan vibrator sialan ini dari anal nya, ia ingin Mile menusuk dirinya keras dan cepat dengan penisnya.

Sialan. Mile sialan. Vibrator sialan.

"M-mile an-anterin g-gue ke toilet." Nattawin meminta dengan nafas yang terengah engah.

"Lah? Pengen berak ternyata." Bible berkata, sementara yang lain hanyak mengangguk dan melanjutkan kegiatan mereka.

Berjalan dari kantin ke toilet terasa sangat lama, benda sialan di anal nya menyulitkan sekali. Natta berjalan seperti orang selesai sunat, belum lagi tangan nya harus menutup ereksi nya sendiri.

Beruntungnya Mile mau memapah Natta, merangkul pinggang nya walau akhirnya turun dan meremas pinggulnya. Menambah minyak pada api nafsu Nattawin yang sudah membara.

"N-ngapain lo masuk juga?" Nattawin mendorong Mile dengan lemah, tubuhnya tidak punya tenaga lagi.

"Ngapain?" Mile mendekat, mendorong Nattawin hingga menabrak dinding lalu mendekat, "Gue mau bantuin lo, love."

Tangan Mile turun ke dada Nattawin, meremas nya sedikit lalu menarik t-shirt nya ke atas. Menaruh ujung baju Nattawin di bibir nya lalu menyuruh Natta menggigit.

Mile memainkan puting Nattawin, menggesekan ke kanan dan ke kiri lalu mencubitnya pelan, "akhh." Nattawin mendesah tertahan.

Tak menunggu lama Mile berlutut dan sibuk membuka celana yang dipakai Natta, menurunkan semua yang ia pakai hingga juniornya melompat keluar. Keras dan berdiri tegak.

Mile menyentuh penis Nattawin dengan telapak tangan, melihat cairan yang keluar sudah membasahi seluruh penis Nattawin, memudahkan dirinya untuk mengelus nya naik turun, "Ahmm." Nattawin mendesah merasakan nikmat,

Tangan nya yang lain mengeluarkan ponselnya sendiri, membuka aplikasi dan mempercepat vibrator yang ada pada Nattawin, "Ahhhhh fuck." Kaki Nattawin bergetar, tak sanggup menopang diri nya lagi.

Mile menurunkan resleting miliknya lalu mengeluarkan penis nya sendiri, membawa miliknya hingga bersentuhan dengan Nattawin.

Ia menggenggam miliknya dan Nattawin, mengelusnya dengan lembut turun dan naik, pelan hingga berubah menjadi terburu buru.

"Shit ahh." Mile menyatukan kening nya dengan Nattawin, merasakan hembusan nafas Natta yang cepat lalu melepaskan gigitan Natta pada t-shirt nya dan membungkam bibir Nattawin, mencium nya kasar dan bermain dengan lidahnya sementara tangan nya dibawah sana sibuk mengejar orgasme.

"MILE AKHHH." Nattawin berteriak ketika diri nya mencapai orgasme yang disusul oleh Mile, cairan putih itu membasahi baju nya sendiri juga baju Mile.

Keduanya terengah, kepala Nattawin jatuh di bahu Mile.

"Mile, keluarin." Nattawin berbisik letih.

Tangan Mile menuju anal Nattawin, memasukan satu jari dan mencari vibrator untuk mengeluarkan nya, setelah ia keluarkan ia mengusap anal Nattawin dengan sisa sperma mereka yang tersisa ditangan nya, membuat Nattawin menggelinjang geji.

"Mile udah, geli. Gue capek."

Mile langsung berhenti mendengar permintaan Nattawin, lalu memilih menangkup wajah Nattawin dan mengecup kening nya.

"Thank you ta, that was awesome."

Nattawin merasa malu, sejak kapan diri nya jadi seliar ini? Ia baru saja orgasme di toilet kampus dengan bantuan Mile, baju nya penuh dengan sperma dan bagian bawah nya telanjang. Ia makin membenamkan wajahnya di bahu Mile, mencaci maki dirinya sendiri di dalam hati.

Nattawin tolol. Tolol. Tolol.

*****


Fetish : gairah seksual yang merespons objek atau bagian tubuh yang biasanya tidak bersifat seksual.

Sex toys : mainan seks.

Buddy With BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang